Hujan kembali mengguyur Situbondo, Nana yang menyadarinya pun menjauhi jendela dan menutup kelambu jendela itu.
Levant hanya melihat-lihat kamar luas dengan double bed dan sofa di sana. Dia melangkah maju dan duduk di atas sofa itu.
"Lapar nggak?" tanya Nana.
"Hm sedikit, emang di tempat ini ada makanan?" Levant balik bertanya pada Nana dengan tatapan yang polos.
Nana menatap mata Levant dan membalikkan tatapannya pada cermin di depannya.
"Ah aku akan mencarinya di bawah," Nana beranjak pergi dan membuka knop pintu lalu keluar.
"Situasi apa ini? Aku bersama dengan orang yang baru aku kenal. Tatapannya begitu dalam, lembut dan ramah. Tapi aku pernah melihat sosok Levant, tapi di mana?"
Nana hanya membatin dan menerka-nerka siapa itu Levant, sosok yang pernah dilihatnya.
De javu? Oh iya aku sering de javu kan, mungkin saja itu.
Nana meyakinkan dirinya bahwa dia telah De Javu, karena dia sering mengalami sesuatu secara samar-samar, dan dia sering merasa bahwa hal-hal tertentu pernah terjadi atau pernah terlintas di pikirannya.
Lampu dilorong hotel itu menjadi redup. Nana yang takut gelap mulai meyakinkan diri dan melangkahkan kakinya perlahan.
Terdengar suara samar-samar dari kejauhan. Nana pun berlari dan mengikuti alur lorong hotel tersebut yang mengarah ke aula.
"Kita tidak bisa selamat di sini! Aku sudah cukup! Aku lebih baik mati dengan bertahan hidup daripada kita mati konyol di dalam sini!"
Suara bentakan itu semakin keras hingga akhirnya Nana ada di depan pintu aula.
Kriekk
Pintu itu terbuka, dan ada seorang wanita berdiri di hadapannya.
"Aaaa-" wanita itu berteriak dan menutup mulutnya sendiri dengan tangannya.
"Ada apa?!" susul tiga orang di belakangnya.
"Kamu? Zombie?" tanya pria paruh baya yang mengenakan kaos oblong berwarna hitam dan rambutnya yang sudah acak-acakan.
"Hah? Ngga... Aku baru sampai di sini tadi sore. Bahkan aku tidak tau kalian ada di sini," jelas Nana sambil menggoyangkan telapak tangannya.
"Bagaimana bisa? Di luar sini ada zombie? Bagaimana kamu bisa selamat dari zombie itu?" wanita di depan Nana bertanya dengan penasaran.
"Ahhh ituu... susah jelasinnya," Nana menggaruk kepalanya tanda bingung.
"Jangan-jangan dia memiliki kekuatan seperti orang yang tadi berkeliaran membunuh zombie?" ujar pria di belakang sana.
"Apa Anda tadi melihat orang memakai kekuatan?" tanya Nana dengan semangat.
"Iya, tadi dia turun entah dari langit tapi dia langsung terkejar oleh zombie dan dia melawannya. Lalu dia seperti berteleportasi. Apa kamu mengenalnya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M CHOSEN
FantasyNana Wu, si gadis yang dibesarkan tanpa kehadiran kedua orang tuanya. Dia selalu dikucilkan di kelasnya semenjak dirinya berpisah kelas dengan sahabatnya, namun dia masih memiliki neneknya serta dua orang sahabatnya, Mark dan Karina. Tetapi suatu f...