31. Menunggu

122K 6.9K 146
                                    

Sampai dirumah Melannie, Tarissa langsung segera menuju kekamar nya. Melannie yang melihat tadi mengerutkan dahi bingung dengan apa yang dilakukan anaknya sekarang tetapi ketika melihat mood Tarissa yang sepertinya tidak baik mengurungkan wanita itu untuk langsung bertanya.

Sedangkan Tarissa mengunci pintu kamarnya merebahkan dirinya diatas ranjang dengan kasar, menenggelamkan wajahnya di bantal. Bayangan itu terulang lagi dibenak Tarissa membuat Tarissa menahan isakan tangisnya tetapi sepertinya itu tidak berhasil nyatanya sekarang Tarissa tengah menangis tersedu-sedu meratapi nasibnya sekarang.

"Tarrisa, kamu kenapa nak?" Tanya wanita paruh baya yang tak lain Melannie dari balik pintu kamar Tarissa.

Suara Melannie entah kenapa membuat Tarissa tambah menangis. Ketukan pintu mulai terdengar lagi bersama dengan panggilan Melannie yang memanggil namanya. Akhirnya Tarissa menghapus air matanya kasar, kesal dengan sifatnya yang cengeng ini dan segera membuka pintu kamarnya.

Melannie memandang Tarrisa khawatir melihat anaknya itu dari atas sampai bawah benar-benar sangat berantakan dengan mata sembab, rambut berantakan, bibir pucat dan terlihat sangat lesu.

"Kamu nangis? kenapa?" Tanya Melannie sambil memegang pipi putri sulungnya.

"Nggak ma, cuma kecapean" Jawab Tarissa yang tidak semuanya berbohong karena sejujurnya dia capek karena terus-terusan menangis.

"Cerita ke mama, ini pastih masalah rumah tangga kan?" Ucap Melannie yang sangat tepat sasaran. Dari tadi juga Tarissa menunggu hatinya agar sedikit lebih tenang untuk bercerita ke Melannie.

Akhirnya Tarissa mengajak mamanya itu segera masuk kedalam kamarnya lalu menceritakan semua hal yang dia lihat dan dia alami.

•••

Sudah lima hari Tarissa berada di rumah orang tuanya. Tarissa benar-benar kecewa dengan Andrian untuk menelponnya saja lelaki itu tidak pernah apalagi mengunjungi rumah orang tua Tarrisa untuk menjemput wanita itu.

Tarrisa pikir Andrian masih mempunyai inisiatif untuk meminta maaf tetapi Tarissa salah besar Andrian memang lelaki brengsek. Jika Andrian ingin mereka berpisah seharusnya lelaki itu memberi kejelasan hubungan mereka tidak seperti ini yang membuat Tarissa menjadi pihak bodoh yang bingung dengan kejelasan hubungan mereka tetapi Andrian sama sekali cuek dengan masalah ini. Tarrisa berpikir apa masalah ini sudah biasa di dalam rumah tangga Andrian dulu.

Lima hari menenangkan diri membuat Tarissa sedikit sadar bahwa yang dilakukannya sekarang adalah hal bodoh. Bagaimana tidak wanita itu menangis sepanjang hari mengurung diri seharian dikamar dan memakan makanan hanya sesuap setiap harinya dan jangan lupakan tidur pun Tarissa bisa hitung berapa jam dia tidur selama lima hari ini.

Andrian memang orang yang membuatnya benar benar merasakan yang namanya terbang dan jatuh. Andrian benar-benar menerbangkannya setinggi langit tetapi dengan waktu yang sangat cepat juga dia menjatuhkan Tarissa ke jurang yang paling dalam. Tarissa jadi berpikir, menangisi orang yang belum tentu memikirkannya mungkin Andrian sedang bersenang-senang dengan masalalunya.

Berapa hari yang lalu Tarissa sudah menceritakan semuanya kepada Melannie. Wanita itu bilang masalah didalam rumah tangga itu sudah biasa dan sebaiknya Tarissa mendengar terlebih dahulu penjelasan Andrian. Awalnya Tarissa ber pikir positif bahwa yang dilihatnya kemarin hanya salah paham walau yang Tarissa lihat sangat jelas. Tetapi ketika lima hari Andrian benar-benar tidak menghubunginya dan lain sebagainya membuat Tarissa benar-benar kecewa dan berpikir bahwa Andrian sudah senang di sana bersama Dania.

Tarissa berusaha bangun dari ranjangnya karena dari kemarin-kemarin dia hanya berdiam diatas kamar makanan saja diantar oleh Melannie begitupun juga minuman.

Tarissa merasa kepalanya sedikit pusing dan sedikit mual mungkin karena efek dia kurang tidur. Tarissa berusaha kuat dia tidak ingin terlihat lemah karena masalah ini. Untuk keluar dari kamar saja membutuhkan waktu lama. Tarrisa memandang tangga rumahnya yang entah kenapa seperti berputar belum sampai menginjakan tangga tubuh Tarissa tumbang bersamaan dengan Pekikan Melannie.

•••

Di waktu yang sama dan dilain tempat seorang lelaki yang sama kacaunya terlihat sedang kesal. Lima hari ini membuat Andrian menjadi sangat kacau dan bad mood. Andrian yang terkesan sebagai bos yang lebih banyak diam menjadi bos yang sangat cerewet dan pemarah kesalahan sedikit yang sangat bisa ditoleransi langsung membuat Andrian naik pitam.

"Ini pak rujak yang bapak minta tadi" Ucap Sergio sambil memberikan bungkusan hitam diatas meja Andrian.

Entah kenapa Andrian sangat ingin memakan makanan asam itu. Dengan tak sabaran Andrian membuka bungkusan itu tak sabaran dan segera memakannya.

"Dapet kan tiket pesawat yang saya minta" Tanya Andrian, Sekarang Andrian memang tidak dijakarta lelaki itu sedang berada di Lombok mengerjakan urusan pekerjaannya.

Sergio mengangguk membuat hati Andrian senang setelah itu Sergio meninggalkan villa yang Andrian tempati yang tak lain adalah villanya juga. Andrian sudah sangat bekerja keras untuk menyelesaikan pekerjaannya agar lebih cepat bisa menemui Tarissa.

Andrian merasa sangat bersalah kepada istrinya dan juga sebenarnya ingin mengejar Tarissa pada kejadian waktu itu tetapi Andrian pikir Tarissa butuh waktu untuk menenangkan dirinya.

Sergio sudah mendapatkan tiket pesawat sore ini dan sekarang Andrian ingin membereskan barang-barangnya tidak sabar menemui Tarissa dan menjelaskan kesalah pahaman yang terjadi.

•••

Vote + komen ya!!

Aku kasih tau ya jadi aku update itu emang sengaja nggak nentuin di hari apa, tapi aku usahain update trus setiap minggunya.

Buat yang kirim pesan sebenernya aku tuh pengen jawab pesan kalian tapi nggak bisa jadi kalo mau tanya ke aku komen aja.

Buat yang nanya kenapa ini pendek? karena aku sibuk banget!!

My Hot DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang