Episode 12

8.9K 461 21
                                    

18+

Tak seperti biasa, Riski memintaku untuk menjemputnya di perumahan sebrang jalan. Yg sangat ku tau, dia sangat malas menyebrang jalan.

Ketika sampai di depan perum, kulihat Riski bersama dua wanita. Yg satu jelas dia adalah kekasih Riski, dan yg satu dia adalah mantanku.

Dia sangat kaget melihatku bersama seorang wanita. Mereka masuk mobilku dan duduk di bangku belakang.

"Kenapa harus sama Chintya?" pikirku sambil melihat ke arah cermin dan menatap tajam Riski.

Seolah Riski tau apa yg ku pikirkan, dia membentuk kata "Sorry" tanpa mengeluarkan suara.

Aku kembali fokus menyetir dan menuju tempat makan favorit kami.

Ketika sampai di sana, keheningan menyelimuti kami. Beberapa lama kemudian, Tiara memecah keheningan itu.

"Kenalin, aku Tiara. Tetangganya Rei" katanya sambil memunculkan senyum indahnya.

"Riski" kata Riski sambil memandangi Tiara.

"Hana" kata pacarnya Riski.

Chintya, mantanku, dia hanya terdiam, tak merespon Tiara.

"Ini Chintya" kata Riski memperkenalkan mantanku kepada Tiara.

Setelah selesai makan, kami menuju ke mobil dan mengantarkan Riski dan pacarnya. Ya tentu saja Chintya ikut denganku ke apartemen.

Kulihat dari tadi mereka hanya terdiam, begitu pun aku.

Sampailah kita di lantai 17, Tiara langsung masuk ke apartemennya tanpa sepatah katapun.

Aku dan Chintya masuk ke apartemenku. Aku sangat tidak mengerti perasaan ini, hingga lupa belum memberikan kado Riski.

Setelah kami selesai mandi, ada yg memencet bel apartemen. Ku buka pintu, ternyata Tiara.

"Kok nggak masuk aja?" tanyaku setelah membuka pintu.

"Enggak, takut ganggu. Ini makan malemnya" katanya sambil memberikan dua piring berisi makanan dan kembali menuju apartemennya.

Aku menuju ke dapur dan meletakkan dua piring itu di meja makan.

"Udah laper belom?" tanyaku kepada Chintya yg sedang asik menonton televisi.

"Belum, makan aja dulu" katanya masih menatap layar televisi.

Aku pun melahap makanan tersebut. Setelah itu, aku mencuci piring dan duduk di samping Chintya.

"Apa kabar?" tanyaku kepadanya.

"Aku? Baik" katanya masih menonton televisi tanpa menoleh ke arahku.

"Bukan, suamimu" kataku.

Dia meninggalkan aku dan memutuskan untuk menikah dengan seorang laki-laki. Sampai sekarang pun aku masih sangat sakit hati ketika mengingat kejadian itu.

"Aku kesini itu karna kangen sama kamu, kenapa malah bahas orang lain?" katanya sambil melihatku dengan tatapan tajam.

"Kamu itu milik dia sekarang, aku nggak berhak sama sekali kamu kangenin" kataku sambil menatap matanya dalam.

"Enggak berhak? Karena kamu udah ada yg lain?" katanya. Kulihat matanya sembab, seperti akan meneteskan air mata.

Aku tak kuasa melihatnya seperti itu, langsung kupeluk dia. Keheningan pun terjadi.

"I miss you" kataku memecah keheningan.

Dia melepaskan pelukanku dan pergi menuju dapur. Kulihat dia sedang melahap makanan yg tadi diberikan Tiara.

Aku menghampirinya, memandangnya ketika dia makan.

"Aku kangen kamu, aku kangen semua yg ada di kamu" batinku.

