19. Indahnya

147K 8K 104
                                    

Sinar - sinar cahaya matahari yang masuk dicela kamar Tarissa dan Andrian membuat seorang perempuan yang tengah tertidur lelap sedikit terusik.

Tak lama perempuan itu membuka matanya lalu merasakan perutnya terasa tertimpa benda. Tapi itu bukan benda melainkan tangan Andrian yang masih setia memeluknya. Nafas Andrian masih teratur dan hembusannya terasa dileher Tarrisa sebenarnya ini bukan pertama kalinya Tarissa membuka mata merasakan ini.

Dari ketika Andrian meminta persetejuannya agar dibolehkan untuk memeluk Tarissa dia selalu melakukan itu setiap malam. Oh Tarrisa lupa Andrian tidak meminta persetujuan tapi langsung melakukannya padahal Tarissa belum sama sekali menjawab.

Tapi kali ini beda mengingat malam tadi Andrian ingin belajar mencintainya dan Astaga sepertinya pipi Tarissa sudah memanas sekarang. Tarrisa beranjak pelan pelan agar tidak mengusik Andrian tetapi belum juga menginjakan kaki di lantai.

Andrian menahannya dengan cara memeluknya dari belakang. Tarrisa sangat terkejut.

"An-- kamu nggak kekantor?" Tanya Tarissa tidak bisa menahan rasa gugupnya.

"Bentar lagi, Kamu sini aja temenin aku tidur" Jawab Andrian

Tarissa menghela nafas lalu berbaring lagi membelakangi Andrian.

Setelah tertidur dua jam lebih akhirnya Tarissa pun terbangun dari tidurnya. Tarissa tidak merasakan tangan kekar melingkari perutnya lagi. Disana Andrian tengah ingin memasuki closet kamarnya. Yaampun Tarissa baru teringat bahwa dia belum memasak sarapan untuk keluarga kecilnya itu.

Tarrisa beranjak lalu berlari kebawah untuk kedapur sedangkan Andrian yang melihat menyerngit bingung.

"Mommy"

"Hai sayang!" Ucap Tarissa mencium pipi Queensyah.

"Mommy mau masak nasi goleng?"

"Iya, atau Syah mau mommy masakin yang lain?" Tanya Tarissa sambil mempersiapkan alat dan bahan

"Syah mau perkedel kentang mom!"

"Oke sesudah sarapan aja ya mommy buatin Syah perkedel kentang, Nggak apa kan?"

"Oke mom nggak apa, mom Syah mau nonton tivi dulu ya"

"Oke sayang"

Setelah mengucapkan itu Tarrisa segera mulai memasak. Akhirnya nasi goreng pun sudah jadi. Tarissa langsung mengangkat dan menaruhnya di tiga piring.

"Mau dibantu?" Tanya Andrian yang sudah rapi dengan jas hitamnya.

"Bisa kamu bawain piring satunya?"

"Baiklah" Jawab Andrian lalu mengambil satu piring lalu menaruhnya diatas meja makan.

"Queensyah sarapan dulu sayang" Ucap Tarissa agak sedikit memekik karena jarak dapur dan ruang tivi agak sedikit jauh.

Setelah mengatakan itu Queensyah langsung datang dan duduk diatas kursi makan. Mereka pun menghabiskan makanannya dalam diam.

Setelah selesai makan seperti biasa Tarissa mencium tangan Andrian sebagai seorang istri ini memang setiap hari ketika dilakukan Tarissa.

Tapi kali ini berbeda Andrian mengecup dahi Tarissa membuat Tarissa langsung terkejut. Tetapi tak bisa berbohong bahwa hatinya sangat berbunga.

Setelah mengecup dahi Tarissa, Andrian mengecup pipi tembab Queensyah yang berdiri disamping Tarrisa.

"Dad nanti minggu depan jangan lupa ya!"

"Jangan lupa apa sayang?"

"Ih daddy!!! nantikan kita mau beli alat tulis Syah masuk sekolah, Jadi daddy nggak boleh sibuk"

"Iya sayang!!" Jawab Andrian gemas. Tarissa hanya tersenyum senang melihat tingkah ayah dan anak itu.

Setelah selesai Andrian masuk kedalam mobil dan tak menunggu lama mobil Andrian keluar dari perkarangan rumahnya.

•••

Malam pun tiba, Setelah selesai menidurkan Queensyah Tarissa segera kekamar nya. Ketika masuk balkon kamar nya terbuka lebar mendapatkan Andrian tengah berdiri disana.

"Kamu nggak kedinginan?" Tanya Tarissa karena angin malam hari ini terasa dingin apalagi tadi baru selesai hujan.

"Nggak, kamu tuh kedinginan nggak?" Jawab Andrian sambil menunjuk Daster yang Tarissa pakai

Tarissa hanya tersenyum melihat pakaian yang digunakan, daster batik selutut.

"Aku bersyukur karena tuhan memberi kamu dihidup aku, kamu yang menerima aku apa adanya dan sangat menyayangi Queensyah" Ucap Andrian serius

Tarissa mendekat kearah Andrian

"Aku juga bersyukur karena tuhan udah memberi kamu dan Queensyah dihidupkan aku bikin hidup aku lebih berwarna lagi." Ucap Tarissa

Andrian menarik Tarissa kedalam pelukannya. Lalu setelah agak lama berpelukan Andrian melepaskannya

"boleh cium bibir kamu" Tanya Andrian

"Kok nanya sih An aku kan malu!" Jawab Tarissa dengan muka memanas

"Aku nggak akan ngelakuin kalo kamu nggak mau, sekarang aku tanya mau nggak?"

Tarissa mengangguk sambil menunduk menutupi mukanya yang sekarang seperti kepiting rebus.

Andrian tersenyum senang. Menarik dagu Tarissa lalu mencium bibir perempuan itu. Mata Tarissa terpejam merasakan saat benda kenyal dan lembab itu menempel sempurna dibibir Tarissa.

Tak hanya itu saja Andrian melumat lembut bibir Tarrisa menahan tekuk Tarissa, menekan bibirnya tetap mendekat. Tarissa membalas perlakuan Andrian. Lidah mereka pun saling mengecap dan membelai tak sadar Tarissa pun memegang tekuk Andrian ciuman itu semakin dalam. Sampai nafas mereka terengah-engah.

Andrian melepaskan pangutan itu menatap Tarrisa dengan muka yang sama-sama memerah.

Andrian mengecup singkat bibir Tarrisa lalu memeluknya hangat.

•••

YEY GUE BALIK LAGI NEH.... NIH YANG PADA MINTA UPDATE

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN YA LOVE YOU SMUAAA💋💋

My Hot DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang