"Makasih Haechan." ucap Nana sambil memberi helmnya pada Haechan.
Haechan mengambil helm itu dan turun dari motor spot hitamnya. Nana pun heran dengan Haechan yang malah turun dari motor dan bukannya pergi untuk pulang ke rumah.
"Ayo silakan masuk." kata Haechan mengajak Nana untuk masuk ke dalam rumah.
"Ini rumah gue curut!" kesal Nana sambil memukul pundak Haechan.
"Oh iya? Berarti gue salah rumah." canda Haechan yang masih berdiri melihat sekeliling teras rumah Nana.
Haechan dan Nana pun masuk ke dalam rumah. Kedatangan mereka disambut oleh kesunyian ruang tamu. Haechan menaruh tas ranselnya di sofa ruang tamu, tatapannya tak lepas dari foto masa kecil Nana.
"Cantik." gumam Haechan.
"Lo mau minum apa?" tanya Nana sambil tersenyum melihat Haechan yang terpaku menatap bingkai foto masa kecilnya.
"Gue mau minuman soda dingin aja." jawab Haechan.
Baru saja Nana ingin pergi, tapi Bibi Han muncul dari balik pintu dapur. Bibi Han berlari kecil ke arah Nana.
"Nana, nenek ada di rumah sakit. Tadi dua keluar kamarnya untuk ambil minum yang udah habis, pas itu bibi lagi ada di pasar. Bibi gak tau kalau minumannya bakal abis secepat itu. Waktu bibi pulang dari pasar, bibi lihat nenek yang udah terkapar di lantai sama serpihan gelas kaca. Maafin bibi yang ceroboh ini."
Nana langsung melihat ke meja dapur, yang dibawahnya masih terpampang bekas serpihan gelas kaca. Tanpa pikir panjang Nana bergegas menjenguk neneknya ke rumah sakit bersama Haechan.
Nana mengeratkan tangannya yang gemetaran sedari tadi, melihat neneknya yang sedang terbaring tak sadarkan diri dalam keadaan koma. Haechan yang di sampingnya terus menatap Nana yang hampir mengeluarkan air matanya. Tangannya berusaha meraih pergelangan tangan Nana, tapi usaha itu tak berhasil karena Nana segera menutupi wajahnya memakai kedua tangannya. Suara sesegukan terdengar di kedua telinga Haechan, gadis itu menangis.
Ceklek.
Suara pintu terbuka membuat Doyoung mengarahkan kepalanya ke depan pintu yang terbuka. Dilihat adik sepupunya sedang menutup pintu kembali dan berjalan ke meja samping ranjang. Ia menaruh sebuah bunga tulip berwarna merah muda di pot bunga yang kosong.
"Kak Doyoung, biar Umji yang menginap di sini selama beberapa hari, Umji sengaja ambil cuti."
"Makasih, Umji. Haechan, mendingan kamu pulang aja, Nana bakal pulang sama kakak." ucap Doyoung.
"Gak kak. Biar Haechan aja yang nganterin dia."
"Yaudah deh. Aduh maaf, kepala kakak sedikit sakit."
Doyoung memegangi kepalanya dan menenggelamkan kepalanya di ranjang.
"Kayaknya kak Doyoung belum makan malam. Umji sengaja bawa makanan dari rumah, mendingan kakak makan dulu."
***
Siyeon duduk di kursi tunggu. Dengan tangannya yang ia eratkan satu sama lain. Chenle yang melihatnya langsung meraih tangan Siyeon dan menggenggamnya erat.

KAMU SEDANG MEMBACA
Guardian [✔]
FantasiNa Jaemin seorang keturunan dewa pelindung yang berkali-kali menyelamatkan Nana dari kejamnya dunia. © copyright 2017 by piyoowo