6

4.1K 661 62
                                    

Aku turun dari mobil sembari menggendong tas ransel merah muda pemberian dari kak Doyoung. Aku melihat rumah besar di depanku, beberapa pendapat melintas di kepalaku. Sangatlah banyak karena rumah ini tak kalah besar dan mewah dengan rumah Nyonya Kim.

"Ayo masuk." ucapan Jiho membuatku buyar dari lamunan.

Aku mengikutinya sampai di dalam rumah.

"Hey! Ayolah! Dimana kalian? Aku datang!"

Tiga gadis turun dari tangga yang berbalut ambal berwarna putih dan cokelat. Mereka terlihat sangat cantik, wajahnya yang ramah dan manis membuat hatiku merasa tenang.

Agak berbeda dengan wajah sinis Jiho. Ya, baiklah, aku akan mengaku bahwa aku tak menyukai Jiho. Sifatnya sering berubah-rubah, bahkan aku berpikir bahwa dia mempunyai kepribadian ganda.

"Dia adalah Kim Nana. Adik angkatku."

Lihat? Sekarang dia mengenalkan diriku dengan nada suaranya yang lemah lembut, seperti seorang kakak kandung yang sedang mengenalkan adik kandungnya kepada orang-orang. Apa dia lupa bahwa aku adalah anak kecil yang membuatnya marah cuma karena menabrak punggungnya?

"Aku Kim Lisa. 20 tahun, panggil aku kakak, atau mungkin Lisa."

Wah! Dia adalah orang pertama yang memintaku untuk memanggilnya dengan sebutan kakak, selain kakak-kakak perempuan di panti asuhanku dulu. Senyumannya terlihat manis dan lembut, aku menyukainya.

"Kim Umji. Panggil aku Umji. Umurku 19 tahun. Akan menyenangkan bila kau memanggilku dengan sebutan kakak."

Dia adalah gadis pemilik kulit yang paling putih daripada gadis yang lainnya. Dia menunjukkan senyuman riangnya.

"Aku Kim Sohye. Panggil aku Sohye unnie. Umurku 18 tahun. Apa kau ingin minum cokelat hangat? Aku juga membuatkanmu kukis cokelat." cakapnya sembari tersenyum dan ternyata dia benar-benar menyambutku di rumah ini.

Kami semua dikomando oleh kak Sohye untuk duduk di meja makan. Di mejanya sudah ada makanan yang kak Sohye bilang dengan tambahan makanan ringan lainnya. Aku berpikir jika aku tinggal di sini selama satu minggu, badanku pastinya akan terisi oleh makanan manis dan lezat.

"Whoa! Jika aku menginap lebih lama lagi, pasti berat badanku akan naik. Tapi, terima kasih Sohye." ujar Jiho.

Ternyata, pemikirannya sama denganku.

"Selamat makan!" ucap semuanya. Lalu kami menyantap makanan ringan sembari menonton televisi yang berada di sebelah kanan dinding dapur.

Makanannya sangat enak dan manis, membuatku melahapnya dengan cepat. Sekitar mulutku terlihat cokelat dan cream yang menempel. Aku membersihkannya menggunakan kedua telapak tanganku. Tapi aku merasa jika sedari tadi Jiho menatapku dengan tatapan jijik dan sinis.

"Menjijikan." gumam Jiho.

Aku memperlambat kunyahan makanan di dalam mulutku, merasa jika ucapan itu untukku, sindiran.

Kak Sohye yang melihatnya segera mengambilkan tisu untukku, "Ini. Makanlah yang banyak."

Aku tersenyum dan mengambilnya.

"Wajahmu menjijikan, terlihat sekali, hahaha."

Jiho mengatakannya dengan seolah-olah jika itu adalah sebuah candaan. Mereka pun tertawa canggung dan segera minum. Diikuti dengan diriku juga yang meneguk segelas air putih.

"Ini sudah jam sepuluh malam. Aku mengantuk, ayo kita tidur di kamar atas." ungkap Umji yang lebih dulu menaiki tangga.

"Aku akan tidur bersama Lisa." kata Jiho sambil merangkul bahu Lisa.

Guardian [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang