Chapter 20: Penglihatan

430 58 10
                                    

Setelah satu jam perjalanan dari Kota Malang menuju ke Kota Surabaya, mereka mengitari kota yang keadaannya lebih parah dari kota kelahiran mereka.

Seiring perjalanan mereka di Kota Surabaya, tidak terlihat satupun ada manusia yang benar-benar hidup. Hingga tiba-tiba...

"Stopppp berhenti!" teriak seorang pria yang berdiri lima meter dari arah jalannya kendaraan rombongan Nana. Dia berdiri di depan hotel Sheraton dan sedang memberi isyarat untuk berhenti.

Mobil rombongan mereka langsung mengerem secara mendadak. Nana yang pingsan langsung terbangun, "ada apa?" ucapnya kaget.

"Ada orang selamat!" Johnson turun dari mobilnya dan menghampiri orang yang mencegatnya.

"Kalian siapa? Dari mana?" tanya orang itu was-was sambil mengamati banyaknya mobil rombongan Johnson.

Nana-pun turun dari bis dan berjalan mendekat.

"Kami rombongan pelajar yang selamat dari Malang. Kenapa kamu memberhentikan kami?" jelas dan tanya Nana.

"Apa buktinya kalau kalian semua aman dari makhluk liar di luar sana? Apa kamu juga termasuk manusia super? Dengan kekuatan aneh?" pria itu memastikan keamanan dan kesehatan dari gerombolan Nana.

Nana melebarkan matanya, membuat matanya bercahaya pelangi, dia menghempaskan pria itu dua meter ke depan. Johnson yang di sampingnya pun terkaget melihat apa yang barusan dilakukan Nana.

"Cepat jelaskan alasan kamu mencegat kami? Apa di dalam hotel itu ada orang?" tanya Nana sambil sedikit meninggikan suaranya.

"Ah maaf. Saya adalah penjaga di tempat pengungsian ini, saya harus memastikan tempat ini aman," jelas pria itu sembari bangkit dari tanah dengan ketakutan.

Tiba tiba seorang wanita paruh baya menghampiri mereka, dia tampak berwibawa dan anggun dengan rambut sebahunya yang berwarna blonde.

"Kenapa ribut, kalian siapa?" tanya wanita itu sambil berjalan menghampiri pria itu.

"Kami rombongan yang selamat dari kota Malang. Siapa kamu?" tanya balik Nana sambil menyelidiki wanita itu perlahan. Mata Nana terlihat berkilau di bawah matahari.

Wanita itu menatap mata Nana dengan raut muka serius.

"Wanita dalam ramalan," batin wanita blonde.

"Mana rombonganmu, kalian bisa masuk ke dalam, dan kamu silahkan datang ke kamarku, ada yang ingin kusampaikan," wanita berambut blonde itu pun masuk ke dalam Hotel dan pergi meninggalkan mereka.

"Kalian semua turunlah," Johnson berbicara kepada semua temannya lewat walky talky di tangannya.

Semua pun turun membawa koper setinggi 1 meter ke dalam hotel. Beberapa temannya ada yang terkagum dengan isi hotelnya.

"Aku baru sekali ini mengunjungi Sheraton. Mewah ya," puji Vellany memandang ke atas dan melihat design interior di dalamnya.

"Haha ini masih biasa dibanding dengan yang di luar sana. Apalagi di negara lain, lebih kagum pasti," jelas Bella sambil merangkul pundak Vellany.

"Eh Na, udah pernah kesini?" tanya Vellany pada Nana.

"Belum. Ini baru pertama kali," Nana menjawab lalu pergi menuju ke tempat yang akan ditujunya.

"Yah Nana pergi. Ngga peduli deh, yang penting tempatnya nyaman," Vellany merasa sangat senang sekali di tempat ini.

"Haha biasa aja lah Vel," ucap Bella sambil tertawa melihat tingkah temannya.

"Anak-anak kampungan, baru hotel gini aja udah seneng," cibir Fella menatap rendah teman-temannya— mungkin bisa jadi dia tak kenal siapa mereka.

Fyushhhhh

I'M CHOSENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang