#14 Ajang Reuni

711 93 119
                                        

LeeHyunra ♡ wonwoobee

Terkadang takdir bisa tergores dengan kejamnya. Kejam hingga membuat sang pelakon takdir menahan napas mereka hingga beberapa saat.

Itulah yang terjadi pada Hina saat ini. Goresan takdir benar-benar mempermainkan hidupnya dengan sempurna. Tak cukup sekali, bahkan Hina pun kini harus kembali berhadapan dengan sosok itu. Sosok yang berhasil membuat diri Hina jatuh hingga ke dasar.

Jaemin. Itulah sosok yang sekonyong-konyong kembali muncul dihadapan Hina. Tersenyum dengan tenangnya, seolah tak ada yang salah.

"Selamat datang Tuan Lee.." dengan sopan Jaemin menyapa - tangannya kini tampak mengangsur kearah Jeno, bermaksud untuk berjabat tangan.

Tanpa ragu Jeno pun menerima jabatan tangan itu. "Terimakasih Tuan Na," balas Jeno tak kalah sopan.

Hina membeku dalam posisinya. Gadis ini benar-benar tak mengerti dengan apa yang sebenarnya terjadi kini. Jaemin? Kenapa pria itu ada disini?

Kenapa?

Kenapa hidupnya seolah hanya berputar-putar diantara nama Jaemin?

Kenapa?

Disisi lain, Jaemin hanya bisa menyunggingkan senyum kecilnya saat mendapati wajah Hina yang tampak pucat pasi bak tak memiliki darah itu. Jaemin juga awalnya kaget, saat mendapati sosok wanita itu yang ternyata mendampingi rekan kerjanya. Tapi, berkat ketenangan luar biasa yang Jaemin miliki - pria Na ini berhasil menyembunyikan semua perasaan kaget itu.

Acara berjabat tangan dua pria tampan itu selesai. Jeno sengaja melirik Hina yang sejak tadi entah kenapa memilih untuk diam dan sungguh ini tidaklah biasa.

Ada apa gerangan dengan gadisnya ini?

"Tuan Na, kenalkan - ini sekretaris baru saya, Nona Nakamura," tanpa mengetahui apa-apa, Jeno dengan santainya mengenalkan Hina pada sang rekan bisnis. Membuat Hina seketika menolehkan kepalanya kearah Jeno.

Berkenalan?

Apa Jeno bercanda?

Tanpa berkenalan pun Hina tau dengan sangat siapa rekan bisnis Jeno ini. Sosok yang sama sekali tak Hina harapkan untuk kembali dalam hidupnya.

Jaemin tersenyum tenang, sesaat Jeno memperkenalkan wanita yang ia kenal itu.

Timbul rasa jijik dalam benak Jaemin kini, jijik karena bagaimana bisa ia pernah menghabiskan malamnya yang berharga dengan wanita itu?

Lihatlah, lepas dari Jaemin - kini wanita itu tampak asik dengan pria lain.

Hah? Apa wanita itu tak punya malu?

Tapi karena ini masalah bisnis, maka Jaemin pun harus bisa berlaku seprofesional mungkin. Ia tak boleh menampakan diri secara jelas jika ia tak menyukai gadis bernama Hina itu.

"Nona Nakamura, senang bertemu dengan anda," dengan sopan Jaemin kembali mengangsurkan satu tangannya kearah Hina, hanya sekedar berbasa-basi untuk saling berjabat tangan.

Hina menatap Jaemin sekilas sebelum matanya ia bawa kembali untuk menatap putihnya lantai. Hina dilema, haruskah ia menerima jabatan tangan itu? Haruskah mereka kembali melakukan kontak fisik setelah semua luka yang sebelumnya pria itu berikan?

Haruskah?

Kenapa sebagian diri Hina merasa tak rela. Bahkan untuk berpapasan di jalan dengan Jaemin saja Hina tak sudi, dan sekarang berjabat tangan?

Astaga, takdir benar-benar lucu. Bagaimana bisa mereka mempertemukan dua anak manusia yang saling membenci seperti ini? Tak cukupkah semua luka dan air mata yang Hina terima selama ini? Dan sekarang Hina harus kembali bertemu dengan pemilik mata sayu itu?

Number One.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang