24. Damai

134K 7.1K 57
                                    

Queensyah terlihat sangat bersemangat melihat kaos kaki lucu yang terpasang rapi di etalase toko. Mungkin hari ini adalah hari Valeta dan Queensyah. Tarrisa tidak merasa cemburu sama sekali karena sejujurnya Valeta memang ibu kandung Queensyah dan juga Queensyah tetap menyayanginya.

Valeta dan Queensyah berjalan seiringan bersama juga dengan Alvin lelaki calon suami Valeta. Alvin terlihat orang baik-baik dan sopan.

Tarissa dan Andrian yang berada dibelakang mereka hanya bisa menonton Queensyah yang sedang memilih-milih bersama Valeta sedangkan Alvin juga ikut memilih bersama mereka. Keliatannya Alvin adalah sosok penyayang anak kecil.

Tarissa merasa seseorang menggenggam tangannya. Tangan hangat yang menangkup tangan kecilnya. Siapa lagi kalo bukan Andrian sang pelaku. Lelaki itu masih saja bersikap datar kepada Valeta sedari tadi. Kata lelaki itu Valeta pengacau semua acara keluarga kecilnya yang bahagia.

"Kenapa?" Tanya Andrian dengan gaya datarnya itu, menatap Tarrisa yang sedang menoleh melihat tangan mereka yang sedang menyatu.

"Malu diliat orang" Bisik Tarissa, Tarissa tidak berbohong buktinya petugas toko sedari tadi memperhatikan kedatangan mereka berempat jelasnya mereka menatap Alvin dan Andrian. Para petugas wanita memandang Andrian dan Alvin dengan tatapan memuji.

Bukannya malah melepas Andrian malah mendekatkan badannya lalu  merangkul Tarissa erat dengan posesif. Melihat itu sebagian petugas toko perempuan menatap dengan pandangan patah hati.

Sebenarnya Tarrisa risih dengan tatapan mereka, Apa lagi tatapan yang memuja terlihat sangat jelas Apa mereka tidak melihat bahwa kedua lelaki itu membawa pasangan mereka masing-masing. Apalagi Tarissa yang sudah berstatus sebagai istri sah Andrian bukan lagi istri bohongan.

"Daddy!! Mommy udah selesai" Ucap Queensyah senang. Menunjukan kantong belanjaannya. Andrian segera mengambil kantung itu agar Queensyah tidak kesusahan.

"Syah mau gendong atau jalan?" Tanya Tarissa,

"Jalan mom" Ucap Anak itu menggemaskan.

Mereka berlima akhirnya pulang masing-masing. Pulang ke rumah Andrian karena Valeta ingin menyampaikan tentang perasaannya agar membuatnya lega. Valeta pergi kesana bersama Alvin.

Diperjalanan terlihat renggang. Queensyah mengisi percakapan dengan berbicara kepada Tarissa dan Andrian. Hanya butuh berapa menit akhirnya mereka sampai dirumah Andrian.

Mobil Alvin pun ikut menyusul dibelakang mereka mengikuti mobil Andrian yang sudah memasuki perkarangan rumah. Setelah sampai Tarissa mempersilakan Valeta dan Alvin masuk.

"An aku butuh berbicara berdua dengan kamu sekarang" Ucap Valeta serius

Andrian mengangguk samar lalu mengajak Valeta ke taman belakang rumahnya. Tarissa yang memang memaklumi keadaan bagaimanapun dia tidak boleh cemburu hanya karena itu.

"Mau minum apa?" Tanya Tarissa kepada Alvin

"Yang penting Minuman yang tidak dingin" Jawab Alvin lalu Tarissa mempersilakan lelaki itu untuk duduk di salah satu sofa.

Setelah mengambil air minum Tarissa segera menaruhnya diatas meja.

"Syah nggak mau tidur besok udah mau sekolah lho!" Ucap Tarissa mengingatkan melihat Queensyah yang sedang sibuk melihat barang-barang yang dia beli.

"OH iya mom! Mom buatin Syah susu Syah mo bobo" Jawab Queensyah.

Tarrisa mendengar permintaan Queensyah pun mengangguk lalu mengambil susu dan langsung membuatnya.
Memberikannya langsung kepada Queensyah.

"Yuk mom anter kekamar, Al ditinggal bentar ya" Ucap Tarissa sedikit bersalah karena telah meninggalkan tamu.

"Santai aja" Jawab Alvin sambil tersenyum melihat wajah Tarissa yang tidak keenakan.

Tarissa langsung mengangguk lalu mengantar Queensyah. Anak itu tidak berbicara karena sedang meminum susunya. Tarissa sebenarnya ingin tau apa yang dibicarakan Andrian dan Valeta tapi Tarissa cukup tahu diri karena mungkin Valeta butuh privasi.

Setelah mengantar Queensyah, Tarrisa segera turun kebawah. Ternyata disana sudah berada Andrian dan Valeta. Wajah Andrian terlihat kaku lebih datar dari sebelumnya.

"Kita pulang dulu ya Tar" Ucap Valeta sambil tersenyum.

"Kok cepet banget?" Tanya Tarissa basa-basi

"Iya takut nanti kemalemaan"

"Oh oke hati-hati kalian" Tarissa mengantar kedua orang itu sampai depan pintu. Setelah itu Valeta dan Alvin segera masuk kedalam mobilnya dan meninggalkan perkarangan rumah Andrian.

Ketika Tarissa masuk kedalam rumah. Andrian sudah menghilang di ruang tengah mereka. Tarissa ingin bertanya melihat perubahan sikap Andrian ini. Tetapi mungkin lelaki itu butuh sendiri.

Tarissa pun langsung pergi ke kamar mereka dan untungnya dia mendapatkan sosok Andrian yang tengah menatap hamparan bintang. Tarissa tersenyum senang lalu memeluk lelaki itu dari belakang.

Andrian yang mendapatkan perlakuan itu secara tiba-tiba merasa tekejut. Jantungnya berdetak dua kali lebih cepat tetapi pikirannya masih tertuju dengan omongan Valeta, Bahwa seseorang itu akan kembali.

•••

☺😊😊😊

My Hot DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang