Mereka pun akhirnya sampai di area rumah Mark.
"Seharusnya di rumah ngga ada orang, karena semua orang pergi kerja tadi. Tapi aku harus tetap berhati-hati," Mark pun membawa pisau dan masuk ke dalam rumahnya yang tertutup oleh pagar persegi panjang berwarna hitam.
Tiba-tiba terlihat seseorang yang berjalan pincang dari kejauhan.
"Kar, ada seseorang di sana," tunjuk Nana ke depan.
"Semoga dia tidak tau keberadaan kita," sahut Karina ragu. Mesin mobil mereka mati, dan suasana menjadi sepi dan agak mencekam.
Karina pun menelepon Mark dengan maksud agar dia tidak keluar dari rumah terlebih dahulu. Tetapi ponsel Mark ternyata ditinggal di atas jok mobil.
"Aish sial! Mark bodoh banget sih, hpnya ditinggal di sini," Karina pun menjadi gelisah.
"Semoga Mark bisa merasakan jika ada orang lain selain kita di sini," Nana pun memandang pagar rumah Mark dengan cemas.
Terlihat Mark keluar dari pintu rumahnya dan Nana yang melihatnya pun segera membuka jendela mobil dan memperingati Mark dengan suara yang pelan.
"Markk cepatt! Ada zombie di arah 10 meter di depan!" bisik Nana panik.
Mark pun menutup pagar dengan cepat dan berhati-hati lalu masuk ke mobil. Zombie itu menyadari kehadiran mereka dan berusaha berjalan dengan langkah yang lebih cepat. Mark menyalakan mesin mobil lalu mengemudikan mobil dengan cepat. Mereka berhasil kabur lebih cepat sebelum kedatangan zombie itu.
"Untung saja" kata Mark lega sambil melihat dari spion.
"Apa kamu tidak tau kalau ada zombie?" tanya Karina heran. Bisa-bisanya Mark keluar dari rumahnya tanpa dosa dan tanpa panik.
"Aku tau. Tapi jaraknya jauh jadi lebih baik aku cepat-cepat keluar saja, dan di situasi seperti itu kalian tidak boleh terlalu panik," jawab Mark dengan berusaha menenangkan pikirannya.
"Lalu jadinya, apa yang kamu bawa?" tanya Karina menatap dua tas ransel penuh yang dia bawa.
"Baju, sisa persediaan makanan, charger, powerbank, soft gun dan lain-lain," jawab Mark sambil menaruh tasnya di jok sebelah.
Mark membawa dua tas yang sangat besar, mungkin isinya terlalu banyak untuk dibawa. Situasi ini benar-benar sangat mendadak untuk diprediksi. Bahkan Nana pun bingung apa yang terjadi di sini. Entah mengapa Nana merasa sangat bingung hingga kepalanya terasa sangat sakit.
"Sekarang kita akan ke rumah Karina."
"Ok sih, tapi rumahku di area perumahan padat penduduk. Apa kalian yakin tidak apa-apa?" tanya Karina memastikan.
"Apa kamu membutuhkan pakaian atau benda penting lain tidak?" tanya balik Mark sambil tetap menyetir melewati jalanan yang sepi.
"Di rumahku tidak terlalu banyak barang yang aku butuhin sih. Setidaknya aku masih bisa meminjam Nana," jawab Karina sambil menatap Nana.
"Jika kamu ingin meminjam bajuku tidak masalah. Tapi sebelum kita ke sana, rumahku itu ada di daerah perumahan, aku tidak tau apakah di sana banyak makhluk makhluk seperti itu," sahutnya.
"Ok kita pergi ke rumah Nana saja." Mark pun mengemudikan mobilnya dengan kecepatan 60km/jam dan dia menengok jam tangannya. Jamnya menunjukkan pukul 10.32 pagi. Ini seharusnya merupakan jam pelajaran PKn di kelasnya.
Mereka pun menuju ke rumah Nana yang jaraknya tidak seberapa jauh dari rumah Mark. Butuh waktu perjalanan selama lima menit untuk sampai ke rumah Nana
Ketika sampai di gerbang perumahannya, Mark melihat sekeliling dengan hati hati.
"Ini aneh, bukannya perumahanmu ini ramai penduduk, tapi di sini sepi sekali," kata Mark dengan heran.
"Sepanjang jalan kita tidak melihat sedikit pun makhluk itu." Karina pun ikut heran.
"Kalau begitu. Ini pasti ada sesuatu yang aneh," sahut Nana, "itu tidak penting, sekarang kita harus menuju rumahku. Semoga saja nenekku dijaga oleh anjingku," kata Nana khawatir.
"Ah sial, mereka aku taruh di atas tadi pagi," imbuhnya kesal, dia lupa kalau tadi pagi dia meletakkan anjing-anjingnya di lantai atas.
Mereka pun masuk ke dalam dan mencari jalan menuju rumah Nana, dan akhirnya mereka sampai di depan rumah Nana.
Rumah Nana diapit oleh dua rumah mewah berlantai tiga. Dan di belakang rumah Nana terdapat taman cukup besar yang dibatasi pagar sekitar dua meter serta dibatasi dinding antar dua rumah tersebut.
Mark melihat dan merasakan daerah sekelilingnya sambil mengambil softgun dan peluru kecil yang dia bawa.
"Di sini sangat sepi" kata Mark sambil membuka pintu mobil.
"Semua tetanggaku di sini biasanya bekerja semua," balas Nana sambil melihat lihat sekitar.
Mark menutup matanya seperti sedang menerawang sesuatu.
"Ada delapan manusia ngga waras di rumah yang berbeda-beda tetapi agak jauh dari sini dan untungnya mereka seperti dalam ruangan tertutup," Mark pun membuka mata dan keluar dari mobil. Nana dan Karina pun menyusulnya.
Nana membuka pagarnya yang terkunci. Terlihat seperti ada bekas darah di slot gemboknya.
Dia melihat pintu rumahnya terkunci, Nana membuka pintu rumah dengan hati-hati lalu membukanya perlahan. Keadaan rumah terasa sepi. Gonggongan anjing pun tidak dia dengar.
Setelah membuka pintu rumah, dia melihat keadaan rumah dengan hati berdegup kencang dan berharap sesuatu yang buruk tidak terjadi.
Ketika dilihatnya di dalam. Betapa kagetnya Nana menatap yang ada di hadapannya, di ruang makan.
...
Sesuatu yang dia takuti sedari tadi.
Terjadi begitu saja di depan matanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
I'M CHOSEN
FantasyNana Wu, si gadis yang dibesarkan tanpa kehadiran kedua orang tuanya. Dia selalu dikucilkan di kelasnya semenjak dirinya berpisah kelas dengan sahabatnya, namun dia masih memiliki neneknya serta dua orang sahabatnya, Mark dan Karina. Tetapi suatu f...