7B

3.3K 297 1
                                    

"Cih, anak ini..." keluh Yoon Gi.

Ini bukan yang pertama kalinya Jimin pergi begitu saja lalu pamit dengan cara mengirimkan pesan singkat pada Yoon Gi.

"Padahal hari ini ingin sekali ku rencanakan untuk pertemuan mereka." desis Yoon Gi, tapi tidak lama dia tidak mempermasalahkannya.

Ini sudah memasuki langkah bagus. Akhirnya Jimin kembali ke Busan.

Tunggu.

"Busan?"

Tidak. Ada sesuatu yang ditakuti Yoon Gi kali ini.

**

Busan, 2019

"Hah~"

Jimin menghela napasnya, lebih tepatnya dia sedang mengatur napas dan detak jantungnya yang tidak beraturan. Bahkan dia sendiri tak begitu mengingat jelas tentang sudah berapa tahun dia tidak pulang ke Busan.

Ting Tong~

Akhirnya tangan Jimin berani untuk menekan bell rumah Eomma-nya ini. Tidak lama untuknya menunggu, terdengar suara langkah seseorang yang mendekati pintu dari dalam dan akhirnya membuka pintu itu.

"Nuguseyo? Omo! Hyung!!!"

Jimin tersenyum kaku. Ji Hyun, adik laki-laki Jimin, langsung menghambur ke dalam pelukan Jimin. Tentu saja, dia benar-benar merindukan Jimin. 

Jimin tersenyum pedih sambil mengusap pundak Ji Hyun yang terasa mulai bergetar, adiknya itu menangis sejadinya saat bisa bertemu kembali dengan kakaknya itu.

"Ya! Kenapa kau menangis?" tegur Jimin.

"Ini benar kau, kan, Hyung? Aku tidak bermimpi lagi, kan?" rengek Ji Hyun.

Jimin mengangguk dan melepaskan pelukan Ji Hyun perlahan. "Tentu saja ini aku." jawab Jimin lalu sedikit mengintip ke balik punggung Ji Hyun, "Di mana, Eomma?"

Ji Hyun menghapus air matanya, "Eomma ada di dalam, Hyung. Ayo masuk. Di luar sangat dingin." balasnya yang kemudian mempersilahkan Jimin untuk masuk.

Jimin pun mengikuti langkah Ji Hyun. Dia memutar pandangannya ke seluruh sudut rumahnya. Tidak banyak yang berubah dari rumahnya. Hanya cat rumah yang berganti warna dan beberapa furniture yang baru, yang disusun dengan sangat rapi agar ruang gerak sang penghuni rumah tak terlalu terbatas.

"EOMMA!! Lihat siapa yang datang!!" pekik Ji Hyun yang begitu bersemangat.

Teriakan Jihyun itu membuat Jimin tersadar dari lamunannya dan tersenyum tipis dengan tingkah adiknya ini. Jimin bahkan bisa mendengar suara decakan kesal ibunya, yang diyakini Jimin juga ikut terkejut akibat teriakan Ji Hyun.

"Sudah berapa kali Eomma bilang jangan.... Omo..."

Ibu Jimin keluar dari kamarnya. Ucapannya terhenti dan digantikan dengan tatapan terkejut dengan tangannya yang menutup mulutnya. Dia terlihat tidak percaya dengan apa yang dilihatnya sekarang, bahkan air matanya pun langsung mengalir deras.

"Eomma..." lirih Jimin yang langsung berlari untuk memeluk ibunya.

Ibu Jimin membalas pelukan Jimin ditemani dengan tepukan-tepukan pelan di punggung Jimin. "Anak nakal!! Tidak pernah membalas pesan, Eomma. Kenapa kau tak pernah pulang, huh? Kenapa kau tega sekali padaku?"

Tangisan Jimin pun pecah di dalam pelukan ibunya. Dia tidak bisa menjawab setiap pertanyaan yang ibunya berikan padanya. Dia hanya ingin memeluk tubuh ibunya dengan sangat erat sambil melepaskan tangisannya.

Sorry...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang