Nana terbangun dari tidurnya dengan kaget.
"Kok kayak ada yang ngomong ke aku ya? Tapi kedengaran begitu nyata, tapi aku ngga inget," batin Nana sambil memegang kepalanya yang pusing karena bangun dengan kaget.
"Mungkin hanya sekedar mimpi," Nana pun menengok ke jam yang ada di sebelah ranjangnya. Sekarang menunjukkan pukul 5.10 pagi. Nana pun beranjak bangkit dari ranjangnya, menuju lemari pakaiannya, mengambil pakaian, lalu menuju ke kamar mandi.
Nana menyalakan shower yang kemudian mengalirkan air segar yang mengaliri tubuhnya. Dia berdiri di bawah siraman segarnya air dari shower.
Ia memikirkan semuanya, pikirannya masih tidak mampu mencerna situasi saat ini. Kematian neneknya tercinta, zombie yang berada di mana-mana, mimpi aneh. Kepalanya sekarang terasa penuh karena pikirannya.
Nana mengambil shampoo dan membalurkannya di atas rambutnya dan menggosok kepala dan rambutnya dengan lembut hingga penuh busa.
Setelah 15 menit berada di kamar mandi, Nana pun keluar dari kamar mandi dengan ikatan handuk terikat di kepalanya. Dia berjalan menuju ke rumah sebelah, berjalan sambil mengamati keadaan dan situasi sekitar. Dilihatnya lemari yang kemarin di ambil sudah berada di dalam rumahnya, di rumah lain, dan tempat tidur sudah dipindah ke kamar-kamar kosong.
"Kemarin aku hanya ikut bantu sedikit, lalu aku tinggal tidur. Apa itu tidak apa?" batin Nana bersalah karena kemarin malam kepalanya sangat pusing dan tidak bisa membantu banyak. Namun untunng saja ada Karina dan Mark yang mengambil alih.
Nana berjalan kembali ke rumahnya. Ia melihat karung beras tertumpuk di sebelah meja makan, ia kemudian menggendong satu karung beras lalu menuangkannya ke dalam ember tempat Nana dan nenek biasanya menaruh beras.
Dia mengambil rice cooker dari rumah sebelah, dan membawa rice cooker itu ke dapurnya yang tidak terlalu luas. Yang ada di hadapannya sekarang ada empat rice cooker. Nana mencuci beras, membaginya secara rata ke empat rice cooker tersebut.
Setelah menanak nasi, Nana mengambil wajan yang besar, mengambil serta menuangkan minyak goreng lalu menyalakan kompor.
Nana pun melihat ke dalam kulkas, "wah penuh nya kulkas. Ngga pernah aku lihat kulkas sepenuh ini," katanya dengan kagum saat melihat isi kulkasnya yang biasanya kosong menjadi sangat penuh.
Nana mencari makanan yang bisa dia masak. Akhirnya Nana mengambil ayam dan dua bungkus nugget. Dia membuka bungkus nugget dan memasukkan semua isi yang ada di dalam bungkusan itu ke dalam genangan minyak panas.
Nana kembali pada ayam yang dia letakkan di atas meja makan, dia mengambil pisau dan memotong ayam itu.
Selang beberapa menit kemudian, seseorang menghampirinya.
"Butuh bantuan?" tanya seorang cewek.
"Oh, ah Venita, pagi. Boleh," sapa Nana ke temannya yang bernama Venita tersebut.
"Pagi banget kamu bangun? Udah keliatan segar," balasnya sambil beranjak duduk di depan Nana.
"Iya, tadi kebangun, daripada tidur lagi, aku siapin sarapan aja. Biar nanti semua orang bisa langsung makan aja," ucap Nana sambil memotong-motong daging ayam tersebut.
"Sini aku bantu, ini di fillet kan?" tawar Venita sambil meraih pisau yang dipegang Nana.
"Ah makasih, iya fillet aja, aku mau tiris nuggetnya,"
Nana berjalan menuju kompor dengan wajan panas di atasnya. Dia meniriskan nugget yang sudah terlihat matang tersebut, setelah ditiriskan Nana masukkan semua nugget ke dalam baskom besar dan meletakkannya di atas meja makan.

KAMU SEDANG MEMBACA
I'M CHOSEN
FantasyNana Wu, si gadis yang dibesarkan tanpa kehadiran kedua orang tuanya. Dia selalu dikucilkan di kelasnya semenjak dirinya berpisah kelas dengan sahabatnya, namun dia masih memiliki neneknya serta dua orang sahabatnya, Mark dan Karina. Tetapi suatu f...