26

1.4K 186 11
                                        

"Nana? Nana!" seru Doyoung saat melihat Nana mulai sadarkan diri. "Oh syukurlah."

"Dimana-"

"Kamu di rumah sakit, Na Jaemin yang bawa kamu. Sekarang dia udah pulang." kilah Doyoung sebelum Nana sempat bertanya.

"Ah begitu."

"Teman-teman kamu datang menjenguk, kakak harus lanjut kerja. Kakak gak bjsa ninggalin kantor terlalu lama, kakak pergi dulu ya."

Kakak laki-laki Nana itu mulai menghilang dari pandangannya, berganti dengan sahabat-sahabatnya yang sekarang tengah mengerubunginya. Melemparkan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan kesehatan dan apakah dia baik-baik saja.

Tak ada yang menyeruak tentang kabar Park Woojin si pelaku, namun ketika keadaan hening, Nana malah bertanya tentang pria itu.

"Apa itu beneran Woojin? Gue kira gue cuma lihat orang yang mirip dia, ternyata memang bener dia. Tapi kenapa dia ngelakuin itu ke gue?"

"Kayaknya dia dapet perintah itu dari Yerim karena Woojin naksir banget sama wanita uler itu. Dia bego banget, bego." ceplos Daehwi yang kemudian diakhiri dengan helaan napas, dia menunduk dengan raut wajah sedih dan membuat Nana bingung.

Setelah mengeluarkam julidannya kenapa dia malah tampak sedih?

Semua orang disana kecuali Nana menampakkan wajah simpati mereka, bukan untuk Nana melainkan untuk Park Woojin.

"Kenapa? Ada apa dengan Woojin?" Nana yang peka terhadap mimik wajah mereka, lantas bertanya.

"Dia... dia tewas dibunuh tadi malam, tepat setelah kejadian yang lo alamin." jawab Somi.

Sontak Nana terkejut, kejadian yang tidak terduga ini keluar dari mulut sahabatnya.

"Beneran?" tanya Nana tidak percaya dan dijawab oleh anggukan lesu dari mereka semua.

"Ck dia pantas ngedapetin itu, lagian dia udah buat diri lo dalam bahaya. Iya kan? Gue gak salah?" celetuk Siyeon dengan amarah yang masih terpendam kepada Woojin yang sudah mencelakakan sahabat baiknya itu.

Semua setuju dengan pernyataan Siyeon.

"Siapa yang bunuh dia?"

"Belum ada yang tau, polisi lagi cari pelakunya. Kasus yang seharusnya milik lo jadi teralihkan dengan tewasnya pelaku setelah mencoba untuk bunuh korban. Abis berlagak jadi pelaku pembunuhan, gak lama kemudian langsung jadi korban. Hm menarik, the real karma instan." ungkap Haechan.

"Gue curiga kalau lo pelakunya." ucap Daehwi sok bergidik ngeri, mengundang tawa mereka semua yang ada di dalam kamar.

Tapi hati Nana mengganjal, seperti ada ruang kosong disana yang seharusnya ditempati, tapi ia tak kunjung datang. Ia merindukannya, Na Jaemin, kenapa harus langsung pergi setelah menyelamatkan dirinya? Seharusnya Nana sedang berterimakasih kepada Jaemin sekarang. Tapi apa daya orangnya tidak ada.

"Kami tetep bakal dateng ke pemakaman Woojin hari ini. Lo belum pulih sepenuhnya jadi lo gak perlu dateng. Lo harus istirahat yang cukup." kata Somi.








***








Yerim beranjak pulang setelah mendoakan dan menaruh bunga di pemakaman woojin. Jujur saja, ia sangat kaget setelah mengetahui akibat dari kematian woojin, sangat mengenaskan dan kasus percobaan pembunuhannya terhadap hana membuat yerim merasa sangat bersalah. Sebegitu terobsesikah dia kepada diriku? pikirnya.

Siang itu hujan turun, yerim berjongkok di pinggir jalan karena merasa kakinya lemas. Sambil menunggu jemputan, ia mengingat-ingat masa lalunya dengan Woojin. Hanya kenangan menyedihkan yang bisa ia ingat, sarkasnya pada Woojin, ia sangat sering menolak perlakuan apapun yang Woojin berikan padanya.

Guardian [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang