#28 Selamat- makan?

318 34 15
                                        

wonwoobee ❤

”Irene, ini aku Arin. Usulanmu untuk melakukan aborsi itu. Apa aku bisa melakukannya besok lusa? Dan apa aku bisa pulih dalam waktu seminggu? Jika bisa, aku mau melakukannya,”

Arin benar-benar telah bulat dengan keputusannya. Keputusan untuk memusnahkan janin kecil yang kini bersemayam didalam perutnya. Janin yang tak pernah Arin inginkan.

Ya, jika Arin ingin kembali kepada Mark  maka ada tiga hal yang harus Arin lakukan, yang pertama kembali ke Seoul -  dan minggu depan Arin akan kembali ke tanah kelahirannya itu. Kedua, memusnahkan janin sial ini - sebentar lagi, janin ini akan hilang dan yang terakhir menyingkirkan gadis sial itu untuk selamanya.

Arin tersenyum saat otaknya kembali mengingat rencana yang telah susah payah ia susun. Rencana yang akan membuat ia dan Mark kembali bersama. Rencana yang sempurna..

Aku Jamin, diakhir nanti - Mark memang hanya untuknya.

Untuk Arin seorang!

Drrt..

Sebuah pesan tiba-tiba masuk, selepas Arin memutus panggilannya dengan Irene - Dokter yang ia kenal sejak kuliah. Tanpa ragu  Arin membuka pesan yang masuk itu. Pesan dari Jaemin  pria yang bisa-bisanya jatuh hati pada dirinya.

From : Jaemin
Aku baru sampai di Osaka, aku akan pulang secepat yang aku bisa, Aku mencintaimu..

Arin membaca pesan itu dengan tatapan datar dan tak minat.

"Cinta? Tapi maaf, cintaku hanya untuk Mark seorang, dasar pria bodoh!."

Lain di mulut lain juga dikata, faktanya setelah memaki Jaemin seperti itu  jemari Arin dengan lincah mengetikan sebuah balasan.

To : Jaemin
Aku akan menunggumu disini, cepatlah kembali, Aku merindukanmu..^^

SENT!

Arin tampak tertawa hambar dalam duduknya setelah membaca ulang balasan pesan yang sebelumnya ia kirim.

Merindukamu pantatmu! Agh.. Pria itu benar-benar bodoh!

**

Dua minggu sudah Hina dan Jeno sibuk menyiapkan segala hal terkait pernikahan mereka. Bukan hanya mereka berdua saja yang sibuk, Koeun dan Mark  selaku teman mereka pun, sengaja Jeno libatkan agar dua insan itu ikut membantu.

Sebenarnya Jeno juga telah menyewa WO untuk menyiapkan pernikahannya. Tapi tetap saja, Jeno dan Hina tak bisa menyerahkan semuanya begitu saja pada pihak WO - jadi inilah mereka. Masih sibuk, meskipun kurang dari dua minggu lagi mereka akan segera menikah.

Saat ini Mark, Jeno, Hina dan Koeun serta Baby Lami tampak duduk bersandar di sofa, setelah keempatnya sibuk memilah makanan apa saja yang nantinya akan muncul di acara.

Mark tampak mengelus perutnya lemah, "Aku kenyang,"

Koeun menatap sang kekasih tak kalah lemah.

"Aku juga kenyang, Mark.. Kau tak akan meninggalkan aku kan, walaupun badan aku menjadi lebih berisi?" tanya Koeun mulai khawatir takut-takut Mark akan berpaling ke wanita lain yang memiliki tubuh lebih aduhai.

Terkekeh, Mark hanya bisa mencubit pipi sang kekasih yang bisa-bisanya berkata aneh seperti itu.

"Aww.. sakit,"

Sayang, walaupun beratmu bertambah berkali-kali lipat, aku akan tetap mencintaimu sayang. Kau tak perlu khawatir.. jawab Mark yang tentu saja membuat Koeun senang.

Wanita itu memilih untuk mendekap tubuh Mark dari samping.

"Aku menyayangimu Mark.."

"Sudah seharusnya bukan?" Mark tak kalah erat mendekap tubuh Koeun.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 18, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Number One.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang