LeeHyunra♡ wonwoobee
Pagi menyapa. Andai saja Jaemin tak ingat jika pagi ini ia harus menghadiri sebuah rapat yang kelewat penting - sampai saat ini ia pasti masih tertidur manis disamping Arin.
Semalam, Jaemin memutuskan untuk membawa Arin ke sebuah hotel - alasannya? Rumah Arin dan Jaemin, sama-sama terlalu jauh dari bar itu. Terlebih lumatan bibir Arin yang tiba-tiba menyapa bibir manis Jaemin - membuat Jaemin hilang akal seketika.
Dan disinilah Arin dan Jaemin menghabiskan malam mereka, di sebuah hotel bintang lima yang letaknya hanya 200 meter dari bar semalam.
Arin masih terlelap dalam tidur nyenyaknya. Tubuh mungilnya dengan sempurna tertutup oleh selimut putih yang menjadi saksi kegiatan Arin dan Jaemin semalam.
Jaemin tak menyangka jika Arin akan memintanya untuk melakukan hal itu.
Astaga!!
Jaemin benar-benar tak waras semalam! Bagaimana bisa ia- arggghhh!!!
Jaemin kehilangan fokusnya setelah otaknya dengan lancar mengingat apa yang semalam terjadi. Bahkan acara memasang dasi yang biasanya mudah pun, kini Jaemin harus bersusah payah untuk memasangnya.
"Arghhh, sial.. aku bisa terlambat!" Setelah sadar jika jarum detik dan menit terus berjalan. Jaemin pun memutuskan untuk memasang dasinya nanti.
Diraihnya kunci mobil dan jas yang sejak semalam teronggok manis disalah satu tangan sofa. Sebelum pergi meninggalkan Arin yang masih terlelap dalam dunia mimpinya, Jaemin pun dengan lembut mengecup kening Arin penuh cinta. Mata Jaemin tampak menatap sosok Arin dengan tatapan penuh penyesalannya.
"Maaf.."
"Maafkan aku.."
Setelah mengatakan hal itu, Jaemin pun tanpa banyak lama segera melangkahkan kakinya ke luar kamar hotel. Meninggalkan Arin dengan berjuta rasa penyesalan yang kini tumbuh di hati Jaemin.
Pilihan Jaemin memang benar bukan?
______
Canggung. Itulah satu kata yang tepat menggambarkan keadaan ruang makan Mark saat ini. Bagaimana tak canggung, setelah ajakan Mark semalam untuk menikah yang belum juga dibalas oleh Koeun. Kini, kedua anak manusia ini tampak mengatupkan bibirnya rapat. Tak ada seorang pun dari keduanya yang berinisiatif untuk membuka suara.
Ingin rasanya Mark mengulang ajakannya semalam, tapi melihat ekspresi Koeun saat ini - entah kenapa membuat Mark langsung mengurungkan niatnya.
Apa mungkin Koeun tak mau menikah dengannya? Mungkinkah? Tapi, jika tak mau - lalu kenapa Koeun mau tidur dengannya? Kenapa? Tidakkah itu aneh?
Disisi lain, Koeun pun tak kalah gundahnya paska kejadian pengajakan menikah semalam. Ini terlalu mendadak. Ya, sangat mendadak! Mereka baru beberapa hari lalu memutuskan untuk kembali bersama, lalu menikah? Hey! Tidakkah itu terlalu cepat?
Menikah? Bagaimana bisa?
Menu sarapan yang biasanya selalu tampak lezat di lidah Koeun, kali ini tampak memiliki rasa yang berbeda. Entah apa yang membuatnya berbeda namun yang pasti Koeun masih tak habis pikir akan ajakan Mark semalam.
Menikah?
Menikah tidaklah sesederhana saat mereka berkencan. Jika saat berkencan mereka ternyata tak cocok, maka mereka bisa putus. Tapi, jika menikah? Tak mungkinkan mereka bercerai. Astaga tidak! Koeun selalu ingin menikah sekali seumur hidup.
Jadi, masalah ini - tentu saja harus Koeun pikirkan matang-matang. Koeun tak boleh gegabah dalam menjawabnya, bagaimanapun ini sangat berpengaruh bagi masa depannya kelak.
![](https://img.wattpad.com/cover/114555309-288-k885628.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Number One.
Fiksi Penggemar#793 in Fanfiction 170919 Masih ingat kisah Number Two.? dan inilah kelanjutan kisah mereka.. NCT' Mark ♥ Koeun ♥ NCT' Jeno ©July 2017