Chapter 29: Rahasia

207 17 4
                                    

Ini sudah 3 hari setelah Nana pergi dari kumpulan temannya di pelabuhan. Rasanya sangat sepi sekali. Levant begitu merasa kesepian tanpa Nana.

Di lain itu, Levant mengunjungi ruangan Melina.

"Ada ap-" mulut Melina berhenti berbicara saat tahu bahwa Levant yang mengetuk pintu.

"Aku ingin berbicara padamu," ungkap Levant dengan nada bicara yang dingin.

"Ah baiklah silahkan masuk," ujar Melina.

"Aku ingin tau kenapa dirimu masih bisa memakai kekuatan itu padahal semua kekuatan sudah diserap,"

"Cerita itu sangat panjang tuan."

"Waktu itu di hari kedatangan kami yang pertama kalinya di bumi. Itu adalah waktu saat kekuatan telah diambil, jadi kami masih memiliki kekuatan kami.
Kami membuat buku dan menuliskan penglihatan yang kami dapatkan, walaupun kami tau itu bukanlah kekuatan, namun anugerah yang tidak akan pernah hilang meskipun kekuatan sudah diserap.
Tiba di saat Luna telah meninggal, itu bukanlah kami yang membunuh.
Namun kami di sana karena telah melihat kejadian itu.
Dia dibunuh oleh manusia yang hendak melecehkannya.
Jadi semua yang kamu sampaikan mengenai pembunuhan itu, hanyalah salah paham." jelas  Melani sambil menunduk.

Mereka terdiam sejenak.

"Maafkan aku," ucap Levant.

"Itu sudah terjadi, sebenarnya aku tau kalau aku akan mati, tapi semua itu salah," ungkap Melina sambil menatap Levant.

"Apa maksudmu?"

"Hari itu aku berkata padamu kalau kamu melakukannya, kau melemparku akan terjadi sesuatu dengan Nana. Tapi kau melemparku dan aku tidak mati, padahal aku mendapat penglihatan kalau saat itu juga, penglihatan begitu gelap tetapi hari itu aku selamat. Itu karena Nana," Melina berdiri dan menjadi bingung dengan perkataannya sendiri.

"Jadi maksudmu, Nana melawan penglihatanmu yang selalu terjadi itu?" tanya Levant dengan heran.

"Iya, untuk pertama kalinya," Melina menunduk.


••••


Dilain tempat, Jason dan kumpulannya berlayar dari pulau Jawa menuju Bali.
"Aku melihat ada orang di seberang," ucap Brandon.

"Biar aku lihat," Felin maju selangkah di depan Brandon dan memfokuskan matanya. Dia melihat ada Karina dan Mark sedang berbincang-bincang.

"Di sana Karina dan Mark. Sudah dipastikan Nana pasti ada di sana," ujar Felin dengan yakin.
"Hmm, ini akan menyenangkan." Jason tersenyum simpul. Dilain itu, Brandon tampak gugup karena di sana ada Karina, gadis yang dia temui waktu itu.

Mereka pun berlayar hingga sampai di Pulau Bali.

Karina yang berada di dekat perairan langsung melihat Brandon, Anne, Felin dan kawan lainnya.

"Mark kenapa perasaanku ngga enak," bisik Karina.

"Biar aku atasi," Mark maju perlahan.


Kapal yang berlayar pun berhenti di pesisir pantai. Mark mencoba untuk menyapa mereka.

"Hai, aku senang kalian semua selamat. Mari aku ant-" Mark terpelanting karena hempasan angin panas Jason yang membuat bajunya berasap.

I'M CHOSENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang