10B

3.4K 284 1
                                    

“Kalau di drama seperti itu, kan?” Dengan perlahan Seul Hee bangun dan duduk tepat di hadapan Jimin.

“Setelah mencoba ciuman pertama, kau ingin mendapatkannya terus dariku, hm. Dasar anak kecil!”

“Ish! Kenapa kau terus mengatakan itu,” protes Seul Hee dengan pukulan pelan pada dada Jimin. Jimin tertawa dan mengusap kepala Seul Hee.

“Tanpa aku menciummu terus kau harusnya tau aku ini sangat mencintaimu. Itu kan yang kau takutkan? Kau takut aku tidak mencintaimu karena aku jarang menciummu?”

Seul Hee hanya menatap Jimin dan mengerucutkan bibirnya.

“Kau sedang berkeringat, aku tidak mau menciummu.”

“Ish! Selalu membuatku kesal!” kesal Seul Hee yang langsung mencoba bangkit dari posisi duduknya, Jimin tersenyum dan dengan cepat dia menarik tangan Seul Hee dan mendaratkan bibirnya pada bibir Seul Hee.

Jimin benar-benar memisahkan jarak di antara mereka, Seul Hee pun memukul dada Jimin sekali lagi dan tertawa, dan mereka pun tertawa disela ciuman mereka.

*FLASHBACK OFF*

“Jimin …,” lirih Seul Hee.

Seul Hee terbangun, nama Jimin-lah yang disebutnya untuk pertama kali. Jungkook pun langsung menggenggam tangan Seul Hee, dia memastikan apa Seul Hee sudah bangun atau hanya mengigau.

Mata Seul Hee terbuka dengan perlahan, dia terkejut melihat Yoon Gi dan Ji Na yang berada di kamarnya. Begitu juga dengan Jungkook, wajah Jungkook yang sembab dan matanya yang bengkak. Tangan Seul Hee bergerak untuk mengusap wajah Jungkook.

“Kau menangis?”

Jungkook tidak bisa menahan tangisnya, dia lega Seul Hee bangun dan juga dia teringat dengan rasa bersalahnya.

“Ya, Jungkook-ah ….” Seul Hee langsung bangun dari posisi tidurnya dan memeluk Jungkook. Sekarang dia baru merasa jika Jungkook adalah adiknya.

Ji Na pun yang melihat itu ikut menangis.

“Jangan menangis, Jungkook …,” ucap Seul Hee yang terus mengusap kepala Jungkook, dia bisa merasa Jungkook memeluknya begitu erat, sama seperti pelukan yang dia rasakan saat Seul Hee melakukan pengobatan dulu.

“Maafkan aku… Maafkan aku, Noona,” bisik Jungkook tepat di telinga Seul Hee, Seul Hee pun ikut menangis. Tangannya berhasil memukul pelan kepala Jungkook.

“Anak nakal! Sudah kukatakan berulang kali jangan memanggilku dengan panggilan itu!” Jungkook masih menangis di dalam pelukan Seul Hee, mereka berdua persis seperti anak kecil yang bertengkar.

“Noona … Noona …,” lirih Jungkook.

Seul Hee hanya bisa menangis sambil tetap memeluk Jungkook. Dia juga bisa merasakan ketakutan dan perasaan bersalah yang Jungkook rasakan. Ji Na dan Yoon Gi pun hanya bisa terdiam melihat suasana haru ini.

***

Seul Hee mengusap kepala Jungkook yang tidur di tempat tidurnya.

“Sekarang … aku baru percaya jika dia adalah Jungkook,” ucap Yoon Gi yang memecahkan keheningan ini.

“Dia selalu seperti ini setelah memarahiku. Dia akan meminta maaf, menangis dan mengatakan jika dia tidak mau kehilanganku. Setelah itu dia tertidur,” jawab Seul Hee.

“Tapi … sepertinya ini pertama kalinya kalian bertengkar sehebat ini,” ucap Ji Na yang sudah tenang.

Seul Hee tersenyum tipis dan mengangguk.

“Aku benar-benar takut jika dia mendiamiku dan mengabaikanku seperti tadi, lebih baik dia membentakku sekeras mungkin dan setelah itu kami akan baik-baik saja.”

“Emosinya labil setelah kejadian kemarin, dia tidak bisa menerima kau diperlakukan kasar pada Jimin kemarin,” ucap Yoon Gi. Seul Hee menundukkan kepalanya.

“Setelah ini mungkin Jungkook tidak akan mengizinkanku bertemu dengan Jimin, tapi aku tidak akan menyerah begitu saja, Oppa. Hidupku tidak akan tenang sebelum aku bertemu dengannya dan dimaafkan olehnnya.”

Yoon Gi menundukkan kepalanya dan mengangguk. “Aku mengerti.”

“Sekarang lebih baik kau istirahat ya? Kau juga harus menenangkan dirimu lagi, untuk selanjutnya biar kita pikirkan nanti. Hmm?” ucap Ji Na, Seul Hee pun tersenyum dan mengangguk.

“Kalian akan tinggal di sini, kan?” tanya Seul Hee.

“Kalau yang punya rumah mengizinkan, kami akan menumpang di sini untuk beberapa minggu, atau pun bulan,” goda Yoon Gi yang diberi anggukan oleh Ji Na.

“Tentu saja kami setuju, rumah ini akan lebih ramai.”

Mereka pun tertawa.

“Kalian juga istirahat ya?”

Yoon Gi dan Ji Na pun mengangguk dan meninggalkan kamar Seul Hee. Seul Hee tersenyum tipis dan merebahkan tubuhnya di samping Jungkook.

Dia menarik selimut untuknya dan Jungkook. Tangan Seul Hee kembali mengusap kepala Jungkok, dia tersenyum melihat wajah Jungkook yang sedang tertidur seperti ini.

“Jungkook-ah… terima kasih kau selalu berada di sampingku,” bisik Seul Hee pada Jungkook.

“Jungkook-ah…  aku menyayangimu melebihi apapun. Jungkook-ah… maafkan aku. Maaf aku selalu menyusahkanmu, maaf aku selalu menyakitimu, maaf selalu membuatmu kesal padaku.”

Tangan Seul Hee beralih untuk mengusap pipi Jungkook sekarang.

“Kenapa kau tidak pernah mengeluh? Aku tau kau lelah karena aku, tapi kenapa kau tidak pernah mengeluh dan mengatakan kau lelah padaku,” ucap Seul Hee dengan suara seraknya.

“Jungkook-ah… Setelah ini, aku yang akan membuatmu bahagia, kau harus menunggu itu, hm? Kau harus percaya jika dia akan memaafkanku, setelah itu biar kita bahagia, kita atur lagi kebahagiaan yang kita rencanakan sejak kecil,” bisiknya lagi.

“Jungkook-ah… kau harus menjadi orang yang paling bahagia di dunia ini. Noona mencintaimu, Jungkook.”

Seul Hee pun tersenyum lalu mencium kening Jungkook. Setelah itu dia menenggelamkan wajahnya di dada Jungkook, lalu dia tertidur dengan tangan Jungkook yang juga memeluknya.

Tanpa Seul Hee ketahui air mata Jungkook mengalir, dia mendengar semua yang diucapkan Seul Hee padanya.

TBC

Sorry...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang