Chapter 1 : Dikucilkan

2.4K 376 197
                                    

Nana Wu, seorang siswi kelas 11 di SMA ternama daerah kota Malang. Nana dibesarkan oleh neneknya karena kedua orang tuanya meninggal akibat insiden jatuhnya pesawat saat ia masih sangat lah kecil.

••••

"Nek, Nana berangkat sekolah dulu ya!" pamit gadis berambut pirang lurus sepunggung dengan nada ceria.
"Iya, hati-hati ya di jalan, jangan ngebut!!" balas wanita tua dengan rambut yang di rol memberikan senyum hangat terhadap cucunya.

Nana mengambil sepeda yang ia parkirkan di halaman depan rumah, ia menuntun sepedanya keluar melewati pagar lalu berangkat. 

Gadis yang sudah berseragam rapi itu berangkat menuju sekolah hanya dengan sepeda kayuh berwarna merah tua. Jarak sekolah dari rumah tidaklah begitu jauh, jadi Nana tidak membutuhkan motor ataupun mobil untuk berangkat dan pulang dari sekolah. Lagi pula, kondisi ekonomi Nana sangat tidak memungkinkan untuk membeli motor, karena selama ini dia hidup hanya dibiayai oleh adik dari almarhum ayah dan kakak dari almarhum ibunya.

Nana memasuki gerbang sekolah, menyapa pak satpam sekolahnya dan segera memarkirkan sepedanya di tempat parkir khusus sepeda yang sangat sepi. Ya, di sekolahnya banyak siswa-siswi yang sudah mengendarai motor atau mobil, namun Nana hanya mengayuh sepeda. Meskipun begitu dia tidak merasa malu sedikit pun.

"Nana!" teriak suara perempuan dari jauh yang berlari ke arahnya. Nana menoleh ke belakang dan menyapanya balik.

"Oh hai, Kar." Sapa balik Nana kepada sahabatnya, Karina.

"Kamu udah belajar matematika belum?" tanya Karina.

"Hari ini kan ulangan serentak semua kelas, loh! Pasti susah banget!" imbuh gadis berambut hitam dengan rambut yang terikat rapi 

"Sudah sih, tapi aku ragu sama soalnya nanti. Aku paling ngga bisa matematika, huhuhu," jawab Nana dengan kepala menunduk. Dari semua pelajaran, hanya matematika yang paling menakutkan.

"Kita beda kelas sih, jadinya aku ngga bisa bantu ngajarin kamu," ungkap Karina sambil memegang dagunya.

"Halah ngga masalah, pelajaran bab ini ngga terlalu susah, jadi it's okay." Nana menenangkan Karina yang terlihat resah di sebelahnya.

"Aku kita sekelas lagi pas kelas 12! Jadi kamu harus meningkatkan rankingmu! Aku dan Mark merasa begitu kesepian tanpamu!" Karina menepuk pundak Nana dan menyemangatinya.

"Ya seperti kelas 10 dulu." Balas Nana tersenyum pahit. Nana jadi teringat di mana rata-rata nilainya hanya selisih koma, namun dampaknya dia harus berpisah kelas dengan para sahabat rasa saudaranya.


Nana dan Karina pun sedikit berbincang-bincang hingga mereka sampai menuju kelasnya masing-masing.

"Daah! Goodluck ya!" Karina dengan melambaikan tangannya ke arah Nana.

"Ok thanks! Semangat ya!" balas Nana sambil tersenyum dan melambaikan tangannya juga.

Nana masuk ke kelasnya dan sudah ada beberapa siswa sekelasnya yang datang. Salah satunya adalah Fella. 

Selama Nana duduk di kelas sebelas dia hanya punya 2 teman kelas yang menurutnya dekat. Yang pertama yaitu Fella, gadis agak pendek dengan rambut sebahu dan Anne, gadis yang lebih tinggi sedikit dari Fella namun rambutnya sepinggang.

Mereka berdua adalah teman kelas yang menurut Nana paling dekat di kelas. Di mana ada kerja kelompok, di situ ada mereka bertiga dan ditambah 2 laki-laki yaitu Daniel dan Kevin.

"Eh Na, udah belajar?" Tanya Fella.

"Udah sih, tapi ya gitu ngga seberapa paham," jawab Nana sambil membuka tas dan mengambil buku matematikanya.

I'M CHOSENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang