“You may say that I changed but I’m always standing in that place. I’m always there.”
***
Sore berganti malam. Setelah mereka bersama-sama membereskan barang-barang mereka, dan juga membantu Yoon Gi untuk merapihkan villa yang sedikit kotor. Mereka akhirnya mempersiapkan untuk makan malam.
Ji Na yang mengambil alih dalam membuat makan malam, dibantu oleh Yoon Gi dan juga Jimin. Jungkook dan Hoseok masih membersihkan beberapa barang yang berantakan, agar saat mereka tidur nanti mereka tidak usah membersihkannya lagi.
Sedangkan, Seul Hee. Dia mengambil alih untuk mencuci piring dan peralatan memasak. Beruntung dapur villa ini sedikit besar, sehingga dapat memisahkan jarak Seul Hee dan juga Jimin.Seul Hee terus melirik Jimin diam-diam. Dia juga tidak bisa menutupi rasa bahagianya, karena dapat berada di dekat Jimin, walaupun dia tau Jimin tidak menginginkan itu sama sekali.
“Seperti nya masih di ruang tengah, Oppa..”
Tiba-tiba lamunan Seul Hee buyar saat mendengar suara Ji Na yang berbicara pada Yoon Gi.
“Mana mungkin, kan sudah kita bereskan semuanya. Ruang tengah itu kan untuk kita tidur, sayang.” jawab Yoon Gi.
“Yasudah, aku saja yang mencarinya!” seru Ji Na karena Yoon Gi selalu ragu dengan perkataannya. Dia ingat betul jika salah satu bumbu masakan nya itu masih berada di dalam tas kecil yang dia tinggalkan kemarin karena terlalu sibuk dengan barang-barangnya yang lain.
“Yasudah, biar aku yang mencarinya. Kau tunggu di sini saja.” jawab Yoon Gi yang langsung mencuci tangannya dan pergi meninggalkan dapur.
“Ada apa, Ji Na?”, tanya Seul Hee.
“Ada satu bumbu masakanku yang aku lupa. Aku yakin tertinggal di depan..”
“DI MANA, JI NA?”, teriak Yoon Gi yang nyata nya gagal menemukan apa yang harus dicarinya itu.
Ji Na tertawa pelan dan beralih meninggalkan masakannya.“Tunggu sebentar ya, Seul Hee, Oppa…”
Seul Hee mengangguk ragu. Sekarang hanya ada Seul Hee dan Jimin di dapur. Seul Hee menjadi gugup dan sedikit takut. Dia selalu mengingat perlakuan kasar Jimin padanya.
“Kau senang dengan rencana Yoon Gi hyung ini kan?” tanya Jimin dingin.
Bahkan Jimin masih dengan posisi yang sama, dia masih membelakangi Seul Hee.
“Aku…”
“Sebenarnya apa yang kau inginkan, huh? Apa yang ingin kau ceritakan padaku?” tanya Jimin yang kini sudah membalikkan tubuhnya menghadap Seul Hee.
“Aku butuh waktu untuk menceritakan semuanya, Jimin-ah.” Jawab Seul Hee.
Jimin tertawa remeh pada Seul Hee.
“Waktu? Waktu untuk mengarang ceritamu, huh?”
Seul Hee terdiam dengan perkataan Jimin.
“Aku tidak akan mengarang apapun. Kau tidak mengerti, Jimin-ah. Aku benar-benar butuh waktu untuk menceritakan semuanya padamu.”
“Cerita apa!” emosi Jimin mulai terpancing. Dia benar-benar tidak tahan lagi dengan sifat Seul Hee yang seperti ini.
“Tentang kebodohanku yang menyuruhmu untuk meninggalkanku!” jawab Seul Hee spontan.
Bahkan air matanya sudah siap untuk mengalir di hadapan Jimin. Jimin mulai menarik napasnya dalam-dalam dan memejamkan matanya.
Perih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry...
Fanfiction[Re-Editing Process] Kesalahanku di masa lalu tentu saja tidak bisa dimaafkan. Begitu dalam aku menyakitinya, aku bahkan pantas mendapatkan balasan karena telah menyakitinya, tapi kali ini... Aku ingin sekali bisa kembali bertemu dengannya untuk men...