Tiara Pov
"Pah, Tiara berangkat ya" kataku kepada Papa yang mengantarku ke bandara.
Biasanya yang mengantarku ke kantor, pulang kantor, shopping, nyalon, itu Adit. Tapi setelah kejadian terakhir itu, dia seperti menjauhiku. Padahal aku belum memberikan jawaban apapun untuknya.
Papa juga bertanya-tanya kenapa aku tak segera menjawabnya, kenapa menggantung hubungan seperti ini sekian lama. Papa selalu saja membanggakannya.
I know that he so perfect, but I don't know what I feel with him and what I feel with Rei.
Aku melambaikan tanganku ke papa dan masuk ke bandara sambil menarik koperku yang tidak terlalu besar ukurannya.
.
.
.
.
."Akhirnyaaa" kataku saat pesawat sudah mendarat dan berhenti dengan sempurna.
Setelah turun dari pesawat dan membawa koperku, aku keluar bandara untuk mencari taksi. Aku menunjukkan alamat apartemenku, kami pun pergi menuju apartemen. Tapi sebelumnya, aku meminta sopir taksi untuk mampir di sebuah swalayan untuk membeli bahan-bahan kue ulang tahun Rei. Aku ingin membuat kue ulang tahun sendiri, agar lebih berkesan.
"Kembaliannya ambil aja ya, pak" kataku ke sopir taksi.
Aku turun dari taksi dan naik lift ke lantai 17, apartemenku dan Rei berada. Aku sangat suka dengan angka 17, makanya aku tak mau menjual apartemen ini. Padahal papa sering menyuruhku untuk menjualnya.
Aku memasukkan password apartemenku, dan masuk ke dalamnya, lalu segera menutup pintunya.
"Rasanya udah lama ga nyium bau ini" kataku sambil mengambil nafas panjang.
Aku meletakkan tas belanja di dapur dan membawa koperku ke kamar. Aku pergi menuju kamar mandi dan mengisi bathup dengan air hangat. Setelah penuh, aku masuk ke dalamnya dan merilekskan badan dan otakku yang kelelahan.
Aku memikirkan apa yang pernah kulakukan dengan Rei, apa yang bisa membuatku nyaman dengannya, apa yang telah dia perbuat, bagaimana caranya memperlakukanku, bagaimana dia sex sama mantan saat dekat denganku?
Aku juga memikirkan Adit, dia selalu saja memberikan bunga mawar dan surat cinta rahasia yang baru beberapa hari yang lalu kutahu itu dari dia, sikapnya kepadaku, dan hanya kepadaku dia seperti itu, berbeda dengan Rei yang kesemua wanita begitu.
Setelah cukup lama berendam dan memikirkan tentang mereka berdua, aku keluar dari bathup, meraih handuk, dan keluar kamar mandi.
Aku mencari baju santai yang akan ku gunakan untuk memasak kue. Setelah berganti pakaian, aku menuju dapur dan mengeluarkan bahan-bahan yang telah ku beli.
Ku campurkan tepung terigu, susu bubuk, serta coklat bubuk, dan ku aduk sampai rata. Aku memecah telur dan menaruhnya di mangkok lalu ku kocok hingga mengembang dan berbusa. Kemudian ku campur dengan campuran tepung yang tadi, tambah mentega dan ku aduk lagi.
Setelah itu ku olesi loyang dengan mentega, lalu ku masukkan ke dalamnya. Kemudian kumasukkan loyang ke dalam oven dan menungunya matang. Sambil menunggu matang, aku menonton televisi.
Setelah terdengar suara dari oven, aku mengeluarkan kue itu dan menghiasnya.
Kulihat jam menunjukkan pukul 11:30, sebentar lagi ulang tahunnya.
Ku letakkan kue tersebut sejenak di meja makan, aku menuju kamar untuk berganti pakaian dengan yang sudah kusiapkan tadi, dan berdandan secukupnya. Setelah itu aku mengambil kue ulang tahun Rei dan menuju ke apartemennya.
"Duh ini kenapa deg-deg an sih?" kataku kepada diriku sendiri.
Aku sangat ingat password apartemen Rei, ku masukkan password apartemennya dan membuka pintunya perlahan-lahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Make Me Smile (gxg)
Roman d'amour18+ Reyna adalah seorang wanita tomboy dan lesbian, sangat suka pesta dan one night stand dengan wanita. Orang tuanya mengenalkan dia dengan banyak laki-laki, berharap dia menyukai salah satunya. Akankah dia setuju dengan orang tuanya? Akankah dia b...