13. Apa mungkin

147K 8K 42
                                    

Setelah Andrian pergi kekantor. Tarissa turun dari kamar Andrian dan segera membantu Terre berkutat didapur.

Terre menoleh ketika melihat Tarrisa sudah disampinya mengambil salah satu bawang dan memotongnya. Terre tersenyum menantunya itu memang yang terbaik.

"Gimana sama Andrian?" Tanya Terre matanya masih fokus memotong bawang.

"Gak gimana-gimana ma" Jawab Tarrisa jujur, "Ini yang mana lagi mau Tarrisa bantu?" Lanjut Tarissa ketika semua bawang sudah mereka iris.

"Nggak usah biar mama aja Tar, kamu istirahat aja!"

"Lah kok gitu sebagai menantu yang baik Tarissa harus bantu ibu mertua dong!"

"Iya-iya" Jawab Terre tersenyum tulus wanita paruh baya itu menatap Tarrisa. "Buat Andrian jatuh cinta nak," Lanjut Terre serius.

Tarissa yang merasa bingung hanya menyerngit kan kedua alisnya.

"Jangan kalian samain mama sama Queensyah, Mama tahu bagaimana kamu bisa menikah dengan Andrian. Mama tahu perjanjian yang kalian buat"

Tarrisa melongo. Tangan Tarrisa yang awalnya memegang erat pisau meluruh. Tarissa tidak bersemangat lagi entah kenapa.

"Ma.." Lirih Tarissa, Wanita itu merasa bersalah kepada kedua orang tuanya dan kedua orang tua Andrian. Kenapa bisa setelah pernikahan berlangsung Tarissa baru bisa merasakan dia mengecewakan keluarganya.

"Mama yakin kamu bisa bikin Andrian jatuh kepelukanmu" Setelah mengatakan itu Terre meninggalkan Tarissa sendirian didapur bahu Tarissa merosot.

Apa bisa dia membuat Andrian jatuh kepelukannya? Tanya Tarissa kepada dirinya sendiri. Kejadian semalam terlintas bagaimana Andrian menyatakan cinta kepadanya tapi Tarissa belum yakin atau memang sangat tidak yakin dia merasa itu hanya halusinasi Tarissa.

"Mommy!!!" Pekik anak kecil sambil berlari kearah Tarrisa. Beban yang Tarissa tanggung seolah-olah hilang begitu saja ketika mendapati Queensyah dengan senyum girang nya.

Tarissa mengakat Queensyah lalu mencium pipi anak itu berulang kali.

"Jangan lari-lari lagi ya nak! entar jatuh!" Queensyah mengangguk dalam dekapan Tarrisa.

Tarrisa mendudukkan Queensyah diatas nakas. Queensyah memandang Tarrisa yang sedang asik mengiris bawang.

"Mommy!!"

"Kenapa sayang?" Tanya Tarissa sambil menghentikan gerakan memotong bawang.

"Nanti Syah minta dibuatkan sarapan nasi goreng buatan mommy ya!" Jawab Queensyah dengan melas. Astaga anak ini, benar-benar bisa membuat hati Tarissa berbunga-bunga.

Entah kenapa ketika Queensyah mengucapkan itu Tarrisa merasa dirinya benar-benar seorang ibu itu yang membuat dia sangat senang.

"Oke nanti mommy buatin nasi goreng spesial untuk Queensyah"

"YEY,,,Mommy tau nggak temen-temen syah sarapannya pada dibuatin cama mommynya nah belhubung kalna Syah udah punya mommy jadi Syah minta sama mommy" Queensyah terlihat sangat senang menceritakan itu padahal Tarissa tau sekali pastih anak itu sangat ingin merasakan kasih sayang seorang ibu.

"Jadi gitu, oke nanti mommy bakal buatin sarapan Queensyah setiap hari!"

"YEY!!!" Ucap Queensyah sangat senang, hati Tarrisa pun senang melihat senyum menghiasi wajah anaknya itu.

•••

Siang pun telah berganti malam setelah membantu Terre memasak makanan malam Tarrisa segera kekamar Andrian untuk membersihkan diri. Kamar Andrian terdapat balkon yang cukup luas untuk bersantai dan merasakan angin malam.

Tarrisa keluar melihat pemandangan taman rumah kedua orang tua Andrian. Taman itu cukup besar dan sangat bagus Tarrisa masih tidak percaya dengan rumah sebesar ini keluarga Andrian hanya menyewa satu pembantu katanya sebagian pekerjaan rumah Terre bisa mengatasinya sendiri.

Benar-benar istri yang baik.

"Tarrisa ayo makan dulu nak" Ucap suara dari luar kamar.

Tarrisa segera membuka pintu kamar dan mendapatkan seorang Terre yang sudah berada didepannya.

"Ayo makan"

"Nanti aja ma, aku nunggu Andrian aja" Tolak Tarissa sesopan mungkin.

"Aduh Tarissa mantu mama, Andrian nggak usah ditungguin kalo kamu nunggu Andrian keburu kamu kelaparan. Andrian itu kalo kerja lupa waktu" Jelas Terre panjang lebar.

Akhirnya karena tidak keenakan Tarrisa mengiyakan ajakan Terre. Mereka berdua menuju kearah meja makan disana sudah ada yang duduk dengan rapi.

Papa Andrian dan juga Queensyah. Tarrisa segera mengambil tempat duduk disamping Queensyah.

"Wah ini kamu sendiri yang masak Tar?" Tanya papa Andrian

"Iya pa, tadi dibantu mama juga" Jawab Tarrisa sambil tersenyum

"kayaknya enak nih!" Setelah mengatakan itu semua memulai makan.

Queensyah terlihat sangat lucu dengan pipi kembung penuh makanan. Tidak ada yang berbicara hanya suara dentingan halus dari garpu dan sendok dengan piring semua terfokus pada makanan masing-masing.

Kecuali Tarrisa pikirannya tertuju pada Andrian.

"Makananya lezat banget Tar! lain kali masak lagi ya!" Ucap Papa Andrian senang setelah menyudahi makannya. Tarrisa tersenyum sambil mengangguk.

Setelah acara makan papa Andrian menuju keruang tivi sambil menggendong Queensyah sedangkan Terre dan Tarrisa membereskan tempat makan.

"Ih Tarrisa mending kamu kekamar"

"Nggak ah masa nggak bantuin mama"

"Sana-sana biar bi yem aja yang beresin kamu sana kekamar istirahat nanti malem pastih kamu bakal capek karna Andrian"

"Maksutnya?"

"Nah tepat banget Andrian udah pulang" Ucap Terre membuat Tarrisa segera menoleh mendapatkan Andrian tengah melonggarkan dasinya.

"Ma Andrian kekamar dulu" Ucap Andrian dari suaranya Tarissa bisa mendengar bahwa laki-laki itu kelelahan.

"Tuh sana kekamar" Ucap Terre setelah itu Tarrisa segera menyusul Andrian kekamar.

Setelah sampai dikamar Andrian sedang membuka kancing kemejanya lalu mengambil handuk yang tersampir didekat closet.

"Mau dibuatin teh?" Tanya Tarrisa kepada Andrian.

"Nggak usah" Setelah itu Andrian segera masuk kekamar mandi sedangkan Tarrisa merebahkan badannya diatas kasur Andrian.

Tarrisa merasa ada seseorang yang juga merebahkan badannya disamping Tarrisa membuat Tarrisa segera menoleh mendapat Andrian yang tengah memainkan ponsel.

Karena merasa canggung Tarrisa segera beranjak dan ingin menuju sofa.

"Mau kemana?" Ucap suara serak yang cukup membuat Tarissa merasa terintimidasi.

"Ke sofa"

"Ngapain kesofa kalo ada ranjang?" Tanya Andrian membuat Tarrisa tidak tau harus menjawab apa.

"Kita cuma tidur Tar bukan main gesek grepe kalo mau juga nggak papa kita kan udah halal"

"Mesum" hanya itu kata-kata yang keluar dari mulut Tarissa.

"Mesum - mesum entar kamu suka"

"Apaansih!!" Jawab Tarissa sok-sokan kesal.

"Yaudah sini!" Akhirnya dengan malu-malu kucing Tarissa segera menghampiri aku Andrian dan tidur disampingnya.

"Kalo peluk kamu boleh?" Tanya Andrian membuat Tarissa melotot

"Ngelunjak ya!" Jawab Tarissa dengan marah

"Eh enggak -enggak"

•••

MAAF YA karena aku udah lama nggak update karena kemarin kan aku udah buat trus hilang nah aku buat lagi kah trus hilang lagi

WTF NGGAK SIH kesel pakek begete..

My Hot DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang