Tarrisa mendengar suara anak kecil yang benar-benar sangat familiar di telinganya. Tarissa menoleh kan kepalanya mencari keberadaan anak yang sudah sangat dia rindukan. Bibir Tarrisa merekah melihat Queensyah yang sedang berlari menuju kearah nya sambil melebarkan tangannya.
Baru saja Tarissa ingin menggendong Queensyah tetapi tubuh Tarissa masih terlalu lemah. Wanita itu hanya memeluk Queensyah erat menebus kerinduan seorang ibu dengan anaknya.
"Mommy, kangen!!" Seru Queensyah, Tarrisa melepaskan pelukannya menatap mata peri kecilnya yang sudah memerah menahan tangis.
"Mommy juga kangen, Sya" Ucap Tarissa tak kalah seru.
"Mommy kemana sih?? kemarin Syah pulang sama daddy tapi mom nggak ada!" Adu Queensyah dengan mulut cemberutnya yang membuat Tarissa gemas sendiri.
"Eh tau-tau mom sakit, Nggak bilang - bilang sama Syah lagi" Queensyah sekarang sedang merajuk kepada Tarissa, anak perempuan itu memalingkan mukanya sambil cemberut
"Tapi sekarang kan mom udah disini" Ucap Tarissa lembut, menangkup pipi anak kesayangannya itu
Setelah mengucapkan Queensyah berjalan Digandengan Tarissa. Andrian menggeram kesal karena lelaki itu masih berada di samping Tarrisa.
"Mommy om itu siapa?" Tanya Queensyah dengan polos, menunjuk Arlan yang sedang berdiri di samping Tarrisa.
"Itu om Arlan, sahabatnya mommy"
"Om nya ganteng," Ucap Queensyah, Tarrisa tersenyum. Arlan pun ikut tersenyum dan menyubit gemas pipi Queensyah.
"Syah masih kecil! udah tau masalah ganteng. Lagian masih gantengan daddy kali" Jawab Andrian tak suka, yang langsung membuat Tarrisa mengerutkan kening dengan tingkat kepercayaan diri Andrian apalagi tingkah Andrian yang aneh.
"Daddy pede banget! lagian emang gantengan om Arlan kok, Om Arlan pake jas putih kalo daddy pakek jas item udah biasa banget" Kesal Queensyah, Tarrisa tersenyum melihat interaksi lucu ayah dan anak itu mereka berdua sedang memasang wajah cemberut. Tarissa benar-benar tidak habis pikir dengan apa yang dilakukan Andrian saat ini
"Kamu Queensyah ya. Queensyah bisa panggil om Arlan. Astagah ini pipi kok pengen dicubit mulu" Ucap Arlan, Arlan menyukai anak kecil melihat Queensyah dengan pipi gembulnya itu membuat Arlan semakin gemas.
Andrian sudah tak tahan, lelaki itu segera menjauhkan Queensyah dari jangkauan Arlan. Menatap Arlan dengan tatapan setajam mungkin. Andrian ingin cepat-cepat sampai di depan mobil membawa Tarissa dan Queensyah pergi dari Arlan tetapi Kenapa perjalanan menuju mobilnya begitu lama, ditambah Arlan masih setia mengobrol dengan Tarrisa-nya dan Queensyah yang ikut-ikutan. Seharusnyau yang ada diposisi Arlan itu Andrian. Sialan! lelaki bajingan itu yang membuat hatinya panas.
"Maaf Tar, aku cuma bisa nganter kamu sampe sini. Tadi ada pasien yang mau aku visit" Ucap Arlan, sambil menatap ketiga orang disampingnya, ketika pandangannya berhenti kearah Andrian. Arlan tersenyum penuh arti.
"iya nggak papa kok Lan, btw nanti jangan sombong yaa!!"
"Aduh nggak mungkin deh, aku sombong sama kamu." Jawab Arlan diiringi senyum manisnya. Andrian mendengus tak suka. "Dia cinta kamu, aku harap kalian berbaikan" bisik Arlan.
Wajah Tarrisa dan Andrian memerah. Tetapi dengan arti yang berbeda, Tarissa dikarenakan kata-kata Arlan yang membuat dia seakan ingin terbang. Sedangkan Andrian, dengan amarahnya sudah mencapai ubun-ubun, ingin sekali dia menghajar Arlan. Melukai bibir yang selalu mengubar senyum terlarangnya.
"Kalo anda mau pergi silakan pergi, sebelum saya melepaskan bogem mentah ini kewajah kamu." Ucap Andrian dingin, ini kelewat dingin sampai membuat suasana menjadi tegang.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Hot Daddy
ChickLitTarissa Wijaya Putri seorang disigner yang memiliki paras cantik, mandiri dan bertalenta. Tapi siapa sangka diumurnya yang sudah hampir berkepala tiga, Tarissa belum mendapatkan sang pendamping hidup. Cerita cinta masa lalunya yang kelam masih sela...