Epilogue

7.3K 399 75
                                    

7 months later…
Haze’s Art
Seoul.

“Aku bilang jangan bergerak dulu, Sayang.” Protes Jimin.

“Masih lama? Aku sudah pegal duduk seperti ini, lagi pula kan tadi nya aku hanya duduk di sini. Kenapa kau tiba-tiba menyuruhku untuk tidak bergerak?” protes Seul Hee tak kalah kerasnya.

Jimin hanya terkekeh, “Siapa suruh view-mu begitu indah untuk objek-ku?”

Seul Hee hanya menggerutu sendiri dan kembali tersenyum seperti arahan Jimin. Awalnya Seul Hee hanya menemani Jimin di galerinya karena Jimin bilang dia ingin mencari inspirasi baru. Lalu Seul Hee duduk di pinggiran jendela galeri Jimin. Jimin mulai mengamati Seul Hee setelahnya dia menyuruh Seul Hee untuk tetap seperti itu, akhirnya Seul Hee menjadi objek lukisannya.

“Nah, selesai. Kau boleh bergerak sekarang.” Ucap Jimin dengan senyuman puas di wajahnya.

Seul Hee bangkit dari posisinya dan merenggangkan otot-ototnya sejenak, lalu berlari sedikit untuk menghampiri Jimin. Seul Hee berdiri di belakang Jimin dan memeluk namja nya itu dari belakang, serta ditaruhnya dagunya itu di pundak Jimin.

“Bagaimana, hm?” Tanya Jimin yang terdengar puas dengan hasil lukisannya.

“Waah, benar-benar sama. Bagus sekali. Kau memang yang terbaik!” seru Seul Hee.

“Ini pertama kalinya aku menjadikan manusia sebagai objek lukisanku.” Ucap Jimin masih dengan senyumannya.

“Eoh? Benarkah? First try-mu bahkan sudah sebagus ini. Kau benar-benar hebat.” Seru Seul Hee lagi yang benar-benar bangga pada Jimin.

Jimin tersenyum dan menarik pelan tangan Seul Hee, lalu menyuruh Seul Hee untuk duduk di pangkuannya. Mereka saling melemparkan senyuman dan tatapan, tangan Jimin terangkat untuk mengusap pipi Seul Hee, lalu beralih ke lengan Seul Hee.

“Sudah ingin hilang ya?” katanya sambil mengusap lengan Seul Hee.

“Hmm, Kim uisa bilang kemungkinan satu sampai dua bulan lagi bekasnya akan benar-benar hilang.” Jawab Seul Hee yang ikut melihat lengannya.

“Ah iya, ada yang aku lupa.” Ucap Jimin tiba-tiba yang langsung merogoh sakunya, dan membiarkan benda itu berada di dalam kepalan tangannya, “Kau pasti terkejut dengan ini, tapi aku mohon. Jangan dibuang lagi ya?”

Jimin membuka kepalan tangannya bersamaan dengan anggukan kepala Seul Hee, mata Seul Hee melebar saat melihat barang yang Jimin tunjukkan padanya.

“Kalung ini? Kau masih menyimpannya?” Tanya Seul Hee masih tidak percaya.

“Aku hanya menyelamatkan liontinnya saja, rantai kalung ini baru.” Jawab Jimin. “Aku ingin mengembalikan ini ke pemiliknya, apa pemiliknya akan kembali menerima kalung ini?” Tanya Jimin.

Seul Hee mengangguk dengan matnaya yang sudah berkaca-kaca. “Tentu saja. Aku mau.”

Jimin tersenyum dan kembali memakaikan kalung itu di leher Seul Hee, dengan posisi berhadap-hadapan dengan Seul Hee.

“Sudah.” Ucap Jimin.

Seul Hee terlihat senang dan tak henti-hentinya menatap kalung yang melingkar di lehernya itu, “Bodoh sekali aku membuangmu waktu itu. Maaf ya.” Ucapnya pada kalung itu.

Jimin terkekeh dan mengusap kepala Seul Hee. Seul Hee kembali menatap Jimin dan mencium kening Jimin.

“Gomawo…. Oppa…” jawab Seul Hee, dengan suara lembut saat mengucapkan Oppa pada Jimin.

Jimin terlihat terkejut dengan apa yang didengarnya, “Apa? Apa yang kau katakan tadi? Aku.. Tidak salah dengar kan?”

Seul Hee terkekeh, “Aku pernah bilang jika aku akan memanggilmu Oppa saat kita menikah, tapi… Aku anggap kalung ini adalah tiket cepat untuk memanggilmu itu ya?” ucap Seul Hee.

Jimin tersenyum dan menggelengkan kepalanya, “Tiket cepat? Harusnya kau harus sabar menunggu, karena…” Jimin menggantungkan perkataannya dan kembali mendekatkan wajahnya dengan wajah Seul Hee, “Karena aku sudah mempersiapkan pernikahan kita.” Bisiknya.

“Hmm?” respon Seul Hee masih tidak percaya.

“Aku akan menikahimu sebentar lagi. Jadi… Maukah kau… Jeon Seul Hee menjadi calon istriku yang akan menemani sisa hidupku, hm?” Tanya Jimin yang menegaskan suaranya.

“Tentu saja aku mau.” Jawab Seul Hee.

Mereka pun tertawa dan tidak perlu menunggu lama lagi, bibir mereka pun sudah bertautan dan kembali menciptakan suara yang disebut dengan decitan oleh Hoseok. Mereka benar-benar terlarut dalam ciuman mereka.

“Astaga! Haruskah aku melihat kalian seperti ini setiap saat!!” teriak Hoseok yang membuat Jimin dan Seul Hee melepaskan ciuman mereka, lalu tertawa bersama di atas kekesalan Hoseok.

**

END

Sorry...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang