15

3.2K 271 3
                                    

“I saw it coming, I didn’t know you were such a part of me.”

***

A month later

Busan, 2019

“Kalian tidak suka ya tinggal di sini?”

“Aigoo, bukan begitu, Seul Hee. Kami sudah terlalu lama di sini, Yoon Gi oppa harus kembali bekerja, dan aku juga sudah mendapat tawaran baru. Jadi kami harus kembali ke Daegu…” jawab Ji Na yang melihat Seul Hee terlihat sedih saat mereka siap-siap untuk kembali ke Daegu.

“Jungkook juga sudah mulai bekerja di sini, pasti aku akan kesepian di rumah…”

Yoon Gi tersenyum dan menjatuhkan telapak tangannya di atas kepala Seul Hee.

“Kalau kau kesepian, kau bisa menghubungiku, atau datang ke Daegu. Aku akan mennjemputmu jika Jungkook tidak bisa mengantarmu. Jarak Daegu-Busan tidak terlalu jauh kan?”

Seul Hee hanya mengangguk lemas. Yoon Gi tersenyum tipis dan mengacak rambut Seul Hee, lalu dia membisikkan sesuatu pada Seul Hee.

“Jangan sakiti dirimu lagi. Ini bukan akhir..”

Seul Hee diam, dia bingung apa yang dimaksudkan oleh Yoon Gi. Sampai akhirnya Ji Na memeluknya.

“Jangan sakit lagi…” bisik Ji Na yang terdengar menahan tangis. Seul Hee hanya mengangguk dan mengusap punggung Ji Na. Tidak lama setelah itu pun mereka melambaikan tangan dan berpisah. Seul Hee terlihat menahan sedihnya kali ini.

“Aku akan mencoba untuk tidak pulang larut seperti di LA lagi..” ucap Jungkook yang menangkap kesedihan Seul Hee itu.

“Kalau bisa tidak apa-apa, tapi jika kau tidak bisa jangan memaksakannya lagi hanya untukku, aku tidak mau kau mendapat masalah lagi karena aku..”

“Aku tidak…”

“Mulai sekarang jangan tutupi masalahmu lagi dariku, Jungkook-ah. Aku tidak apa-apa, aku juga tidak akan sakit lagi jika itu yang kau takutkan. Jika kau tutupi terus, aku akan sakit jika mengetahuinya…”

Jungkook tersenyum tipis.

“Aku mengerti…”

***

_Seul Hee Pov_

Sekarang mulai sepi, setelah Jungkook pergi bekerja rasa sepi itu langsung menyelimutiku. Memang tidak berbeda dengan keadaan sebelumnya, tapi aku masih tidak bisa jika tinggal di dalam rumah yang sepi. Jungkook juga membeli rumah yang lumayan besar untuk kami, dia masih ingin memberikan kesempurnaan untukku.

“Bukankah hobi-mu dengan Ji Na sama? kenapa kau tidak melanjutkan menulis? Lalu kau coba untuk mengirimnya ke penerbit seperti yang Ji Na lakukan?”

Perkataan Yoon Gi oppa malam itu benar, tapi tiba-tiba aku kehilangan rasa percaya diriku untuk kembali menulis. Apa yang aku tulis? Sedangkan pikiranku hanya tersudut pada Jimin.

“Nona, apa nona ingin aku buatkan teh hangat?”

Tiba-tiba ahjumma datang, ahjumma selalu menawarkanku teh hangat saat melihatku seperti ini.

“Tidak usah, ahjumma. Hmm, ahjumma duduk saja di sini. Temani aku…”

Ahjumma terlihat tersenyum dan duduk di sampingku.

“Ahjumma… Sudah berapa lama bekerja untuk keluargaku?” tanyaku mencoba memulai pembicaraanku dengan ahjumma. Ini hal yang sangat langka sekali aku memulai obrolan dengan orang lain.

Sorry...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang