“I said that I’ll erase you, but I can’t really let you go yet.”
**
“Kita harus mencuci piring ini dengan cepat. Udara semakin dingin, kita bisa saja terserang flu karena terlalu lama main air.” Ucap Hoseok yang mulai mempercepat gerakan tangannya untuk mencuci piring mereka.
Seul Hee tersenyun dan mengangguk, “Baik, Oppa.”
Seul Hee senang bisa mengenal Hoseok dan menjadi dekat dengannya. Hoseok asalah pribadi yang sangat ceria dan pintar menciptakan suasana yang menyenangkan tiap hari nya di sini, tapi Hoseok akan menjadi pribadi yang serius saat dia tau keadaan itu asalah keadaan yang sedikit atau bahkan sangat menegangkan. Tergantung situasi dan kondisi di mana dia berada.
Bahkan Hoseok bisa dengan mudah mendekatkan dirinya dengan Seul Hee, padahal dia tau Seul Hee tidak bisa dengan mudah dekat dengan seseorang yang baru saja dikenalnya.
“Kenapa tersenyum terus?” tanya Hoseok yang membuyarkan lamunan Seul Hee.
Seul Hee menggelengkan kepalanya dan tersenyum lagi, “Tidak ada apa-apa.”
“Kau terpesona dengan ketampananku, hm?” goda Hoseok.
“Aish, oppa ini percaya diri sekali. Aku hanya memikirkan awal kita bertemu. Dengan mudahnya kau membuatku ingin dekat juga denganmu.” Ucap Seul Hee akhirnya memilih untuk mengaku pada Hoseok.
“Hmm, aku kan tidak ingin kita canggung terlalu lama. Lalu nanti saat sudah waktunya kita kembali ke rumah masing-masing kita baru dekat. Bukankah biasanya orang yang tertutup itu seperti itu, hm?”
Seul Hee tersenyum lagi, “Hmm, benar.”
“Aku iri pada Jimin yang bisa memilikimu, Seul Hee.” Gumam Hoseok.
“Sempat memilikiku lebih tepatnya, Oppa.” Jawab Seul Hee membenarkan.
Hoseok tersenyum lalu membuka sarung tangannya, dan meletakkan tangannya di kepala Seul Hee, “Kau akan mendapatkannya kembali. Aku yakin itu.” Bisik Hoseok.
Tanpa mereka tau, kembali Jimin menangkap kedekatan mereka, dia merasa sedikit marah saat melihat Hoseok menaruh tangannya di kepala Seul Hee tanpa dia tau apa yang sedang mereka berdua bicarakan.
**
Waktu sudah menunjukkan waktu tidur, mereka yang terlalu asik mengobrol di ruang TV pun akhirnya terburu-buru membantu Jimin dan Jungkook mempersiapkan tempat tidur mereka.
“Biar aku bantu.” Ucap Seul Hee pada Jimin.
Dengan kasar Jimin menghempaskan alas tidur yang dipegang Seul Hee, “Tidak perlu. Aku bisa sendiri. Kau bantu saja yang lain.” Ucapnya dengan dingin pula.
“Tapi kau terlihat kesulitan, Jimin-ah. Jadi aku…”
“Aku tidak perlu bantuanmu.” Ucap Jimin.
“Arra.” Lirih Seul Hee.
Tidak menunggu waktu lama tempat tidur mereka pun sudah siap, dan mereka langsung membaringkan tubuh mereka. Seul Hee memiringkan posisi tidurnya ke arah Jungkook.
“Kau belum tidur?” tanya Seul Hee.
Jungkook tersenyum, “Baru mau tidur. Kau sendiri?”
“Aku belum bisa tidur. Mataku terasa segar sekali.” Jawabnya.
“Ada yang kau pikirkan?” tanya Jungkook yang mulai mengusap kepala Seul Hee, sedikit menangkap kegelisahan saudara kembarnya itu.
“Banyak, tapi tidak biasanya seperti ini.”
![](https://img.wattpad.com/cover/103177096-288-k306400.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry...
Fanfiction[Re-Editing Process] Kesalahanku di masa lalu tentu saja tidak bisa dimaafkan. Begitu dalam aku menyakitinya, aku bahkan pantas mendapatkan balasan karena telah menyakitinya, tapi kali ini... Aku ingin sekali bisa kembali bertemu dengannya untuk men...