Leehyunra ♥ wonwoobee
"Aku merindukanmu.." Koeun makin membeku dalam posisi tak menyangkanya, saat pelukan tiba-tiba itu semakin mendekapnya erat.
Koeun bukan hanya tak percaya, bahwa hari ini ia bertemu dengan Mark - tapi, lelaki ini pun tanpa seizinnya memeluk tubuh Koeun.
Hey, apa ini masuk akal? Mereka telah lama tak berjumpa dan sekalinya berjumpa mereka berpelukan? Apa ini masuk akal?
Bukannya mencoba melepas pelukan Mark. Koeun - gadis ini hanya terdiam dan seolah menikmati pelukan itu. Tapi, jangan salah paham dulu - Koeun bukannya menikmati pelukan yang sialnya ia rindukan ini, tapi pikiran Koeun tengah bergelut sekarang - bergelut tentang apa yang sebenarnya terjadi saat ini.
Apa pria dihadapannya ini memang Mark? Atau.. kenapa semuanya terkesan mendadak? Disaat Koeun telah merelakan pria ini pergi, lalu- kenapa pria ini malah kembali? Kembali tanpa salam pula..
Pria ini..
Pemikiran kacau Koeun seketika terhenti, saat Mark - pria itu tiba-tiba saja mengecup keningnya hangat.
CUP-
"Maafkan aku.." tulus Mark seraya kedua matanya menatap Koeun dalam dan penuh cinta. Koeun tetaplah diam. Gadis ini masih tak habis pikir dengan kejadian yang terjadi hari ini. Hari ini jelas-jelas Koeun merasa bahagia karena ia telah mendapat pekerjaan tapi, bertemu dengan Mark?
Entah mengapa Koeun sedikit merutuki hari ini. Jika ia tahu hari ini akan berakhir seperti sekarang, demi apapun - Koeun lebih memilih untuk tak mendapat pekerjaan saja. Pekerjaan memang penting, tapi harga diri - itu jauh lebih penting.
"Koeun-ssi, tak bisakah kita kembali ber-"
PLAKKK
Belum tuntas Mark merealisasikan niatan baiknya untuk rujuk, sebuah tamparan manis dengan lancar Koeun daratkan pada pipi mulus Mark. Tamparan yang seolah mencerminkan seberapa marah seorang Koeun pada Mark.
Ya, Koeun bukanlah seorang Cinderella yang bisa dengan mudah memaafkan keluarga tirinya hanya karena sebuah kata maaf. Tidak, Koeun tak sebaik itu - Mark terlanjur menorehkan luka pada hatinya, jadi inilah adanya.
Maaf memang mudah diucapkan, tapi membereskan hati yang terlanjur terkoyak itu sangatlah sulit.
Kini Mark hanya bisa menatap Koeun dengan tatapan tak percayanya. Seumur hidup, Mark baru kali ini mendapat tamparan dari seorang gadis. Dan seorang Koeun menamparnya? Apa itu masuk akal? Jika Koeun bukan gadis yang ia cintai, bisa dipastikan jika umur Koeun akan berakhir detik ini juga. Mark tak pernah suka disakiti oleh siapapun.
Tapi, karena ini Koeun yang melakukannya, maka Mark akan mengecualikannya.
"Apa yang kau lakukan?" Tanya Mark masih lengkap dengan nada suara dingin andalannya. Mata yang sebelumnya menatap Koeun hangat kini berubah menjadi dingin layaknya es dikutub.
Disisi lain, Koeun pun hanya bisa menatap Mark dengan tatapan dingin dan tak bersahabatnya. Tak ada lagi Koeun yang cengeng dan penurut seperti masa SMA dulu, Koeun yang sekarang lebih tegar dan tangguh.
Jika sebelumnya Koeun selalu mengalah pada Mark, tapi tidak untuk sekarang. Koeun lelah jika ia harus terus-menerus mengalah. Bukankah Koeun juga pantas untuk bahagia?
"Apa kau yang menerimaku bekerja disini?" bukannya menjawab pertanyaan Mark sebelumnya, Koeun malah mengajukan satu pertanyaan yang membuat senyum Mark merekah licik.
Pelan namun pasti, Mark mulai merajut langkah untuk kembali mendekat kearah Koeun. Diangkatnya dagu Koeun pelan, yang membuat mata mereka kembali beradu. "Menurutmu?" sahut Mark diiringi seringai licik.

KAMU SEDANG MEMBACA
Number One.
Fanfiction#793 in Fanfiction 170919 Masih ingat kisah Number Two.? dan inilah kelanjutan kisah mereka.. NCT' Mark ♥ Koeun ♥ NCT' Jeno ©July 2017