Chapter 28: Sendiri

220 20 1
                                    

"Selamat datang," sapa segerombolan pria dengan mata berwarna merah bergradasi dengan biru.

Nana sontak kaget karena melihat beberapa pria datang di depannya. 

"Kalian siapa?" Nana berjalan mundur dengan pelan.

"Jangan takut, kami tau bahwa kamu akan datang kemari," tutur seorang pria di depan.

"Dari mana kamu tau?" Nana berusaha memutar otak dan mengamati situasi.

"Kami telah diramalkan untuk ini," ucap salah satu mereka.

"Perkenalkan, aku ketua dari Klan Ade, Arthur," pria bernama Arthur itu membungkukkan badannya pada Nana.

"Ah, hai. Aku Nana," suasana menjadi sangat canggung.


"Nana...." Levant menyusul di belakang Nana.

"Ah Levant akhirnya kamu datang," Nana mendekat pada Levant.

"Tuan Levant?" pria gagah itu kemudian berlutut di hadapan Levant diikuti semua pasukannya.

"Eh? Kenapa mereka semua menunduk padamu?" Nana menatap mereka semua yang menunduk di hadapan Levant dan Nana.

"Mereka adalah keturunan dari utusanku dulu." Levant berjalan mendekati mereka.

"Selamat datang tuan Levant. Ini sudah hampir keturunan yang ke seribu ratus lima puluh semenjak Anda mengutus nenek moyang kami," Ujarnya.

"Tidak usah terlalu formal begitu," ucap Levant dengan sangat santai.

"Baiklah tuan, mari ikut saya, biar rombongan Anda dikawal oleh yang lain," ajak Arthur dengan hormat.

Nana hanya ikut berjalan di samping Levant dan hanya bisa menatap Arthur, pria yang berjalan di depannya memakai kemeja yang terkena cipratan darah.

Situasi ini memang aneh, pikirnya.

Nana telah terlibat perjalanan panjang, dengan hal-hal yang tidak bisa dimengerti olehnya.

Arthur membawanya ke ruang bawah tanah, letaknya tidak jauh dari pelabuhan.

"Ruang apa ini?" tanya Nana sambil menuruninya.

"Ini adalah ruangan yang dibangun secara rahasia sejak beribu tahun lalu, dan tidak ada yang mengetahui ruangan ini kecuali keturunan kami," jelas pria yang lain sembari membuka gerbang yang terbuat dari kayu tersebut.

"Sebelumnya perkenalkan, namaku John, aku adalah keturunan murni dan anak pertama dari generasi utusan tuan Levant," imbuh John dengan tersenyum.

"Baiklah Bapak John, mengapa kamu membawa kita kemari?" Nana menjadi penasaran.

"Karena Tuan Levant harus mengetahui segala keadaan dari dua ribu tahun ini, tahun tanpa dirimu," jawab John.

"Apa keturunan Devlin itu selalu datang?" tanya Levant.

"Sebelumnya tidak, tapi semenjak aku melihat tanda bahwa bayi reinkarnasi telah lahir, beberapa pengunjung dari luar bumi ada yang datang. Bahkan koneksi saudara kami yang berada di luar negeri juga mengatakan hal yang sama," jelas John.

"Tapi karena tuan pernah menyerap kekuatan di sini dan menukar bulan dengan planet lain, itu sebabnya mereka tidak bisa menginvasi bumi dengan kekuatan," lanjutnya.

"Baguslah," Levant terlihat lega setelah mendengar ucapan John.

"Apa maksudmu menginvasi bumi dengan planet lain? Menukar bulan? Apa maksudmu?" Nana semakin tidak paham dengan topik pembicaraan mereka kali ini.

I'M CHOSENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang