Malam itu, begitu sunyi namun terdengar suara keributan di tengah bangunan tempat Levant mengungsi dan orang-orang yang lainnya.
Brakkkk..
"Sudah cukup omong kosongmu!" Levant membanting meja di hadapan Jason.
"Dirimu hanyalah anak yang beruntung karena ditemukan keluarga bangsawan," Jason semakin menyulut emosi Levant.
"Dan dirimu hanyalah keturunan terkutuk yang harus keluar dari silsilah keluarga," balas Levant dengan tersenyum menghina.
Jason pun mematahkan segel di tangan dan kakinya karena emosi. Jason mengeluarkan pedang dengan lapisan api di tangannya.
Levant dengan sigap membentuk perisai di tangannya dan mendorong Jason dengan angin.
Brukkk..
Jason terbangun dan melihat mata Levant berwarna keunguan abstrak seperti galaksi.
"Huh, mata itu," Jason terus bertarung dengan Levant.
Jason menyerang tapi Levant dapat membalasnya dan menghindarinya dengan lancar.
Semua orang di sana berkumpul untuk melihat kegaduhan yang terjadi di malam yang remang-remang ini.
"Apa yang harus kita lakukan?" Vellany merangkul lengan Mark dan bingung.
"Ini gawat, kita harus apa???" Deftara menatap Mark, "apa Nana belum kembali????" tanya dia lagi.
"Aku pun bingung harus apa," ucap Mark pelan.
••••
Karina kembali berjalan menuju tempat berkumpul. Dia menatap langit yang dipenuhi bintang. Tetapi ada satu bintang terang yang semakin terang terlihat.
"Meteor?" Karina memicingkan matanya, "EH YA TUHAN METEOR," Karina langsung berlari dan berteleportasi dengan cepat.
Tapi entah kenapa meteor itu lebih cepat dari kecepatan larinya.
Booommmmm...
Angin kencang membuat dirinya terhempas dan jatuh.
"Aakhhh," rintihnya pelan.
Wushhhh...
Dia merasakan ada seseorang lewat dengan cepat, ia meninggalkan aroma mawar merah, parfum kesayangan seseorang yang bukan lain adalah sahabatnya. Apa mungkin itu adalah Nana? Dia harus segera bergegas.
Jason dan Levant berhenti bertengkar karena rumah telah hancur terkena angin dari meteor dan mereka berdua pun terhempas.
"Apa ini," Levant bangun dan melihat sekitarnya penuh dengan debu.
"Uhuk-uhuk," Jason terbatuk dan bangun perlahan.
Dari arah jatuhnya meteor itu, keluarlah seorang pria gagah, berambut biru navy. Ia menatap Jason dan tersenyum sinis.
Dia mengarahkan tangannya dan melempar batuan api ke arah Jason. Batu api itu mengarah ke Jason namun dirinya tidak memiliki kekuatan lagi untuk melawannya.
Kyuhhhhh..
Sebuah kristal seperti panah menusuk bola itu dan mendorongnya. Semua orang di situ menatap arah datangnya kristal.
"Nana....." Levant bangkit dan menuju ke arah Nana dengan tubuh yang lemas.
Nana melihat ke arah lelaki itu, "bukankah dirimu kesini untuk menemuiku? Bukan untuk menyakiti mereka," Nana berjalan ke arah lelaki itu dan meninggalkan Levant yang masih berjalan dengan lemas.
"Hm. Ayo," ajak pria asing itu kepada Nana.
Levant dengan bingung melihat Nana berbicara dengan orang asing yang ia duga adalah keturunan marga Ed, anak pertama keluarga bangsawan dan terkuat.
"Bukankah dirimu.... adalah Levant? Pria beruntung itu. Dirimu tidak seberuntung itu." Ujar pria itu.
"Giordano Ed," Jason bangkit dan menatap pria bernama Giordano itu dengan sinis.
"Oh, cucu yang tidak diharapkan, anak dari keturunan pengkhianat dan hina, Jason Devlin. Senang bertemu denganmu," Giordano menatap Jason dengan mata yang memandangnya hina dan senyuman sinis.
"Sialan!!!" Jason melempar kayu yang ada di depannya dengan penuh emosi.
Semua orang di sana menatap kepada Jason dan Giordano yang sedang saling pandang dengan tatapan kebencian, seolah-olah mereka pernah bertemu.
"Ayo pergi," Nana menghampiri Giordano yang sedang menatap semua teman-teman Nana.
"Hm ayo," Giordano merangkul pinggang Nana dan mengajaknya pergi.
Giordano mengeluarkan benda berbentuk mobil dari balik bebatuan meteorit yang baru saja menjatuhi bumi.
Mobil itu terlihat jauh lebih canggih dari yang ada di bumi.
"Nanaaa!!!" teriak Levant dengan langkah yang ringkih.Nana berbalik dan menatap Levant, dia mengubah matanya menjadi warna Jingga.
"Semua ini hanya semu, berjaga-jagalah."
Nana pun pergi meninggalkan mereka semua yang ada di sana. Karina yang baru datang pun kaget saat melihat Nana masuk ke dalam sebuah kendaraan dengan pria lain.
Levant hanya bisa melihat gadis yang baru ditemuinya pergi dengan pria lain yang tidak lain adalah keturunan bangsawan.
Kata-kata Nana melalui telepati tadi menyebabkan dia kebingungan sekaligus gelisah.
Ia hanya bisa menatap gadis yang telah dia tunggu hampir 2000 tahun pergi meninggalkannya lagi.
Aku berharap kamu akan kembali dan tidak akan pergi lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M CHOSEN
FantasyNana Wu, si gadis yang dibesarkan tanpa kehadiran kedua orang tuanya. Dia selalu dikucilkan di kelasnya semenjak dirinya berpisah kelas dengan sahabatnya, namun dia masih memiliki neneknya serta dua orang sahabatnya, Mark dan Karina. Tetapi suatu f...