"I should've treated you better when I had you."
**
Daegu, 2019
"Kau mau menginap untuk beberapa hari ini? Memangnya kau tidak bekerja?" tanya Yoon Gi pada Jimin yang baru saja merebahkan tubuhnya di atas sofa rumahnya.
"Aku meliburkan diri dulu. Belakangan ini aku susah mendapatkan imajinasi yang bagus, jadi aku ingin istirahat dulu."
"Aku kira kau ingin menanyakan tanggal yang tepat untuk bertemu Seul Hee."
Jimin terdiam.
"Aku... Tidak yakin akan bertemu dengannya." Jawab Jimin.
"Kenapa?"
Jimin menarik napasnya dalam-dalam.
"Aku hanya tidak ingin melihatnya lagi."
"Hanya bertemu untuk minta maaf dan menyelesaikan masalah kalian. Setelah itu terserah apa yang ingin kau lakukan."
"Apa yang belum selesai, Hyung? Semuanya sudah selesai. Dia yang menyakitiku, dia meninggalkanku, bahkan dia membuangku benar-benar seperti sampah. Semua nya sudah selesai, Hyung." jawab Jimin sambil menahan emosinya.
"Ada yang belum kau ketahui."
"Apa?"
Yoon Gi menarik napasnya dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan, "Kau harus dengar sendiri darinya. Jika kau penasaran, kau harus bertemu dengannya."
"Bagaimana saat aku bertemu dengannya aku ingin membunuhnya, Hyung?" tanya Jimin dengan tatapan serius, yang tidak diindahkan oleh Yoon Gi.
"Kau tidak akan berani melakukan itu, Jimin-ssi." jawab Yoon Gi dengan raut wajah serius.
"Kalau begitu beri aku alasan kenapa sekarang kau dan Ji Na, yang selama ini berdiri di pihakku, kini justru mendorongku untuk kembali bertemu dengannya, Hyung."
Yoon Gi menghela napasnya, "Karena Jungkook. Jungkook tak pernah mengemis sedikitpun pada kita. Anak itu terlihat benar-benar kacau saat pertama kali bertemu denganku. Persis seperti yang dilakukannya padamu."
"Alasannya tak mendukung."
"Ck! Pikirkanlah dulu sebelum egomu kembali menguasaimu." Kesal Yoon Gi yang bersiap meninggalkan Jimin ke kamarnya.
"Pindah ke kamarku saja kalau mau tidur. Kau memangnya mau sendirian di sini?"
"Hmm, aku akan masuk nanti. Aku ingin mencari udara segar dulu."
Yoon Gi mengangguk mengerti dan meninggalkan Jimin sendirian di ruang tengahnya.
Jimin bangun dari posisi tidur nya dan keluar menuju halaman belakang rumah Yoon Gi. Rumah Yoon Gi benar-benar cocok untuk menenangkan diri. Jimin menatap ke atas langit, tidak ada bintang malam ini.
Tiba-tiba memori itu terputar kembali di dalam ingatan Jimin.
***
Years ago...
"Aish, untuk apa dilihat terus? Tidak ada bintang malam ini, Sayang." tegur Jimin pada Seul Hee yang sedari tadi melihat ke atas langit.
"Kalau tidak ada bintang, berarti akan turun hujan, ya?"
"Hei, berhenti untuk mengatakan hal yang sudah kau tau. Ada apa denganmu, hm? Aku merasa sepertinya semua pembicaraanmu itu bukan hal yang ingin kau katakan padaku."
"Euh, jadi begini... Hmm, Jimin-ah..."
Jimin hanya menatap Seul Hee, menunggu yeoja-nya ini menyelesaikan perkataannya.
"Tadi... Euh... Kau tau Kim Eun Ah tidak?"
Jimin terlihat berpikir sejenak lalu mengangguk. "Teman sekelasmu yang fashionista itu, kan? Ada apa dengannya, hm?"
Seul Hee mengalihkan pandangannya ke kanan dan ke kiri untuk menghindari tatapan Jimin, dia benar-benar bingung bagaimana cara menyampaikannya pada Jimin tanpa terasa canggung sama sekali.
"Ada apa, hm? Dia mengejekmu lagi?" Tagih Jimin.
"Aniya, bukan tentang itu." jawab Seul Hee spontan dengan menggelengkan kepalanya.
"Lantas apa, hm? Jangan buat aku penasaran terus." Protes Jimin.
"Jadi... Dia itu menceritakan tentang...."
Seul Hee kembali menggantungkan perkataannya, Jimin benar-benar sabar menunggu setiap perkataan Seul Hee.
"Tentang apa, Sayang?"
"Tentang pengalaman berciumannya." Jawab Seul Hee yang langsung menggerutu menahan malu.
Jimin terdiam sebentar menatap Seul Hee, lalu tawanya meledak.
"Aish, kenapa kau tertawa, huh?" Sebal Seul Hee.
"Ekhm, ok. Pengalaman berciuman Kim Eun Ah. Lalu ada apa dengan itu, huh?"
Seul Hee hanya menatap Jimin sebal. Dia merasa Jimin mulai menggodanya atas topik pembicaraan yang dibahasnya.
"Kau belum pernah berciuman?" Tanya Jimin sambil menatap kedua mata Seul Hee.
Seul Hee menggelengkan kepalanya dengan ekspresi wajah yang benar-benar polos menurut Jimin. Jimin tersenyum dengan jawabannya.
"Berarti jika aku yang menciummu itu akan menjadi ciuman pertamamu?" Tanya Jimin.
Seul Hee mengangguk dengan polos lagi.
"Aku hanya penasaran bagaimana rasa nya. Bagaimana orang-orang yang berkencan itu berciuman." Jawab Seul Hee polos.
Jimin tersenyum lagi dan memeluk tubuh Seul Hee, tepatnya membiarkan Seul Hee bersandar di dadanya, sedangkan dia hanya terus mencium puncak kepala Seul Hee.
"Apa lagi, hm?"
"Aku... Hanya ingin..."
CHUP~
Dalam hitungan detik Jimin mendaratkan bibirnya di atas bibir Seul Hee. Perlahan Jimin mulai menggerakkan bibirnya di bibir Seul Hee dengan lembut, tangan mereka saling menggenggam dan tangan Jimin yang satunya masih merangkul tubuh Seul Hee.
Tidak lama Jimin melepaskan ciumannya dengan Seul Hee. Dia tersenyum sambil mengusap pipi Seul Hee, Seul Hee pun membalas senyuman Jimin.
"Jadi... Bagaimana rasanya, hm? Bagaimana ciuman pertamamu gadis kecil?" Ledek Jimin.
Seul Hee hanya tertawa geli dan menghambur ke dalam pelukan Jimin.
Jimin pun membalas pelukan Seul Hee dan mendekatkan mulutnya ke telinga kiri Seul Hee untuk membisikkan.
"Kau juga yang pertama untukku."
***
Kembali Jimin memejamkan matanya untuk meredam kepedihan akan berputar kembalj kenangan manis itu di dalam kepalanya. Kenangan manis yang berubah menjadi pahit dalam waktu yang cepat. Air mata Jimin kembali terjatuh tanpa dia sadari.
"Kau juga yang pertama menyakitiku, Jeon Seul Hee." Lirihnya.
Dia benar-benar bingung. Apa dia memanf harus menuruti permintaan Jungkook dan Yoon Gi untuk menemui Seul Hee? Tapi, dia bahkan sudah merasa sakit hanya dengan mengingat wajah Seul Hee. Apa yang akan terjadi nanti jika dia benar-benar dipertemukan denhan Seul Hee?
**
From : Jimin
"Aku pergi ke Busan pagi-pagi sekali. Maaf tidak sempat pamit langsung denganmu, Hyung."
Begitu isi pesan singkat yang Jimin kirimkan untuk Yoon Gi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry...
Fanfiction[Re-Editing Process] Kesalahanku di masa lalu tentu saja tidak bisa dimaafkan. Begitu dalam aku menyakitinya, aku bahkan pantas mendapatkan balasan karena telah menyakitinya, tapi kali ini... Aku ingin sekali bisa kembali bertemu dengannya untuk men...