Dia berdiri dan membawa piringnya ke dapur, dia hanya meletakkan piringnya di wastafel. Kebiasaannya adalah malas mencuci piring saat malam hari, alhasil paginya kami selalu telat jika mau bekerja, karena piring kotor yg menumpuk. Berbeda dengan Tiara yg selalu bersih dan rapi.

Setelah itu dia memelukku dari belakang, pelukan yg telah sekian lama tak kurasakan. Aku membalikkan tubuh menghadapnya, ku pandangi wanita yg pernah ada di hidupku ini.

Entah siapa yg memulai, saat ini kami sedang berciuman. Mulai dari ciuman perlahan hingga berubah menjadi ciuman yg berapi-api, layaknya kekasih yg telah lama tak bertemu.

Sambil tetap berciuman, kami menuju ke kamar. Dia mendorongku ke tempat tidur, kami berciuman kembali dalam posisi dia di atas tubuhku.

Setelah dia puas bermain, aku membalikkan tubuhnya. Ku buka semua bajunya dan bajuku, sampai kami telanjang bulat. Kemudian ku cium bibirnya dan turun ke lehernya. Dia membuat desahan yg sangat indah.

"Masukin Rei" katanya dengan suara desahannya.

Aku memasukkan jariku ke vaginanya. Terdengar indah desahan yg keluar dari mulutnya.

Setelah tanganku bermain cukup lama, dia mengangat pinggang ke atas, menandakan dia sudah orgasme.

Beberapa kali orgasme, kulihat dia sudah kelelahan. Kami memutuskan untuk tidur.

.
.
.
.
.

"Reiiii, bangun" kata Chintya membangunkanku.

Aku mengerjap-ngerjapkan mata. Kulihat Chintya duduk diatasku. Dia tersenyum, senyuman yg lama tak kulihat darinya.

Kami memutuskan untuk bagun dan kusuruh dia untuk mandi dulu. Aku pergi ke dapur, kulihat ada dua piring berisi makanan disana.

"Pasti Tiara. Kenapa nggak bangunin aku?" pikirku.

Aku mengirimkan WhatsApp kepada Tiara. "Selamat pagi bidadari, makasih yaa sarapannya :*" sengaja ku akhiri dengan emot cium. Aku ingin tau reaksinya.

WhatsApp ku sudah di baca, tapi setelah sekian lama tidak ada jawaban sama sekali.

"Aarrgghh kenapa sih kamu?" pikirku sambil mengacak-acak rambutku.

Chintya sudah selesai mandi, aku mempersilahkan dia makan dulu dan aku segera menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

Setelah selesai berpakaian, aku ke dapur untuk sarapan.

"Aku kerja dulu yaa" kataku setelah selesai makan.
"Aku ikutt" kaya Chintya sambil cemberut.
"Aku itu kerja, bukan main ngapain ikut?" kataku.

Ketika akan berangkat, ku dengar hpnya berbunyi.

"Halo?" kata Chintya.

".............."

"Aku di rumah temen"

".............."

"Iyaa temen, iya iyaaa aku pulang" katanya sambil menutup telpon.

Mungkin suaminya yg menelpon. Pikiranku berkecamuk, ngapain juga semalem aku tidur sama dia kalau dia sama suaminya aja kaya gitu.

"Bego" pikirku.

Aku membanting pintu dengan keras saat keluar apartemen. Ku sempatkan untuk mampir ke rumah Tiara, mengingat WhatsApp ku tidak di respon aku langsung masuk apartemennya.

Ku cari dia ke seluruh ruangan. Mataku berhenti ketika melihatnya bercermin, ku lihat bayangannya di cermin. Matanya bengkak, seperti habis menangis. Ku dekatinya.

"Kamu kenapa?" tanyaku sambil memegang bahunya.

Bersambung

Maaf baru update lagi, kemarin hp sempat rusak.

Jangan lupa add to library, vote, comment and share yaa. Buat kelanjutan ceritanya.

Don't be silent reader.

Terima kasih telah membaca.




Make Me Smile (gxg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang