LeeHyunra ♡ wonwoobee
Mabuk seorang diri, itulah yang dilakukan oleh Arin saat ini. Setelah Mark dengan nyata mencampakannya dan lebih memilih gadis sial itu. Arin pun memutuskan untuk menghabiskan waktunya disalah satu Club - yang memang selalu ia sambangi setiap gadis Choi ini dilanda masalah yang seakan mencekik.
Ditemani beberapa botol Vodka yang hampir tinggal setengah ataupun seperempat, Arin benar-benar melampiaskan semua rasa kecewa dan marahnya pada minuman beralkohol ini seorang diri.
Tanpa teman dan kawan.
Hanya botol minuman dan gelas kecillah yang menemani kesendirian Arin saat ini.
Sosok yang sebelumnya Arin hubungi, sialnya saat ini tak kunjung datang. Entah kemana perginya pria itu, bukankah biasanya ia selalu ada kapanpun Arin butuh? Tapi ini?
Apa semuanya secara terang-terangan meninggalkan Arin? Begitukah?
Gerak jemari lentik Arin yang berniat untuk kembali meneguk minuman memabukan itu seketika terhenti saat tiba-tiba muncul sebuah tangan yang menjegal niatannya itu.
Arin menoleh dan matanya dengan jelas menangkap sosok itu. Sosok yang sejak tadi Arin tunggu dalam diam.
"Berhenti minum, kau sudah mabuk," ucap suara itu lalu memilih untuk menegak minuman yang kini telah berpindah tangan padanya.
Arin menatap sosok itu lalu tersenyum bodoh.
"Jaemin, kau datang? Peluk.." gerak kedua tangan Arin yang berniat untuk memeluk tubuh Jaemin seketika terhenti saat Jaemin tiba-tiba saja meraih satu tangannya.
Jaemin berniat untuk membopong Arin.
"Kita pulang, kau mabuk!"
Arin menggeleng, menolak tebakan Jaemin itu.
"Aku tidak mabuk, ak- aku.. yaakk!!!" belum sempat Arin menuntaskan ucapannya, Jaemin seketika membawa tubuh Arin dalam gendongannya.
"Jaemin..."
"Aku akan mengantarmu pulang," singkat Jaemin yang memang pria ini tidak dalam kondisi yang baik-baik saja. Jujur, Jaemin tengah menahan amarahnya agar tak meledak saat ini juga.
Arin, gadis yang selama ini Jaemin cintai - gadis yang lembut dan baik. Kenapa bisa berakhir mabuk seperti ini? Kenapa? Siapa yang membuat Arin nya berubah seperti ini? Siapa?
Karena tak tega dengan wajah Arin yang telah memerah saking mabuknya, Jaemin pun tanpa banyak bicara segera membawa tubuh Arin untuk menjauh dari tempat terkutuk ini.
Arin masih betah melenguh dalam gendongan Jaemin, membuat Jaemin harus bisa menambah kesabarannya ekstra.
"Jaemin, akhu.. tak mabuhkk! Akku jugh-a tak sak-it. Janhthung ini.." satu jari Arin sibuk menunjuk ke tempat dimana jantungnya berada.
"Jhanthung inhi.. ba..baik-baik saja, akku- boh-hong hahahah," tak cukup dengan celotehan-celotehan yang tak Jaemin mengerti, kini Arin bahkan ada acara tertawa segala. Tertawa akan sesuatu yang sayangnya tak Jaemin mengerti.
Jaemin masih saja melajukan kakinya untuk melangkah, hingga saat tepat didepan tempat parkir - Jaemin terpaksa memberhentikan lajunya.
Ditatapnya mata Arin tajam, saat untaian kalimat itu dengan nyata masuk dalam telinga sehat Jaemin.
Deretan kata yang tak pernah Jaemin duga akan keluar dari bibir manis seorang Choi Arin.
"Jaeminie, tiduri aku. Hamili ak-ku.."
_______
"Awww, pelan-pelan.."
"Maaf.." entah telah berapa kali Hina menghaturkan maafnya pada Jeno. Bagaimana tak minta maaf, berkat kecerobohan dan kehebohan Hina - jidat kiri Jeno kini tampak memar, akibat botol susu yang sebelumnya Hina lempar.
![](https://img.wattpad.com/cover/114555309-288-k885628.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Number One.
Fanfiction#793 in Fanfiction 170919 Masih ingat kisah Number Two.? dan inilah kelanjutan kisah mereka.. NCT' Mark ♥ Koeun ♥ NCT' Jeno ©July 2017