Episode 10

9.8K 478 12
                                    

Ku hubungi Tiara berulang kali, ia tidak merespon sama sekali. Kuputuskan untuk masuk ke studio pemotrerannya.

Aku menaiki tangga ke lantai dua. Kulihat ada seorang wanita yg di sandera, dan seorang laki-laki yg sedang mencoba melepaskan baju si wanita tapi sang wanita berusaha sekuat tenaga untuk menolak.

Setelah melihat lebih dekat, ternyata wanita itu adalah Tiara.

Langsung ku tarik kerah baju laki-laki itu dari belakang, ku bawa menjauh dari Tiara lalu kudorong dia.

Dia bangkit dan melancarkan semua jurusnya. Mulai dari meninju ke arah perut, dada, kepala, bahkan menendang semua bagian tubuhku.

Karena aku sering berlatih, aku bisa menghindari itu semua. Ya, tanpa melawan sekalipun. Aku menunggunya hingga kelelehan.

Tak seperti yg kukira, laki-laki itu malah mengambil sebuah tongkat panjang di bawah meja.

"Okay, ini lebih berat dari yg tadi" batinku sambil menguatkan kuda-kuda dan menghindari serangannya.

Ku pelajari cara dia menyerangku dan mengayunkan tongkat ke arahku, menunggu saat tepat menyerang tanpa mengeluarkan semua tenagaku.

Saat berpikir, pinggangku terkena ayunan tongkat itu.

"Aaaa!" Teriakku.

"Okay, lakuin de" pikirku.

Dengan kakiku yg panjang, ku tendang tongkat itu hingga terlepas dari tangannya. Dia mencoba untuk menyerangku, tapi segera ku balas serangannya dengan menendang kearah wajahnya, dia masih berdiri tegak dan berusaha menyerangku, ku tendang dia di bagian dada.

Kulihat dia terjatuh dan berusaha mengambil tongkat itu kembali, segera mungkin tanganku meraih tangannya dan memelintirnya, dia bisa melepaskannya, aku menjauh.

Saat dia mendekatiku aku menendangnya persis di kemaluannya. Sepertinya dia kesakitan, satpam pun berlari kearah laki-laki itu.

"Ada apa ini?" tanya Pak satpam sambil memborgol tangan laki-laki itu.

Tanpa meresponnya segera kuhampiri Tiara, dan melepaskan ikatannya. Dia langsung memelukku.

"Aaa" rintihku, dia menyentuh bagian yg terkena tongkat tadi.

"Sakit? yg mana?" tanyanya sambil memeriksa pinggangku.

"Aku gapapa, kamu gapapa kan? Maaf telat" kataku sambil mengecek kondisinya.

Satpam pun memanggil pihak polisi. Polisi memintaku memberikan keterangan, setelah itu aku dan Tiara pulang ke apartemen.

Pintu lift terbuka, aku bergegas masuk ke apartemenku, tapi Tiara mencegahku.

"Ke apartemenku dulu yaa" katanya sambil menggandeng tanganku ke apartemennya.

Dia mengambil kotak p3k di almarinya.

"Buka bajunya" katanya sambil menyiapkan peralatan.

"Bukain" godaku.

Dia memukul bahuku, wajahnya bersemu merah. Ku buka bajuku dan kutunjukkan dimana lukanya. Dia mengobati luka itu sambil masih bersemu merah.

"Kamu kan udah pernah liat, kok masih malu?" kataku menggodanya.

Dia menekan keras di lukaku membuatku kesakitan. Wajahnya makin merah membuatku gemas.

"Sakit tau" kataku sambil cemberut.
"Mau ditambahin?" katanya sambil menekan kembali luka itu, sontak membuatku berteriak kesakitan.

Dia hanya tertawa kecil mendengar teriakanku. Setelah selesai mengobatiku, aku berdiri dan hendak menuju apartemenku.

Make Me Smile (gxg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang