Jam menunjukan pukul 22.00. Andrian masih bergelut dengan pekerjaannya sedangkan Tarissa berbaring diranjang yang sama dengan Andrian. Karena merasa canggung Tarissa akhirnya berdiri dan segera ke sofa yang berada disamping ranjang.
"Mau kemana?" Ucap suara Bariton dari belakang Tarissa. Tarissa menghentikan langkahnya dan menoleh kearah Andrian.
"Ke sofa,"
"Siapa yang suruh?" Tanya Andrian dingin, Tarissa meneguk ludah menggelengkan kepalanya.
"Nggak ada"
"Yaudah sini tidur disamping aku. Lagian kita udah sah, tidur bareng juga nggak bakal bikin kamu hamil " Ada rasa senang dihati Tarissa mendengar ajakan Andrian tapi tetap saja Tarissa merasa bimbang.
"Kita cuma tidur bareng Tar, bukan main remes-remesan sama gesek - gesek kalo mau juga nggak apa kok! udah sah kan bebas"
"Itu mah mau nya kamu, Akunya ogah" Ucap Tarissa kesal tetapi kakinya masih menuju ranjang dan langsung merebahkan tubuhnya diatas ranjang empuk.
"Ogah-ogah, kalo udah ngerasain sekali kamu mah pastih nagih"
Tarissa melotot ganas kearah Andrian yang sedang tersenyum geli. Tarrisa berusaha memejamkan matanya tapi sangat susah. Lagi, dan lagi Tarissa berusaha memejamkan matanya tapi slalu gagal.
"Kamu kenapa bisa cerai?" Tanya Tarissa to the point. Pergerakan jari ditombol keyboard yang dilakukan Andrian terhenti.
Andrian menatap Tarrisa dalam lalu tersenyum.
"Aku seneng Tar kamu tanyain kayak gitu," Ucap Andrian sambil tersenyum tulus Tarissa menghela nafas panjang dia kira Andrian akan marah dengan pertanyaannya karna sudah mencapuri urusan pribadinya Tarissa kan bukan siapa-siapa bagi Andrian dia hanya sebagai istri bohongan.
"Jadi karna apa?"
"Selingkuh."
"Kamu selingkuh?" Tanya Tarissa dengan emosi meluap
"Bukan Tarissa, Valeta yang selingkuhi aku. Dia selingkuhi aku dengan rekan kerja ku sendiri." Jawab Andrian melirih mata laki-laki itu terlihat sayu.
"Maaf An kalo pertanyaan aku membuka luka lama kamu"
"Nggak Tarissa, kamu harusnya memang tahu kamu kan istri aku" Ada rasa yang membuncah ketika Andrian mengatakan bahwa Tarissa benar-benar istrinya tapi Tarissa tidak ingin terlalu berharap banyak kepada Andrian.
"Koreksi istri bohongan tepatnya" Tarissa bisa mendengar dengusan Andrian.
"Kalo boleh tahu lelaki yang kemarin kenapa bikin kamu terlihat sangat menyedihkan"
"Ish apasih An aku nggak menyedihkan tau! maksut kamu Rey kan"
Andrian mengangguk samar.
"Dia mantan calon suami aku An, Pas kita mau akad dia batalin karna dia sudah menghamili bawahannya sendiri" Jelas Tarissa sambil mengingat-ingat masa lalunya
"Dia menghamili wanita lain ketika kalian sudah mau menikah?"
"Ya, Lebih tepatnya dia batalin pas kita mau akad"
"Brengsek, Tapi aku seneng karna itu kamu masih jomblo dan bersama sama aku"
"Apasih Andrian aneh banget!" Ucap Tarissa kesal tetapi wajahnya sudah sangat memerah.
"Kayaknya nasib kita sama deh Tar aku diselingkuhi kamu juga! Cocok deh!"
"Ish udah ah aku mau tidur" Ucap Tarissa kesal lalu menarik selimut sampai dadanya dan memejamkan matanya. Tarissa berbaring kearah kanan membelakangi Andrian.
"Mimpi indah ya Tar, Aku cinta kamu" Ucap Andrian lalu segera mencium puncak kepala Tarissa lama.
Tarrisa yang memang belum benar-benar dibawah alam sadar bisa mendengar ucapan Andrian dengan jelas. Wajah Tarissa pastih sudah sangat memerah. Bolehkah sekarang Tarissa berharap?
~~~
Muka Tarissa sekarang persis seperti zombie mata pandanya menghiasi wajah Tarissa. Tadi dihotel dia tidak sempat untuk mendandannya karena dia tidak ingin berdua dengan Andrian akan membuat Tarissa tambah canggung.
Sekarang mobil Andrian memasuki perkarangan rumah kedua orang tua Andrian. Satria, Terre dan Queensyah sudah menunggu di teras rumah menyambut kedatangan pasangan pasutri itu.
Setelah keluar dari mobil Tarissa dan Andrian segera menghampiri kedua orang tua Andrian dan Queensyah yang sudah tersenyum riang.
Tarissa mencium telapak tangan kedua orang tua suaminya. Setelah itu Terre mengelus kepala Tarissa.
"Mommy Syah angen" Ucap Queensyah menghampiri Tarissa. Tarissa menangkap Queensyah dan mengangkat anak itu kedalam gendongan nya.
"Daddy enggak?" Tanya Andrian dengan ekspresi sedih. Tarissa ingin tertawa melihat ekspresi sedih Andrian.
"ndak" Jawab Queensyah dengan gelangan imutnya. Raut wajah Andrian semakin sedih membuat Tarissa tak tega
"Queensyah peluk daddy juga ya kasian daddy dia mau nangis tuh!" Tunjuk Tarissa kearah Andrian. Tarrisa menurunkan Queensyah dari gendongan nya anak itu segera memeluk Andrian.
"Daddy cengeng kalah ama syah!" Ucap Queensyah yang sudah berada digendongan Andrian.
"Tarrisa," Panggil Terre
"Kenapa ma?"
"Kamu berantakan banget, nggak tidur? diapain aja sama Andrian?" Tanya Terre tepat sasaran. Ya Tarissa memang tidak tidur itu semua karna Andrian karna ucapannya semalam.
"Queensyah main sama Opa dulu ya!" Ajak Satria sambil merentangkan tangannya kearah Queensyah. Queensyah menerima lalu segera berlalu dengan Satria ke taman belakang.
"Andrian mama tau kamu nggak akan puas! tapi liat dong keadaan istri kamu pastih dia capek memuaskan kamu!" Ucap Terre marah wanita itu menunjuk kearah Tarrisa yang memang terlihat berantakan.
"Sayang kalo kamu capek tidur aja dikamar Andrian" Ucap Terre lembut lalu beralih menatap anaknya dengan galak.
"Sana anterin Tarissa, biarin dia istirahat jangan macem-macem lagi!"
"Adanya empat macem ma, hehe" Andrian menggenggam telapak tangan Tarissa.
"ANDRIAN!!"
"Iya ma iya nggak macem-macem suer!" Jawab Andrian sambil berlari dengan tangan masih menggenggam Tarissa.
~~~
Salam sapa manjha semuanya!!!Alhamdulillah sesuatu banget, aku bisa Update cepet lagi. Semoga kedepannya juga bakal kayak gini ya!!😆😆😆.
Jangan lupa Sempetin untuk pencet bintang alias vote oke👋👋
KAMU SEDANG MEMBACA
My Hot Daddy
ChickLitTarissa Wijaya Putri seorang disigner yang memiliki paras cantik, mandiri dan bertalenta. Tapi siapa sangka diumurnya yang sudah hampir berkepala tiga, Tarissa belum mendapatkan sang pendamping hidup. Cerita cinta masa lalunya yang kelam masih sela...