#7 Sepihak

756 112 83
                                    

LeeHyunRa ♥ wonwoobee

"Kau tinggal disini?" Mark tak bisa menahan raut takjubnya saat mendapati jika sang pujaan hati ternyata tinggal di kawasan yang bisa dikatakan tak berkelas.

Rumah yang bahkan lebih buruk dari gudang milik Mark sendiri. Oke, bukannya Mark sombong atau bagaimana - tapi, flat yang sekarang ditempati oleh Koeun ini - Mark rasa tak sehat dan terkesan - kumuh?

Ya, itulah kesan pertama yang kedua Mark tangkap. Mark sendiri tak habis pikir - bagaimana bisa kekasih atau lebih tepatnya mantan kekasihnya - bisa tinggal ditempat tak layak seperti ini?

Ini sungguh tak masuk akal.

Mendapat pertanyaan seperti itu, Koeun yang saat ini sibuk membuka seat-belt pun seketika mengangguk membenarkan. "Yap, itu rumahku," dengan enteng dan tanpa ragu sedikitpun Koeun menjawab pertanyaan Mark yang bagi Koeun tak biasa itu.

Memangnya apa yang salah dengan tempat tinggalnya?

Seketika Mark pun memutar tubuhnya dan menatap Koeun dengan tatapan lebih serius. "Kau serius? Bagaimana bisa kau ting- ahh, sudahlah. Mulai hari ini kau akan tinggal denganku," lagi - dengan sepihaknya Mark memutuskan satu hal yang tentunya berhasil membuat Koeun membulatkan matanya tak percaya.

"Hey, apa maksudmu? Tinggal denganmu?" Sentak Koeun tak habis pikir. Koeun pun seketika menggeleng tak terima,"Tidak. Itu rumahku, dan aku akan turun," andai semudah itu Koeun turun dari mobil Mark, namun pada kenyataannya Koeun tak pernah bisa turun.

Salahkanlah Mark yang tak kunjung membuka kunci pintu mobilnya.

"Aku mau keluar Mark!!" Sentak Koeun tak sabar.

Tapi, Mark - pria ini tetap keukeuh menahan Koeun agar tak turun. Mata Mark pun kini sibuk menilai berapa nilai harga gedung flat yang ditempati gadisnya itu.

"Gedung itu tak memiliki lift bukan?" Tebak Mark tepat.

Alih-alih menjawab, Koeun hanya bergumam "hemm.." sebagai jawaban. Gadis ini tengah kesal dengan tingkah mantannya ini, jadi wajar saja jika Koeun malas menyahut.

Mark mengangguk. "Baguslah, tak ada cara lain. Kau akan tinggal denganku. Karena bagaimanapun dengan kakimu saat ini - kau tak bisa menaiki anak tangga," simpul Mark yang lagi-lagi membuat Koeun bungkam.

"Mark, apa maks-"

Dengan amat sangat manis, Mark menatap Koeun lalu tersenyum. "Maksudku, mulai hari ini - kau akan tinggal bersamaku."

"Ber-du-a."

"Tak ada bantahan," Tambah Mark saat pria ini sadar - jika Koeun akan menolaknya.

Tanpa menunggu jawaban dari sang gadis, 'ya atau tidak.' - Mark seketika memutar mobilnya dan melajukannya untuk menjauh. Meninggalkan kawasan yang bagi Mark tak layak untuk dihuni ini.

Dan Koeun - gadis ini hanya bisa diam dan masih mencoba mencerna apa yang dimaksud oleh sang mantan.

'Tinggal bersama? Apa pria ini gila?'

______

"Minumlah.." dengan lembut Jeno meminta gadis yang sebelumnya ia tolong untuk meminum teh yang sebelumnya ia pesan.

Oke, Jeno sendiri tak tahu siapa gadis ini, kenapa gadis ini dan entahlah - Jeno sendiri tak sengaja bertemu dengan gadis ini, saat ia berniat untuk mengajak Koeun makan siang bersama. Namun, alih-alih bertemu dengan Koeun - Jeno malah bertubrukan dengan gadis yang entah kenapa menangis.

Karena tak tega melihat lelehan air mata yang sejak awal gadis itu keluarkan dan ditambah dengan adik kecil yang juga ikut menangis dalam gendongan gadis itu - entah mengapa itu semua membuat Jeno tak tega untuk tak menolong dan kini disinilah mereka duduk berhadapan didalam sebuah cafe, lengkap dengan dua cangkir teh dan beberapa cemilan yang sebelumnya memang Jeno pesan.

Number One.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang