Chapter 37: Aku?

10 2 0
                                    

Hari ini, Nana merasa tubuhnya begitu letih dan lemas. Dia merasa seperti sedang ada sesuatu yang buruk telah terjadi, namun ketika dia berjalan ke luar untuk melihat langit di planet milik Giordano ini, tidak ada sesuatu yang buruk terjadi. Semuanya masih terlihat normal dan baik-baik saja.

"Apa yang kamu lakukan di luar?" tanya Giordano dengan wajah datar dan lesu.

"Kamu habis ngapain?" Nana bertanya balik pada Giordano.

"Entahlah, dirimu juga habis ngapain?" Giordano berdiri di hadapan Nana, mata mereka menatap satu sama lain. Mereka seperti memahami raut wajah mereka masing-masing yang terlihat lelah dan lemas.

"Entah aku hanya ingin menatap pemandangan langit," balas Nana sambil kembali menatap indahnya langit di pagi hari.

Nana menatap satu bintang paling terang yang memancarkan sinar berwarna biru, unik sekali.

"Apa kamu tidak merasa lelah hari ini? Aku merasa lemas sekali, serasa habis bertanding tiga ronde." Giordano memulai percakapan, dan itu tidak bisa dipungkiri oleh Nana kalau dia sebenarnya juga merasa lelah, padahal dia tidak melakukan apapun yang membuatnya begitu lemas sampai saat ini. Raut wajahnya telah menjelaskan keadaannya.

"Entah, aku juga merasa lemas," Nana pun berjalan melewati Giordano, dia rasanya ingin berbaring saja. Entah kenapa pandangan matanya mulai kabur dan kakinya tidak sanggup menopang tubuhnya.

Buk..

Nana terjatuh ke lantai.

"Lun- Nana.." Giordano mengangkat Nana dan menggendongnya menuju kamar dengan sekuat tenaganya. 

Pandangan Giordano pun ikut memburam, ia berusaha dengan cepat mencapai kamar yang ditempati Nana, "tubuhku, kuatlah, sedikit lagi," Giordano berusaha menguatkan tubuhnya yang terasa lemas. Dia ingin cepat sampai ke kamar Nana yang tidak terlalu jauh dari tempatnya berjalan sekarang. Tidak tahu kenapa, jarak kamar Nana yang tidak terlalu jauh, hari ini terasa sangat jauh dan melelahkan.

Ketika Giordano sampai di kamar Nana, dirinya sudah tidak sanggup lagi untuk menahan rasa lemasnya. Dia meletakkan Nana di atas ranjangnya lalu dia tergeletak di atas ranjang Nana juga dan akhirnya mereka pingsan bersamaan di atas ranjang.


••••


"Pergilah menuju buaya besar itu sebelum kamu dalam bahaya. Waktumu hanya sebentar untuk ke sana, Dewa memberkatimu dengan kekuatan, bangunlah."

Nana terbangun entah pikirannya kacau, dia tidak merasa selemas tadi. Dia langsung berlari keluar dari kastil, berlari dan berlari menuju hutan lebat dan gelap tanpa menghiraukan Giordano yang tadi tertidur di sebelahnya.

Nana pergi ke rawa tempat buaya itu tinggal dan mencarinya, buaya besar yang  menjadi temannya.

Entah kenapa dia begitu tergesa-gesa? Bukannya dia bisa berjalan? Tidak! 10 menit! Apa yang 10 menit??!! 

Dengan begitu linglung Nana terus berlari tanpa tujuan yang jelas.

Nana akhirnya sampai di rawa gelap itu, dan dia berteriak, "hei buaya besar??? Di mana kamu??? Tolong tunjukkan dirimu," nafas Nana masih terengah-engah, dia masih berusaha mengatur nafasnya agar kembali normal.

"Apa kamu mendengar sesuatu dari Dewa?" buaya tersebut keluar dari air rawa, menunjukkan badan besarnya yang menakutkan.

"Entah, aku tidak tahu kenapa aku ingin sekali ke sini," Nana duduk lemas sambil mengatur kembali nafasnya.

"Hmm. Semesta akan hancur. Manusia setengah dewa itu sedang berusaha menghancurkan kamu dan keseimbangan semesta. Kamu harus benar-benar cepat mengingat semuanya. Jangan sampai manusia setengah dewa itu menguasai semesta dan galaksi." 

Nana menjadi setengah panik, "Manusia setengah dewa? Lalu apa yang harus aku lakukan?" 

"Pergilah ke planet suci. Di sana kamu bisa mendapatkan penglihatan dari dirimu yang sesungguhnya. Dewa sudah mengingatkanku untuk membuatmu pergi ke planet suci, Nevan. Waktumu tidak lama," jelas buaya itu memberi saran pada Nana yang terlihat kebingungan.

"Bagaimana caranya? Aku ngga tau letak planet suci itu," Nana menjadi kehilangan akal.

Buaya itu mendekati Nana, "itulah gunaku di sini. Satu pesan dariku, hiduplah, ingatlah dan lawanlah kejahatan. Dewa memberkatimu, Luna Aurelie."

Buaya itu terlihat fokus membentuk diagram di bawah tanah yang Nana injak. Cahaya pun keluar dari diagram itu. Cahaya yang sangat silau, hingga membuat Nana tidak bisa melihat apa-apa selain warna putih di matanya.

Badan Nana terasa tertarik dan ringan. Entah ke mana kah Nana akan pergi sekarang. 


****


Cahaya mulai menghilang, Nana bisa kembali merasakan kakinya menapakkan tanah berumput yang terasa sangat sejuk. Entah perasaan apa yang meliputi hatinya, namun ia merasa seperti berada kembali di rumah.

Nana memandangi sekitar, padang rumput dengan bunga-bunga yang tumbuh luas di area ini. Bunga-bunga yang ada di padang ini begitu indah, tidak pernah dalam hidupnya ia melihat bunga sebanyak ini, tapi ini tidak seperti pertama kalinya dia merasakan sensasi seperti ini.

"Inikah planet suci?" Nana memandang langit dan melihat warna langit cerah kebiruan dengan dua bulan yang mengitari planet ini. 

Nana berjalan menelusuri padang bunga ini hingga dia menemukan satu pohon besar dan megah berdiri di tengah padang bunga itu. Nana langsung berlari menghampiri pohon itu untuk berteduh. Entah kenapa walau ada sengatan seperti matahari, namun ia sama sekali tidak merasa panas dan berkeringat. Sungguh nyaman sekali berada di sini.

Pohon itu terlihat sangat besar saat Nana mendekatinya. Nana berbaring di bawah teduhnya pohon besar yang berbunga itu. 

Saat dia berbaring, Nana menatapi rimbunnya daun yang didampingi dengan bunga yang serbuk sarinya mulai berjatuhan mengenai wajah Nana. Tanpa sadar, dihirupnyalah serbuk sari pohon itu. 

Entah bayangan otaknya terasa seperti mimpi, ia rasanya seperti tersengat listrik statis namun dia dihadapkan oleh gambaran di dalam kepalanya. Entah apakah ini. Dia seperti melihat suatu film mengenai seseorang yang terasa familiar di benaknya. 

"Inikah aku?" batin Nana.



Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 04, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I'M CHOSENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang