4

5.2K 812 113
                                    

Waktu pulang sekolah tiba, kak Doyoung melambaikan tangannya kepadaku sambil tersenyum, aku berlari ke arahnya.

"Hmm? Ada apa dengan seragammu?" Kak Doyoung melihat tanah basah di pinggir seragamku.

Lantas, aku pun menunduk sedih mengingat kejadian memalukan tersebut.

"Ceritakan saja kepada kakak, apa yang terjadi?" tanya Doyoung dengan nada serius.

"Kita pulang dulu saja kak."

Setelah sampai di rumah, aku langsung terus terang menjelaskan mengenai apa yang baru saja kualami di sekolah pada hari pertama.

"Ada seseorang yang membenciku. Begitu juga dengan Park Siyeon." jelasku kepada kak Doyoung.

"Apa kau mengenal mereka?" lanjut Doyoung.

"Mereka satu kelas denganku. Hanya saja aku tidak mengetahui nama mereka."

"Tapi kau ingat wajah-wajah mereka bukan?"

Aku pun mengangguk.

"Ibu bisa saja mengeluarkan mereka dari sekolah, tapi itu bisa sedikit sulit. Kita bisa mengeluarkan mereka, tapi jangan terlalu percaya diri. Kakak yakin Nana tidak punya niat untuk melakukan hal yang seperti itu."

Kak Doyoung tersenyum.

"Ganti pakaianmu. Setelah itu turun ke bawah untuk makan malam. Kita akan membicarakan ini bersama ibu."

Setelah makan malam, Yeri dan Jiho masuk ke dalam kamar masing-masing. Di meja makan, hanya tersisa, diriku, kak Doyoung, dan Nyonya Kim.

"Apa yang ingin dibicarakan?" celetuk Nyonya Kim.

"Saat aku menjemput Nana, aku melihatnya dengan keadaan seragam kotor dan rambut acak-acakan. Setelah sampai di rumah, aku memintanya untuk menceritakan apa yang terjadi. Jawabannya adalah, dia mendapatkan perlakuan kekerasan dari temannya. Tidak! Bukan temannya. Tidak ada seorang teman yang menyakiti temannya." papar Doyoung.

"Siapa pelakunya?" Nyonya Kim menatap kak Doyoung dengan tatapan datar.

"Mereka satu kelas dengan Nana. Tapi Nana tidak mengetahui nama mereka." Kak Doyoung menatapku dan Nyonya Kim bergantian.

"Besok, tunjukkan wajah mereka."

Sesudah pembicaraan di meja makan, aku bergegas ke kamar untuk tidur dengan kak Doyoung yang ikut mengantarku. Aku naik ke kasur dan meletakkan kepalaku di atas bantal yang empuk.

"Tidurlah yang nyenyak." kak Doyoung menarik selimut untukku.

"Kakak."

"Hm?"

"Ada yang ingin kukatakan."

"Apa itu?"

"Aku melihat seorang pria yang aneh di sekolah. Dia berjas hitam, begitu juga dengan topinya. Aku melihatnya pertama kali, saat ada orang-orang yang menyerangmu di kedai es krim."

"Mungkin itu hanya perasaanmu."

"Tidak, kak. Dia menyelamatkan kita. Aku benar-benar melihatnya. Aku juga melihatnya di jendela itu tempo harisekitar 5 detik. Ia menghilang saat angin berhembus. Terakhir kali aku melihatnya saat ia menghalangi mereka yang mengejarku. Ia menghilang bersama gerombolan anak pembully itu."

Guardian [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang