11

3.4K 465 32
                                        

Seorang gadis sedang duduk di luar ruangan menunggu kabar baik oleh dokter. Ia terus membendung tangisannya yang tak kuasa ia tahan. Layaknya menunggu sebuah keajaiban datang. Ia juga sedang menunggu kakaknya yang tiap hari kerja paruh waktu di rumah-rumah para bangsawan.

Dokter keluar dari ruang operasi, gadis itu berharap penuh jika ia akan mendengar suatu hal yang dapat membuat hatinya tenang.

"Ibumu harus dirawat inap."

"Hm? Iya baik, tolong bantuannya dokter yang terpenting ibu saya masih bisa bernapas."

Ia sudah tak memikirkan apa yang akan dilontarkan dari mulutnya itu. Hatinya berdegup kencang tanda panik dan sedih sedang tercampur aduk. Setelah dokter masuk, kakaknya datang sambil berlari kencang.

"Siyeon! Gimana?"

Gadis itu mengangguk, memaksakan dirinya untuk tersenyum pada kakaknya. Kakaknya yang melihat keadaan baik pun menghela napas lega.

"Huff... syukurlah. Lebih beruntung lagi tadi kakak abis terima gaji."

"Kak, aku juga mau bantu. Aku mau melamar pekerjaan."

Perkataan Siyeon membuat wanita di hadapannya melotot.

"Enggak! Gak boleh, urus aja sekolah kamu. Pikirin nilai kamu dan jangan pernah pikirin urusan orang dewasa. Pergilah, kakak yang akan urus ibu."

"Kak, kalau gitu aku berhenti les aja."

Kakaknya kembali terpancing emosi, ia tak tahu apa yang harus dilakukannya. Tak tau pada siapa ia harus melampiaskannya. Berakhir dengan tangan kanannya yang siap membuat pipi kanan Siyeon memar.

Untungnya itu tidak jadi terjadi. Tangan Sooyoung ditahan oleh seorang siswa berseragam yang sama dengan seragam sekolah siswa Siyeon.

"Jangan sakitin adik kamu, dia cuma mau berusaha bantu dan maaf kalau saya ikut campur."

"Siapa kamu?" kaget Sooyoung yang masih dengan amarahnya.

"Chenle?"








***








Hari yang melelahkan. Nana membuka pintu dengan sisa tenaganya yang bisa dianggap sangat rendah dan butuh segera diisi kembali.

"Aku pulang!" serunya seperti biasanya.

Ia melintasi ruang tamu yang sepertinya sedang kedatangan seseorang.

"Nana!" sahut seseorang.

Saat dilihat, ternyata itu adalah kakak laki-lakinya. Tumben sekali kakaknya pulang cepat seperti ini, biasanya ia bahkan bisa balik ke rumah saat lewat tengah malam. Doyoung orang yang terlalu banyak bekerja keras. Jujur saja, sebenarnya Nana tak menyukainya jika kakaknya seperti itu.

Doyoung kelelahan setelah menghidupi adiknya ini yang merepotkan. Doyoung berjalan kearah adiknya dan menatap penuh interogasi.

"Kamu lagi bosen ya?"

Sejak kapan gadis itu bisa bosan di kehidupannya yang sekarang. Nana merasa punya banyak teman, kakak yang baik hati, nenek sebagai orangtuanya, dan segala hal yang membuatnya senang. Jenuh? Mungkin Doyoung hendak mengajaknya pergi liburan.

Guardian [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang