"Aku ingin kamu menyimpan ini"
"Untuk apa? Bukankah kamu yang seharusnya menyimpannya?" pria yang berdiri di depannya mulai bingung.
"Aku ingin memulai hidup yang lain bersama mereka. Aku ngga bisa membiarkan mereka terkena ancaman dari dia. Kamu tetaplah di sini dan simpanlah itu. Keluarga Devlin tidak boleh mendapatkannya. Berjanjilah," dia menyentuh tangan pria di depannya.
"Berjanjilah kamu akan kembali untukku. Aku tidak punya siapapun kecuali dirimu, hanya dirimu yang aku sayangi," pria itu memeluknya dengan lembut dan erat.
•••••
Nana terbangun dari tidurnya. Ia meraba-raba meja dan mengambil ponsel di atas meja. Jam di ponselnya menunjukkan pukul 6 pagi.
Nana melihat Levant tertidur di sofa. Wajah Levant yang terlelap begitu menyejukkan hatinya pagi ini.
Nana beranjak menuju ke kamar mandi untuk membersihkan badannya sebelum dia berangkat bersama orang yang lain untuk menuju ke pelabuhan.
10 menit berlalu, Nana keluar dari kamar mandi dan melihat Levant terduduk di sofa.
"Cepat mandi, aku ambilkan sarapan dulu," Nana keluar dari kamar meninggalkan Levant yang baru saja terbangun dari tidur.
•••
Karina terbangun dari tidurnya, ia melihat kamar hotelnya begitu remang-remang. Ia menoleh ke arah meja di sebelahnya.
"Selembar surat?"
'Ini bukanlah perpisahan, lagi. Aku hanya ingin menyelesaikan tugasku bersama seseorang. Aku ingin cepat-cepat menyelesaikannya dan bersamamu lagi seperti impian kita dulu, mungkin kamu sudah lupa. Tapi aku akan membuatmu ingat nanti.'
Brandon.
Karina begitu terharu dengan isi surat itu, begitu menyentuh hatinya. Dia membereskan barangnya ke dalam ransel yang sejak kemarin dia gendong.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M CHOSEN
FantasiNana Wu, si gadis yang dibesarkan tanpa kehadiran kedua orang tuanya. Dia selalu dikucilkan di kelasnya semenjak dirinya berpisah kelas dengan sahabatnya, namun dia masih memiliki neneknya serta dua orang sahabatnya, Mark dan Karina. Tetapi suatu f...