4 Tahun kemudian
Nana membuka kedua matanya, berjalan kearah knop pintu, membersihkan tubuhnya. Lalu mengambil sesuatu untuk dipakai, seragam sekolah. Ke lantai bawah untuk sarapan pagi, memeluk nenek dari belakang. Tentu saja dia kaget seperti biasanya.
"Hah? Ya ampun, kamu ini! Untung aja jantung nenek masih sehat. Sekarang cepat sarapan, kakak kamu udah nunggu di depan teras. Hampiri dia, beri teh ini."
Nana tertawa saat nenek mengucapkan kata-katanya. Gadis itu mengambil tehnya dan berjalan ke teras rumah.
Seperti biasanya, kakak laki-lakinya terlihat serius saat membaca koran yang dipegangnya dengan setelan jas biru tua kerja miliknya. Nana duduk di kursi samping dan menaruh teh di meja. Doyoung terkejut saat Nana menaruh teh itu, ia melipat korannya dan menatap adiknya.
"Kamu yang buat?" tanya Doyoung.
Nana menggeleng.
"Sejak kapan aku bisa buat itu?" kelakarnya.
Doyoung berdecak kesal.
"Hm. Cepat makan sarapannya, terus berangkat sekolah. Kakak gak mau terlambat kerja. Kamu juga gak mau terlambat dateng ke sekolah kan?"
Nana mengangguk sebagai jawaban.
***
"Dahh! Belajar yang benar!" seru Doyoung sedikit berteriak.
Nana tersenyum lebar dan melambaikan tangannya ke mobil yang sudah melaju.
"Ya! Dadah kakak!" balas gadis SMA itu.
Nana melangkahkan kedua kakinya ke dalam kelas dan duduk di kursinya. Pagi ini sedang sepi, aneh. Hanya ada beberapa siswa yang sesekali menghela napas pasrah dan memutar kedua bola matanya.
Sedangkan tidak ada siswi lagi yang terlihat di kelas ini, hanya ada Wonhee, Naeun, dan Mina, tiga siswi yang mempunyai sifat lebih dewasa daripada murid-murid yang lainnya.
"Nana!"
Sahabatnya menyapa dari luar kelas, ia baru saja datang. Park Siyeon, dia adalah teman Nana dari awal sekolah disini, salah satu siswi yang baik hati.
"Siyeon!" sahut Nana padanya.
"Ngomong-ngomong tumben banget kelas ini sepi. Eh Nana, lo tau enggak pas gue lagi mau jalan ke kelas gue liat banyak banget cewek-cewek yang lagi kumpul di depan ruang guru." papar Siyeon.
Nana mengangkat bahunya sambil menaikkan alis.
"Mungkin murid-murid yang dihukum."
"Enggak! Ini banyak banget! Bahkan gak terhitung jumlahnya, bagaikan sepuluh kelas lagi digabung, kakak kelas perempuan juga ikut berdiri disana. Bahkan gue lihat Yeri, Nakyung, dan Winter lagi ada disana dengan kelakuannya yang cabe banget." tuturnya penuh penekanan.
Baru saja Nana ingin membalas perkataannya lagi tapi guru pelajaran jam pertama sudah datang sembari membawa buku-buku tebal yang khas di tangan. Diiringi dengan siswi-siswi kelas yang berkumpul di depan ruang guru, habis sudah riwayat mereka.
"Bukannya masuk kelas, kalian malah sibuk berdiri di depan ruang guru cuma untuk lihat anak baru itu? Dimana sikap disiplin kalian? Kelas kita selalu terkenal karena sikap buruk dari murid-muridnya! Kalian harus dihukum, dengan itu sebelumnya biarin murid baru itu untuk mengenalkan diri terlebih dahulu. Na Jaemin, silahkan masuk." kata Pak Lee berpidato.
Para siswa-siswi merasa sangat bosan saat melihatnya mengoceh di depan kelas, semua murid malah mengacuhkannya.
Seorang lelaki tampan atau anak baru tersebut masuk ke dalam kelas bersamaan dengan itu para siswi-siswi ada yang berteriak histeris, ada yang membisikkan sesuatu, tersenyum malu, dan sejenisnya.
"Selamat pagi semuanya. Perkenalkan nama saya Na jaemin, kalian bisa panggil saya Jaemin. Hm saya manu-"
"Bego!" teriak seorang siswi.
Semua sontak kaget dan memandang ke arah suara Chu Won Hee. Tidak bisa dipercaya sebab dia adalah satu-satunya siswi yang dianggap paling anggun di sekolah ini. Namun barusan gadis itu menampilkan sisi gelapnya.
Wonhee akhirnya sadar dan menatap balik mereka gugup. Apalagi saat Jaemin melihatnya bingung seperti anak kecil yang sedang tersesat.
"Ma-maaf. Maksud saya maaf saya gak perhatiin anak baru itu, tadi saya lagi nonton youtube di handphone. Hahahaha."
"Baik, lanjutkan." kata pak lee.
Anak baru itu menggeleng,
"Enggak ada lagi pak."
"Silakan duduk di kursi belakang Nana."
Ia mempersilahkan siswa itu untuk duduk di meja belakang kursi Nana. Tapi anak baru itu tetap diam dengan wajahnya yang bingung, kenapa?
"Nana!" jerit pak lee sambil memukul penggaris ke meja Dino.
Tentu saja Dino dan Jihoon terkejut dan berhenti melakukan hal konyol yang sedang mereka kerjakan.
Oh iya! Gadis itu melupakan sesuatu, astaga guru itu membuat dirinya jantungan. Nana mengangkat tangan kanannya sebagai pertanda bahwa ia adalah siswi yang bernama Kim Nana.
Na Jaemin menatapnya dan diam di tempat, ia spontan membuyarkan senyumannya.Tunggu! Apa Nana salah lihat? Dia hampir saja menangis, matanya berlinang -linang? Nana merasa apa yang dilakukannya terlalu keras untuk anak baru itu? Apa ia berbuat hal yang membuat Jaemin sedih?
Apakah Nana sudah melakukan hal buruk padanya? Gadis itu barusan membuatnya menangis? Sepertinya cowok itu mempunyai hati yang sangat lembut, bahkan bisa dibilang lembek. Sekarang ia benar-benar meneteskan air matanya, tentu saja para siswa-siswi menatap Nana dan Jaemin bergantian
Ya Tuhan, apa salahku?
TBC

KAMU SEDANG MEMBACA
Guardian [✔]
FantasyNa Jaemin seorang keturunan dewa pelindung yang berkali-kali menyelamatkan Nana dari kejamnya dunia. © copyright 2017 by piyoowo