14

3K 271 1
                                    

“I say that I’ll erase you, but I can’t really let you go yet.”

***

*STILL FLASHBACK*

2 months later

            “Kalian bertengkar selama ini?” tanya Yoon Gi yang tidak percaya jika ini sudah memasuki bulan kedua pertengkaran Jimin dan Seul Hee.

“Ada apa, oppa?” Tanya Ji Na.

“Aku juga tidak mengerti, Ji Na. Aku sudah mencoba untuk berbaikan dengannya, tapi dia selalu menghindar saat aku mendekatinya.

“Seul Hee benar-benar berubah…”

Jimin dan Yoon Gi menoleh saat Ji Na mengatakan itu.

“Berubah?” tanya Yoon Gi.

“Sudah 5bulan belakangan ini dia berubah, oppa. Bahkan aku juga sudah jarang berbicara dengannya, Seul Hee seperti dingin padaku. Semenjak dia bergaul dengan Jae Bum dia menjadi seperti itu…”

“Jae Bum?” tanya Jimin dan Yoon Gi. Nama itu sangat asing bagi mereka.

“Oppa tidak tau? Dia anak baru di kelas sebelah. Waktu itu tidak sengaja Seul Hee yang mengantarkan Jae Bum ke kelasnya, mulai dari itu Seul Hee selalu menemaninya, dia bilang kasihan Jae Bum karena dia tidak memiliki teman di Korea…”

Tanpa Yoon Gi dan Ji Na tau, tangan Jimin sudah mengepal saat Ji Na menceritakan semua itu.

*FLASHBACK OFF*

BRUK! BRUK! BRUK!

“AAAKHHH!!!!!!!!”

Jimin terus memukul stir mobilnya sambil berteriak kesal. Dia kembali meminggirkan mobilnya dan melampiaskan rasa kesal nya itu. Apa yang terjadi padanya dan Seul Hee tadi selalu berputar dalam pikirannya, dan Jimin sama sekali tidak bisa membuang pikirannya itu.

Jimin mencoba mengontrol napasnya agar dia tenang, tangan Jimin terangkat dan bergetar untuk menyentuh bibirnya. Jimin memejamkan mata nya, dan kejadian tadi kembali berputar dipikirannya.

Jimin menggeram dan mengusap cepat bibirnya, seperti dia ingin menghapus semua sisa ciuman Seul Hee padanya.

“Tidak. Aku tidak akan kembali lagi padanya..”

Drrttt… Drrttt..

Ponsel Jimin bergetar. Jimin membuka matanya dan melirik ponselnya itu dengan deruan napasnya yang masih tidak teratur. Tangan Jimin pun masih bergetar saat dia memegang ponselnya.

Hoseok  hyung calling…

Jimin menarik napas panjangnya, dia bingung akan mengangkatnya atau mengabaikan panggilan Hoseok ini, tapi pada akhirnya Jimin memutuskan untuk menerima panggilan Hoseok.

“N-ne, hyung?”

“O? Jimin-ah… Gwenchana?”

Jimin menarik napasnya lagi dan mencoba menjawab pertanyaan Hoseok dengan tenang.

“Tidak bisa dibilang seperti itu, hyung. Ada apa?”

“Kau masih di Busan? Tadi ada yang datang melihat lukisanmu yang di-cancel itu, dia menyukainya dan ingin membelinya, tapi dia juga ingin bertemu denganmu…”

“Hmm, aku juga ingin kembali ke Seoul. Besok siang aku sudah ada di sana, kau atur saja jadwal pertemuan dengan nya, hyung..”

“Hm, baiklah. Sampaikan salamku pada eomma-mu, hm. Annyeoong…”

Sorry...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang