37. Biang masalah

136K 6.4K 58
                                    

"Mommy, nanti syah kerumah oma ya?" Tanya Queensyah ketika Tarissa sedang bersiap-siap.

"Iya nggak papa kok mom. Mom, kata Sherin pas maminya hamil, maminya sering muntah-muntah. Kok mom nggak ya? Apa dedeknya nggak nakal?" Tanya Queensyah heran, Tarissa jadi mengingat masa kehamilannya. Dia memang tidak sering mual, hanya sekali-kali saja.

"Iya dedek Syah, nggak nakal" kata Tarissa sambil tersenyum.

"Syah nggak sabar punya dedek, apalagi dedeknya nggak nakal" jawab Queensyah senang, Tarissa tersenyum lebar melihat Queensyah yang tampak sangat menyayangi adiknya yang masih berada di perut Tarissa itu.

"Mommy, daddy udah dateng" Seru Queenysah yang langsung membuat Tarissa menoleh mencari keberadaan Andrian dan mendapati Andrian sedang menutup pintu aparteman mereka.

"Hallo, pada nungguin daddy?" Tanya Andrian sambil mendekati mereka berdua. Mencium puncak kepala Queensyah lalu beralih mencium kening Tarissa. "Anak daddy yang satunya, sehat-sehat selalu ya" lanjut Andrian mencium perut Tarissa yang sudah agak membuncit.

Melihat perlakuan Andrian itu membuat Tarissa sangat senang, ini pemandangan yang Tarissa impikan. Memiliki keluarga harmonis dengan banyak kasih sayang.

"Masih mengelak nggak hamil?" Tanya Andrian, yang langsung membuat Tarissa menundukan kepalanya.

"Maaf, kemarin kan aku masih sebel sama kamu" Cicit Tarissa yang membuat Andrian gemas sendiri dengan tingkah istrinya itu.

"Yaudah aku mandi dulu, nanti baru kita pergi" Kata Andrian membuat kedua orang itu menganggukan kepalanya. Lalu Queensyah berjalan mengambil mainan yang sudah dia siapkan untuk dibawa kerumah omanya.

"Syah sama dad mau makan disini atau nggak?" Tanya Tarissa sebelum Andrian memasuki kamar mereka.

"Keknya nggak usah, kita makan di sana aja"

"Iya mom, nanti Syah juga makan di rumah oma aja" ucap ayah dan anak itu bersautan. Tarissa hanya menganggukan kepalanya sebagai jawaban.

---

Andrian melajukan mobilnya dengan normal, semoga saja nanti masalah mereka yang kemarin akan selesai. Dibelakang Queensyah berceloteh, anak perempuan itu menginginkan adik perempuan yang katanya bisa dia ajak bermain.

"Kalo daddy?" Tanya Queensyah

"Dad sih terserah yang penting dedeknya sehat. Mommynya juga sehat" jawab Andrian mantap.

"Syah doain semoga mommy sama dedek selalu sehat" doa Queensyah yang langsung diaminkan oleh Andrian dan Tarissa.

Mobil Andrian melaju memasuki perkarangan rumah Terre. Sedangkan Queensyah sudah tertidur dikursi belakang. Mungkin anak perempuan itu lelah sudah berceloteh dari tadi.

Andrian keluar bersamaan dengan Tarissa. Andrian membuka pintu belakang. Lalu menggedong Queensyah yang sedang tertidur. Mereka berjalan berdampingan persis seperti keluarga yang harmonis.

Mereka mengetuk pintu rumah yang bernuasa putih itu, tak lama seorang wanita paruh baya yang memiliki wajah yang hampir mirip dengan Andrian membukanya.

"Eh kenapa nih, malem-malem kerumah?" Tanya Terre, Andrian dan Tarissa ikut masuk kedalam rumah orang tua Andrian itu.

"Nggak seneng aku kesini" Ucap Andrian yang terkesan manja. Tarissa hanya mengulum senyum melihat tingkah suami tercintanya itu. Untung manjanya cuma sama istri plus mamanya aja, jangan sampai manjanya sama wanita lain.

Andrian membaringkan Queensyag diatas sofa rumah Terre.

"Baper banget sih, padahal udah baikkan." Ucap Terre yang membuat wajah Andrian malu-malu. "Tar, kamu nggak usah deh manja-manjain si Andrian. Dia kalo udah dimanjain dikit ngelunjak tuh" lanjut Terre yang memang benar.

My Hot DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang