#20 Badai Baru

708 85 76
                                    

LeeHyunra ♥ wonwoobee

Adegan panas yang harusnya Mark dan Koeun lakukan saat ini, seketika pupus saat satu kaki Koeun dengan tega menendang kepemilikan Mark dan membuat pria Lee ini mengerang menahan sakit.

"Ouch.."

"Kau gila!!! Apa yang kau lakukan Mark!!" Pekik Koeun setelah tubuhnya berhasil terbebas dari kungkungan Mark. Sepasang mata Koeun kini menatap nyalang Mark yang tampak kesakitan di area sensitifnya itu.

"Kau yang gila!!! Kenapa kau menendang adikku!!!" Marah Mark tak habis pikir akan tindakan Koeun yang jatuhnya tak berperikemanusiaan itu.

Bagaimana tidak, harusnya saat ini mereka saling melepas rasa nikmat satu sama lain. Tapi alih-alih bercinta, Koeun malah dengan tega menyakiti adik Mark. Sial!

Bagaimana jika tendangannya ini berdampak pada masa depan mereka berdua? Astaga, semoga saja tidak.

Dengan kasar Koeun meraih selimut dan melilitkannya erat di sekitar tubuh eloknya. Mencoba sebisa mungkin untuk menutup tubuhnya dari tatapan ganas Mark. Koeun tak mau diserang oleh pria itu untuk kesekian kalinya. Tidak untuk sekarang.

Bagaimana bisa juga Koeun dan Mark melakukan hal itu, padahal kini mereka tengah berada dalam satu masalah yang sayangnya belum mampu mereka selesaikan.

Arin dan janinnya, memangnya apa lagi?

Mark masih tampak meringis menahan sakit diarea sensitifnya itu. Sementara Koeun - gadis ini hanya bisa menatap Mark sedikit bersalah.

Tapi itu lebih baik, daripada pagi ini ia diserang oleh Mark?

“Aww, sayang perih! Kau tega!” rintih Mark masih menahan sakit yang sungguh tak terkira ini.

Koeun tampak membuka dan menutup matanya perlahan, menampilkan wajah polos yang tampak menggemaskan dimata Mark.

“Itu salahmu Mark! Bagaimana bisa kau menyentuhku tanpa izin?” Koeun yang sejak tadi asik berbaring dengan selimut yang menutupi tubuhnya sempurna, seketika menyikap selimut itu lalu bangkit dari atas tempat tidur mereka.

Koeun menatap Mark kesal, “Mark Lee dengar, aku tak mau tidur denganmu, sebelum kita selesaikan masalah Arin dan janin yang dikandungnya itu. Kau mengerti?”

Bersamaan dengan berakhirnya ucapan Koeun itu, Koeun pun dengan tega membanting pintu kamar Mark membuat sang pemilik menatap Koeun tak percaya.

“Ko Eunji!! Yaaakk!! Kau mau kemana? Sayaaaaangggggg!!!! Bagaimana dengan adikku?? Yakkkkkk!!!!"

************

Pagi hari, seperti biasa pagi ini Hina tampak sibuk dengan celemeknya membuat sarapan untuk sang anak dan kekasihnya, Jeno. Senyum manis khas seorang Hina tak pernah luntur gadis ini sunggingkan. Bagaimana tidak, Hina masih saja mengingat bagaimana cemburunya Jeno kemarin saat ia memutuskan bertemu dengan Jaemin, yang tak lain ayah kandung dari Baby Lami.

Tidakkah saat itu Jeno tampak menggemaskan? Terlebih saat pria Lee itu berpikir bahwa ia akan kembali pada Jaemin.

Astaga, kenapa Jeno bisa berpikiran seperti itu?

Acara mengiris sayuran Hina, sayangnya harus terhenti saat pinggangnya terasa hangat oleh sepasang tangan yang tiba-tiba memeluknya.

Hina tau siapa pemilik tangan itu, hanya ada satu sosok di rumah ini yang bisa memeluk Hina dengan erat.

"Morning baby.." sebuah kecupan lembut dengan nyata mendarat di pipi Hina. Kecupan yang mau tak mau membuat Hina memutar tubuhnya setelah sebelumnya ia menyimpan pisau dengan hati-hati.

Number One.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang