Chapter 12 : Tim Persediaan

679 125 18
                                    

Setelah semua sudah mendapatkan ponsel, senjata serta printilan yang lainnya, mereka sekarang berpisah.

Tim 1 pergi menuju ke mall ternama di Kota Malang diikuti Tim 4 dan Tim 5 yang akan pergi untuk mengambil barang yang diperintahkan sedangkan Tim 3 menuju ke pasar dan apotek atau toko yang terbuka lainnya diikuti Tim 2 yang sudah selesai misi, Tim 6 dan Tim Bis.

"Add pertemanan dulu di line, ya! ID Line aku: Markganteng. Nanti aku undang kalian ke grup telepon!!" teriak Mark keluar jendela untuk mengingatkan teman-temannya.

Akhirnya mereka pun berpencar menjadi 2.


***


Tim persediaan memulai perjalanannya menuju ke mall. Mobil Tim 1 dikemudikan oleh Christof.

Nana duduk di bangku depan, sebelah Christof. Dia hanya bisa melihat pemandangan Kota Malang yang tidak lagi sama seperti yang ia tahu dulu. Semuanya menjadi berantakan dan tidak terkendali. Sesekali dia bisa melihat adanya mayat hidup yang berkeliaran, zombie itu mengenakan seragam kantor yang masih rapi namun sudah terkena cucuran darah. Tidak bisa disangka olehnya kalau zombie itu dulunya adalah manusia yang sama sepertinya.

"Nana," panggil Vellany.

"Hm??" jawabnya sambil menoleh ke belakang.

"Apa kamu tidak bingung dengan apa yang terjadi sekarang?" tanya Vellany dengan polos.

"Aku rasa kita semua pastinya kaget, tetapi .. tiba-tiba rasa kaget itu tergantikan oleh rasa ingin hidup," sahut Aurora sambil memandang keluar jendela.

"Aku pun ngga tau. Aku ingin menganggap aku tidak mengalami apa pun dan aku tidak tau apa-apa, namun aku ngga bisa. Yang ada di kepalaku saat ini hanyalah amarah, kesedihan dan kebingungan," jawab Nana sambil kembali menghadap ke depan.

"Aku tidak pernah menyangka jika dunia ini akan menjadi seperti layaknya film ninja," Christof tiba-tiba mengeluarkan suaranya.

"Ah? Film ninja katamu?" Vellany tampak bingung dengan kata-kata Christof barusan.

"Apa kamu ngga pernah dengar?" tanya Christof sambil menatap dua cewek berambut sebahu dan yang satunya berambut kuncir yang sedang di belakangnya lewat spion.

"Entah. Aku tidak suka menonton film," jawab Vellany singkat.

"Kalau buku cerita seperti itu. Aku pernah melihatnya di perpustakaan umum," sosor Aurora sambil memegang dagunya, "tapi buku itu terpencil dan kayaknya tidak ada yang tertarik membacanya," imbuhnya.

"Ok kita sudah sampai, tapi aku tidak yakin apakah di dalam sini ada zombie atau tidak," Christof mengalihkan pembicaraan.

"Ahh mataku bisa menembus benda, biar aku lihat," kata Aurora sambil berlaku seperti fokus terhadap sesuatu.

Nana melihat kembali mata Aurora. Seingat Nana, waktu itu matanya juga bisa menembus benda, dan matanya menjadi putih. Tetapi mengapa dia tidak menjadi abu-abu??

"Apa kau pakai softlens?" tanya Nana.

"Oh. Iya. Mataku berwarna aneh. Jadi aku pakaikan softlens," jawab Aurora sambil tetap fokus mencari.

I'M CHOSENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang