Andrian sangat serius mengendarai mobilnya sementara Dania terus saja mengoceh. Sepertinya wanita itu tidak ada capek-capeknya mencari perhatian dari Andrian.
Tarrisa hanya menghela nafas kesal dengan apa yang dilakukan Dania, Tapi sebisa mungkin dia sabar bagaimanapun Dania adalah sahabat Andrian.
Setelah beberapa menit akhirnya mereka sampai ditujuan. Setelah memarkirkan mobil mereka langsung menuju kedalam. Andrian memilih tempat yang dekat dengan jendela.
Pelayan restoran datang membawa buku menu ditangannya. Dania serius memilih sedangkan Tarrisa membuka makanan untuk Andrian yang ada didalam kotak makan.
"Kamu nggak pesen An?" Tanya Dania setelah wanita itu selesai memberitahu menu yang dia pesan.
"Aku udah bilang cuma temenin kamu Dan, Lagian Tarissa sudah membuat makanan" Jawab Andrian lalu pandangannya beralih ke Tarissa.
"Kamu mau makan apa?" Lanjut Andrian bertanya dengan Tarrisa.
"Aku kenyang"
"Kenyang gimana?, makan aja belum. Pesen cepet!"
"Nggak An nanti aja belum laper"
"Dasar keras kepala, Aku nggak mau kamu sakit Tarissa ," Ucap Andrian melembut
Akhirnya Tarissa pun memesan makanan. Matanya tak sengaja memandang Dania yang berada di depannya, Wajah wanita itu masam.
Selesai mereka memesan, pelayan pun segera pergi."ANDRIAN!!" Pekik Dania itu membuat wanita itu menjadi pusat perhatian. Dania tidak memperdulikan nya.
Andrian yang baru ingin menyuapkan makanan kedalam mulutnya pun terhenti. Lelaki itu menoleh menatap Dania dengan pandangan bingung.
"Astagah An, kamu kan nggak seneng makan ikan ini! gimana sih kamu jadi istrinya kok nggak becus banget!" Kesal Dania sambil menjauhkan kotak makan Andrian.
"Kamu nggak suka ikan gurame ya An? kenapa dari awal kamu nggak bilang?" Tanya Tarissa dengan nada bersalah.
Andrian menatap manik Mata Tarissa yang terlihat sedih karena akhir-akhir ini Tarissa sering membuat masakan dari ikan gurami, Karena ikan itu adalah kesukaan Tarissa.
"Dulu aku emang nggak suka tapi ketika kamu masakin ikan ini untuk aku. Aku malah sangat menyukainya"
Jawab Andrian jujur.Dania yang melihat itu langsung mengepalkan tangannya. Sedangkan Tarissa menatap Andrian masih dengan rasa bersalah.
"Bener kamu udah suka?" Tanya Tarissa tak yakin.
Andrian mengangguk, meyakinkan Tarissa.
Obrolan pun terisi obrolan - obrolan singkat yang sebenarnya obrolan antara Andrian dan Dania saja sedangkan Tarissa hanya seperti patung yang mengamati obrolan kedua orang yang memang sepertinya sudah sangat dekat.
Akhirnya pelayan pun datang membawa makanan. Kedua pelayan itu langsung meletakkan di atas meja Mereka.
Dania langsung mengambil makanan yang dipesan nya dengan semangat empat lima. Begitu juga dengan Tarrisa yang mengambil makanan yang dipesan nya bedanya Tarissa sama sekali tidak bersemangat.
"Andrian aaa!" Dania menyuruh Andrian membuka mulutnya agar wanita itu bisa menyuapkan.
Tarissa geram, memangnya Andrian adalah anak kecil yang tidak bisa makan sendiri.
"Kamu makan aja Dan," Ucap Andrian tak menghiraukan Dania yang ingin menyuapkan nya.
"Kamu kenapa sih An? Beda banget sama yang dulu!!" Kesal Dania, Wajah wanita itu sudah sangat masam.
"karena aku udah punya istri Dan, aku harus menghargai istriku yang berada disampingku" Jelas Andrian dengan serius, Tarissa merasa benar-benar terkejut dengan ucapan Andrian.
"Dulu kamu sama Valeta juga suami istri tapi Aku sama kamu masih bisa kayak dulu kita masih bisa suap-suapan dan melakukan hal lainnya, jadi apa bedanya An?" Lagi-lagi Dania masih sangat kesal.
"Beda Dania" Jawab Andrian sambil menghela nafas panjang.
"Terserah kamu deh! kita pulang aku udah nggak mood lagi buat makan!" Dania segera membereskan barang-barangnya yang ada diatas meja. Baru satu suap makanan masuk kedalam mulutnya tetapi karena balasan Andrian membuatnya tidak mood lagi.
Andrian menoleh, menatap Tarrisa yang memang belum menyentuh makanannya sama sekali.
"Tunggu Dan, selesai Tarissa makan dulu baru kita pulang" Jelas Andrian yang tambah membuat kekesalan Dania sampai keubun-ubun.
Akhirnya wanita itu duduk lagi sambil menghentakan sedikit.
Tarissa melihat itu merasa senang sekaligus tidak enak melihat Andrian dan Dania menunggunya sedangkan Andrian makanannya memang sudah habis sedari tadi.
Tidak butuh waktu lama untuk menghabiskan makanannya bagi Tarissa. Setelah menunggu berapa menit makanan Tarissa sudah kandas.
Setelah itu mereka pun keluar dari restoran dan langsung menuju perusahaan milik Andrian. Sedari diperjalanan Dania tidak mengatakan apapun sepertinya wanita itu sedang marah dengan Andrian.
Sampai mereka di perusahaan Andrian seperti biasa karyawan menyapa sopan Andrian.
"An aku pulang aja ya!"
"Bentar lagi ya,"
"Nanti kan mau jemput Queensyah"
"Bareng aku aja lagian aku lagi kosong"
Akhirnya Tarissa mengiyakan Andrian. Andrian mengenggam tangan Tarissa sampai mereka bertiga memasukki lift khusus. Akhirnya lantai yang mereka tuju pun sudah tiba. Dania keluar duluan dari lift sambil menghentakan kakinya.
Diruangan Andrian terasa sunyi, Andrian sudah berkutik dengan perkerjaannya. Nada dering handphone Dania memecahkan kesunyian.
Wanita itu mengeluarkan benda petak dari tas kecilnya lalu mengangkat benda pipih itu. Dania menuju luar ruangan Andrian untuk mengakat telpon. Setelah lumayan lama menjawab telpon Dania segera masuk ke ruangan Andrian lagi.
"Aku pulang An," Dania langsung membereskan tasnya dan segara keluar dari ruangan Andrian tanpa menegur Tarissa sama sekali.
Sekarang tinggal Tarissa dan Andrian. Andrian merenggangkan ototnya.
"Jangan cemburu, Daniakan sahabat aku" Ucap Andrian.
"Siapa yang cemburu??" Kesal Tarrisa yang lebih ke salah tingkah.
"Siapa lagi yang dari tadi mukanya masem banget"
•••
HUAAHH NGGAK NYANGKA UDAH 100K YANG BACA. MAKASIH YANG UDAH BACA, VOTE DAN KOMEN TANPA KALIAN CERITA INI BUKAN APA-APA💋💋
KAMU SEDANG MEMBACA
My Hot Daddy
ChickLitTarissa Wijaya Putri seorang disigner yang memiliki paras cantik, mandiri dan bertalenta. Tapi siapa sangka diumurnya yang sudah hampir berkepala tiga, Tarissa belum mendapatkan sang pendamping hidup. Cerita cinta masa lalunya yang kelam masih sela...