5. Perjanjian

189K 9.9K 154
                                    

Siang Tadi, Queensyah benar-benar datang kebutik Tarrisa diantar oleh Andrian. Tarrisa sangat senang ketika melihat Queensyah masuk kedalam butiknya, Sesungguhnya keadaan didalam butiknya yang sunyi tergantikan oleh ocehan lucu dari bibir Queensyah.

Tarrisa memang suka mengajak ngobrol pegawainya tetapi slalu saja dijawab dengan canggung. Mereka masih tidak terbiasa mengobrol dengan Tarrisa.

Andrian:

Bisa ketemuan?

Jantung Tarrisa sudah berdetak dua kali lebih cepat hanya melihat pesan masuk dari Andrian. Dengan cepat Tarissa langsung membalas pesan itu.

Tarrisa:

Bisa

Setelah menjawab itu Tarrisa berguling diatas ranjang King sizenya sambil tersenyum. Entah kenapa Tarrisa sekarang mirip dengan seorang anak remaja yang baru merasakan cinta padahal umur Tarrisa sudah sangat matang dan ini bukan sekian kalinya dia dekat dengan lelaki.

Tapi efek yang diberikan Andrian benar-benar berbeda dari sebelumnya. dulu mantan mantan Tarissa berusaha untuk menggapainya dan Tarrisa yang susah untuk jatuh cinta, Ini beda ketika melihat Andrian jantung Tarrisa 2 kali lebih cepat.

Andrian:

Jam 7 malam saya jemput.

🌊🌊🌊

Sekarang sudah jam 18.00 Tarrisa sudah akan bersiap-siap. Setelah membersihkan tubuhnya Tarrisa segara mengambil salah satu Dress yang ada dilemari nya.

Pilihan Tarissa jatuh kepada Dress biru dongker yang bermotif. Setelah memakai Dress dia merias sedikit riasan di wajahnya. Make up yang sangat tipis dan terlihat sangat natural. Sebenarnya Tarrisa tidak tau Andrian akan mengajaknya kemana tapi dia ingin tampil cantik didepan Andrian entah kenapa.

Tarrisa mengambil parfume diatas nakas, parfume yang bermerk Victoria screet itu ia semprotkan di pakaiannya.

Melihat pantulan dirinya diatas cermin.

Sempurna Guman Tarrisa.

Tarrisa berjalan keluar kamar. Menuruni tangga yang cukup berliku bagaikan kehidupan Tarrisa.

Tarissa sudah melihat sosok pria yang ada diatas sofa dan sedang mengobrol dengan papanya. Tarrisa mencari keberadaan Queensyah tetapi nihil.

"Queensyah mana?" Tanya Tarrisa membuat Andrian menoleh kepadanya. Andrian menatap Tarrisa dari atas sampai bawah tetapi ekspresinya tak berubah tetap seperti biasa datar.

"Nggak ikut" Jawabnya singkat lalu berpamitan dengan Abraham dan juga Melannie yang baru keluar dari arah dapur.

Setelah berpamitan Tarrisa dan Andrian menuju Rangerover Andrian lalu memasukinya.

"Cantik" Ucap Andrian pelan menatap Tarrisa yang tengah menatap jendela.

"Hah?" Tarrisa yang merasa dirinya dipuji, pipi nya memerah.

"Nggak usah gr, maksut ku bajunya cantik!" Jawab Andrian gelagapan membuat sudut bibir Tarrisa melekung. Tapi di satu sisi Tarissa sangat senang Andrian sekarang mengucapkan aku-kamu bukan saya-kamu lagi.

"Kalo mau puji-puji aja kali nggak usah ngeles" Tarrisa berucap sambil tertawa Andrian mendengus masih dengan ekspresi datarnya.

Tarissa tidak tahu mengapa hari ini dia merasa dekat dengan Andrian.
Tak ingin membuat keheningan dimobil Tarrisa berusaha mencari topik.

"Kenapa Queensyah nggak ikut?" Tanya Tarrisa

"Aku mau ngomong penting sama kamu. Nggak enak kalo Queensyah tau."

Tarrisa menghela nafas dilubuk hatinya Tarissa penasaran apa yang Andrian akan sampaikan.

Setelah berapa menit mereka telah sampai Andrian mengajak Tarrisa kesejahteraan restoran yang cukup elite kali ini bukan tempat makan yang bernuasa daerah tapi Andrian mengajak Tarrisa ke sebuah restoran yang bernuasa Eropa dan klasik.

Didalam restoran itu tidak terlalu ramai. Andrian memimpin jalan padahal tanpa Andrian ketahui Tarrisa tengah menggeram dia ingin Andrian berjalan bersamanya menggenggam tangannya dan yah dia ingin Andrian memperlakukannya sebagai sepasang kekasih.

Tatapi siapa Tarrisa, Tarissa hanya seorang wanita yang tanpa sengaja menolong Andrian.

Setelah mereka duduk seorang pelayan menghampiri meja Mereka menanyakan jenis makanan apa yang akan mereka makan. Tarissa mengikuti apa yang dipesan oleh Andrian ketika mendengar Andrian ingin mengobrol penting dengannya mood makan Tarrisa menurun yang ia inginkan sekarang hanya mendengar apa yang akan Andrian katakan.

"Sepertinya kamu tidak sabar dengan apa yang akan kubicarakan" Mata Andrian memicing menatap dalam Tarrisa.

"Apakah wajahku menunjukan semuanya?" jujur Tarrisa sesungguhnya dia ingin segera mengetahuinya.

"Ya kalo begitu aku akan membicarakannya sekarang"

"Oke katakan saja,"

"Aku ingin kau menikah denganku menjadi ibu dari Queensyah," Mata Tarrisa membulat jantungnya berdetak kencang bagaimana cowok itu mengatakan dengan santai sedangkan jantung Tarrisa sudah ingin lepas.

"Ya atau ya, Ini keuntungan aku mendapatkan ibu untuk Queensyah dan kamu mendapatkan suami, aku tahu kalau kamu sudah dikejar ibumu dengan pernikahan dan juga umurmu sudah dua puluh sembilan tahun. Jika kamu menerimanya kamu tidak perlu lagi susah-susah mencari calon suami."

"Jadi kamu kira aku ini nggak laku?" Mata Tarissa berubah menjadi menyala bagaimana tidak Tarissa merasa dia mendapatkan sindiran dari Andrian.

"Ya begitulah, Kalo kamu laku, diumurmu yang akan memasuki kepala tiga kamu sudah menikah dan memiliki seorang anak"

"Enak saja banyak kok yang naksir aku tapi aku sangat seleksi dalam memilih karena yang kutahu pernikahan tidak main-main dan aku tidak ingin mendapatkan calon yang salah"

"Terserah aku hanya ingin mengetahui jawabanmu saja apa kau mau?"

"YA" Sentak Tarrisa, Membuat pelayanan yang tengah mengantarkan makanan ke meja Mereka pun terkejut. Pemandangan Andrian tengah tersenyum tak luput dari penglihatan Tarissa, lelaki berwajah datar itu tersenyum dan Senyuman nya bisa meruntuhkan dunia Tarrisa.

Tarrisa sangat yakin dengan jawabnya ini dia bersedia, SANGAT. Didalam lubuk hatinya dia menginginkan Andrian dan dia merasa Andrian adalah calon yang tepat walau laki-laki itu tidak mencintainya. Atau belum.

Jika mereka sudah menikah Tarrisa akan berusaha membuat Andrian jatuh kepelukannya. Ya semoga itu terjadi.

"OH aku sangat senang kamu menerimanya tetapi aku ada perjanjian" Andrian mengeluarkan kertas didalam kantung jas dongker nya dan memberikan kepada Tarissa.

"Apa ini?"

"Baca dan tanda tangani"

"Dimana penanya?" Tanya Tarrisa Andrian mengeluarkan pulpen yang ada didalam jas nya.

Tarrisa dengan cepat menandatangani perjanjian itu.

"Apa kamu tidak ingin membacanya?"

"Untuk apa, toh kamu memaksaku juga akhirnya kan?"

"Pernikahan kita akan dilangsungkan minggu depan" Andrian masih berucap datar.

"APA!" Teriak Tarrisa membuat dia menjadi perhatian para pengunjung.

Ya Tarissa yakin kalau dia bisa membuat Andrian mencintainya.

🌊🌊🌊

MAKASIH YA ATAS VOTE DAN KOMEN KALIAN. MAAF KALO BANYAK TYPO SOALNYA AKU KALO NULIS LANGSUNG PUBLISH. BTW YANG NAMA TARISSA ITU EMANG SUKA TYPO JADI TARRISSA MAAF YA NANTI AKU BENERIN.

My Hot DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang