25. Perasaan

135K 6.7K 202
                                    

Andrian masih mengingat apa yang Valeta ucapkan ada rasa bersalah di dalam benaknya tapi bagaimanapun perasaan tidak ada yang bisa memaksakan. Tapi ada sesuatu yang membuat Andrian merasa terkejut seseorang yang benar benar sulit dia lupakan akan kembali.

Flashback

Andrian menatap Valeta dengan dingin. Demi tuhan dia tidak senang dengan kehadiran perempuan sekarang apalagi perempuan itu sedang menatapnya dengan senyuman yang terus terpancar.

"Cepat bicara, jika tidak ada yang penting aku akan pergi"

"Eh---" Valete pun menghela nafas. Dia bisa memaklumi sifat Andrian yang sangat dingin dengannya.

"An apa kamu tau kenapa aku berselingkuh dibelakang mu? " Tanya Valeta serius jantungnya berdetak dua kali lebih cepat apalagi sekarang dia akan mengatakan perasaannya.

Andrian menaikkan alis, merasa sangat bosan dengan topik pembicaraan Valeta.

"Aku bener-bener minta maaf atas kesalahan aku itu, aku emang salah An tapi kamu harus tau posisi aku dulu. Kamu menikahi aku karena kamu kasihan kan dengan aku yang mencintai kamu" Mata Valeta sudah memerah menahan tangis. Mengingat masalah memang sangat menyakitkan.

"Kamu pikir aku nggak tau An? kamu salah besar. Aku tau, apalagi ketika aku tau hati kamu hanya buat Dunia sahabat aku sendiri aku bener-bener kehilangan arah An. Sampe akhirnya aku cari pelampiasan dan berunjung selingkuhin kamu. Aku tau itu salah tapi aku nggak bisa terus-terusan kuat terus-terusan nggak tau apa-apa aku cape an. Mungkin memang berpisah adalah takdir kita. Aku tidak menyalahkan takdir atas apa yang menimpaku, melihat kamu yang sudah berbahagia dengan Tarrisa membuat aku berpikir bahwa aku juga harus menemukan kebahagian aku sendiri"

"Kenapa aku sangat bodoh dulu, jelas-jelas kamu tidak pernah menyatakan cinta kepadaku seharusnya kamu jujur An dari awal aku nggak akan mau maksa kamu buat nikahin aku." Valeta tersenyum getir

Andrian mematung, tidak tau lagi harus menjawab apa. Sedangkan Valeta sudah menangis.

"Maaf Val, Maaf, Aku pikir pernikahan kita dulu bisa membuat aku melupakan Dania. tapi nyatanya sampai sekarang pun aku belum bisa mencintai kamu" Jawab Andrian tulus

"Apa sekarang kamu masih mencintai Dania? aku harap itu tidak lagi An. Aku tidak ingin Tarissa sepertiku"

"Aku cinta Tarissa" Jawab Andrian mantap. Valeta tersenyum kecil

"Suami Dania meninggal dan sekarang dia sudah pulang di jakarta. Dan" Valeta tidak melanjutkan ucapannya tetapi wanita itu mengambil handphonen yang berada di tas kecilnya.

Menunjukan layar handphone itu ke Andrian. Andrian mematung membacanya.

Dania: Kamu sudah ceraikan dengan Andrian? Apa boleh sekarang aku memilikinya?

Rahang Andrian mengeras dengan semudah itu wanita yang dulu benar-benar mencapakkanya berbicara.

"Aku harap cinta kamu untuk Tarissa lebih besar An"

Flashback off

Andrian merasakan pelukan erat dipingganya. Jantungnya berdetak lebih kencang melihat ternyata Tarissa yang memeluknya dari belakang.

Andrian membalas pelukan Tarissa. Mengeluarkan puncak kepala wanitanya. Andrian yakin Tarissa adalah kebahagiaannya.

•••

Pagi yang cerah, Andrian tidak mendapatkan Tarissa di sampingnya lagi Andrian tau pastih Wanita itu se
membuatkan sarapan untuk mereka. Hari ini akan jadi hari yang melelahkan karena pekerjaan dikantor menumpuk.

Andrian segera membersihkan diri lalu merapikan pakaiannya lalu turun kearah meja makan. Disana sudah ada Tarissa dan Queensyah mereka sedang mengobrol bersama.

Andrian melihat Queensyah yang memakai pakaian baru nya. Pakaian anak sekolah tk. Tak terasa gadis kecilnya itu sudah bersekolah padahal Andrian masih ingat Queensyah bayi yang sering menangis karena kelaparan.

"Hi anak daddy mau sekolah nih!!" Ucap Andrian.

Ibu dan anak itu menoleh lalu tersenyum senang apalagi Queensyah yang tidak sabar ke sekolah barunya sedangkan Tarissa langsung menyiapkan sarapan untuk Andrian.

Mereka pun sarapan dengan damai. Setelah itu seperti biasa Tarissa mencium tangannya dan Andrian mengecup dahi Tarissa biasanya Queensyah ikut menyium tangannya. Anak itu tidak diantar Andrian kesekolah barunya tetapi Tarissa yang akan mengantar dan menemani Queensyah di hari pertamanya.

Mobil Andrian keluar dari perkarangan rumahnya dia langsung menuju perusahaan miliknya.

Setelah sampai Andrian menuju lift menuju singgahsananya yang berada di lantai paling atas di perjalanan menuju lift semua memberi salam kepada Andrian. Setelah menunggu beberapa menit akhirnya pintu lift pun terbuka. Seperti biasa disana sudah ada Sergio, sekretarisnya dan seorang perempuan.

Andrian mendekat ingin bertanya kepada Sergio yang memang seorang lelaki. Ketika Andrian sudah mendekat perempuan itu menoleh.

Andrian mengeraskan rahang nya tatapannya menajam.

"Andrian" Ucap suara perempuan itu.

•••

WOHOOO HALOHAA MANJA!!

Buat yang kasih pesan ke gue maaf ya gue nggak bisa jawab.

:)) jan lupa Sempetin vote dan komen kayak gue yang Sempetin update padahal lagi syibuk - sibuk binggo.

Maaf kalo dikit, tapikan gue Sempetin update cepet.

My Hot DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang