Tarissa mengerang dalam tidurnya, kenapa ini begitu hangat?. Apa pendingin ruangan ini, Andrian matikan. Tarissa mengusap-ngusap wajahnya menegakan badannya sambil mengupulkan kesadarannya.
Butuh waktu berapa menit dan akhirnya membuat Tarissa membelakan matanya. Mereka tertidur diatas sofa kecil, sofa yang hanya pas di badan Andrian saja. Tarissa yakin posisi Andrian sekarang membuat dia sangat tidak nyaman. Tarissa segera mebenarkan posisi Andrian, lalu segera kekamar mengambil bantal dan selimut.
Sepertinya semalam Tarissa tertidur dipelukan Andrian dan berakhir mereka tidur diatas sofa. Akhirnya rindu yang membucah itu terbalas, memandangi wajah Andrian sama sekali tidak membuat Tarissa bosan. Wajah Andrian tetap tampan dan menawan walau ditumbuhi bulu-bulu halus sekitar rahangnya. Dan, sama Tarissa pun tetap mencintai Andrian sepenuh hatinya walau masih ada luka yang tertinggal.
Dan Tarissa harap, semoga luka itu akan hilang ketika Andrian menjelaskan semuanya. Setelah puas memandangi objek pemandangannya, Tarissa segera kearah dapur. Jam sudah menunjukan pukul 05.40, hal yang sudah biasa Tarissa lakukan. Membuatkan sarapan pagi untuk keuarga kecilnya.
Seperti biasa Tarissa membuat nasi goreng spesial. Setelah berkubang di dalam dapur, akhirnya nasi goreng siap disantap.
"Mommy!!" Ucap nyari Queensyah, Tarissa segera menggedong anak kesayangannya itu.
"Mom kata nenek, Syah akan punya dedek bayi ya?" Tanya Queensyah senang,
Tarissa tersenyum sambil menganggukan kepalanya. Seketika itu mata Queensyah berbinar lalu memeluk perut Tarissa.
"Dedek baik-baik ya di perut mom, kakak Syah udah nggak sabar main bareng dedek" ucap Queensyah, sambil mengelus perut Tarissa.
"Mom pokoknya nanti Syah bakal kasih tau Sherin dan Gerka, terutama Gerka dia sombong banget mom sama syah. Liat sekarang Syah juga punya dedek bayi bukan dia aja!" Oceh Queensyah sambil mengingat-ngingat bagaimana Gerka yang selalu membuatnya kesal.
"Hahaha, kamu ini. Syah mau makan?" Tanya Tarissa,
"Bareng dad aja, tapi dad tidur kek nggak bernyawa"
"Astagah Syah mulutnya," jawab Tarissa, Queensyah ini mulutnya sangat blak-blakan dan itulah kadang membuat Tarissa gemas dengan anaknya itu.
"Emang bener mom, dad kalau tidur susah banget di bangunin"
"Lagi ngegosipin daddy ya?" Suara serak Andrian mengitrupsi mereka berdua, bukannya terkejut Syah malah mengangguk mengiyakan. Muka bantal Andrian sangat menggemaskan, kenapa ayah dan anak itu selalu menggemaskan dimata Tarissa.
"Tar, nanti aku akan kerja dulu, jam tujuh malam nanti aku akan pulang dan kita akan meluruskan semuanya"
"Kenapa nggak sekarang An?"
"Karna aku akan ajak biang dari semua ini"
"Oke, terserah kamu"
---
Arlan:
Holla!! Kamu mau makan siang bareng? Bareng aku sama Cyintia,Arlan:
Masih inget Cyintia?Tarissa masih ingat, Cyintia teman semasa SMA nya itu dulu sangat menyukai Arlan.
Me:
Masih dong!! Kita mau ketemuan dimana?Arlan:
Cafe yang deket SMA kita dulu,Me:
Oke.Untungnya jam menunjukan pukul sebelas sedangakn Queensyah pulang pukul duabelas. Sepertinya cukup, sehabis kumpul Tarissa akan menjemput Queensyah. Karena SMA nya dulu dekat dengan apartemen Andrian.
Ketika sampai di cafe yang bernuasa instagramable itu Tarissa segera masuk kedalamnya, cafe ini banyak menyimpan memori SMAnya. Dulu cafe ini tidak berdisign seperti ini, tapi mungkin karena sekarang banyak cafe yang kekinian mungkin cafe ini juga tak ingin kalah.
"Tarissa!!!" Pekik seorang perempuan dari ujung sana, dia Cyintia. Tarissa segera melangkahkan kakinya kearah meja ujung yang sudah diisi satu perempuan dan satu lelaki, mereka sangat cocok. Tapi sepertinya Tarissa tidak yakin Cyintia belum berkeluarga, Cyintia itu sangat cantik.
"Hallo Tya, aku udah lama nggak ketemu kamu" Ucapku lalu memeluk hangat Cyintia.
"Aku?" Tanya Arlan polos.
"Mau aku aduin ke suami aku?" Tanya Tarissa bercanda. Raut Arlan menjadi cemberut.
"Cie yang udah baikan, sekarang udah main adu-aduan aja ya" Sindir Arlan
"Iya Tar, aku kerja di luar kota tapi sekarang udah dipindahin di sini, denger-denger kamu udah nikah?"
"Haha iyaa, maaf ya nggak ngundang kalian berdua. Sumpah nikah aku kemarin itu dadakan banget"
"Nggak papa kok, kamu mau pesen?" Tanya cyintia, Tarissa mengangguk lalu mencari pelayan cafe, tapi mata Tarissa terpaku pada sosok manusia yang berbeda jenis itu.
Tarissa membulatkan matanya, lalu mencari ponselnya setelah dapat Tarissa mengetikan pesan.
Me:
Kamu lagi apaa?Melihat ekspresi Tarissa yang sekarang sudah beda membuat kedua anak manusia yang berada didepannya ini menyerngit heran. Tak menunggu waktu lama pesan masuk datang
My hot daddy:
Lagi meeting, kangen ya sama akuBohong, Tarissa benci ini. Tarissa beranjak dari kursinya dan berjalan kearah Andrian dan Dania yang sedang duduk di cafe seperti sepasang sejoli menjalin asmara.
"Lagi meeting ya An" ucap Tarissa yang langsung membuat dua orang itu terkejut. "Meetingnya gini ya?" Lanjut Tarissa ketus.
"Iya sayang, kamu jangan cemburu ya. Sebenernya kita bertiga ini lagi nunggu pak Husen datang"
"Masa, aku nggak percaya tuh!" Ketus Tarissa lalu beralih menatap tajam Dania yang menatap mereka canggung.
Seorang lelaki paruh baya mendekati mereka. Andrian tersenyum lega,
"Maaf saya sedikit telat, ayo kita lanjutkan meeting yang tertunda kemarin" Ajak lelaki itu, lalu Tarissa menatap Andrian yang sudah tersenyum.
"Masih mau cemburu?" Tanya Andrian, pipi Tarissa sudah memerah dibuatnya.
"Gimana nggak, kamu berduaan sama cewek yang aku gap ciuman sama kamu" kesal Tarissa, lalu segera berlalu dan mendatangi dua temannya.
Tanpa Tarissa tahu dua temannya itu sedang menyaksikan drama rumah tangganya sambil tersenyum geli.
---
KAMU SEDANG MEMBACA
My Hot Daddy
ChickLitTarissa Wijaya Putri seorang disigner yang memiliki paras cantik, mandiri dan bertalenta. Tapi siapa sangka diumurnya yang sudah hampir berkepala tiga, Tarissa belum mendapatkan sang pendamping hidup. Cerita cinta masa lalunya yang kelam masih sela...