24

1.4K 173 2
                                    

Cup!


Saat bibirnya menempel dengan bibir gadis itu, sekelebat bayangan menghampirinya seperti sebuah tanda buruk. Setelah ikatan bibir itu terlepas, Jaemin tertegun.

"Jangan deketin Woojin." ujar Jaemin.

Yeri menaikkan alisnya. "Hm? Kenapa?"

"Pokoknya hindari dia." ulang Jaemin.

"Yaudah kalau itu mau lo. Gue bakal jauhin dia dan ngedeketin lo, itu kan maksudnya?"

"Ck cewek gila ini bisa buat gue gila."

Jaemin tak menggubris perkataan Yerim, ia hanya bangun dari duduknya dan meninggalkan gadis itu.

"Woy Jaemin! Kita belum selesai!" Walaupun dia sudah berteriak berkali-kali, Na Jaemin tetap kukuh meninggalkannya dan akan menghampiri Nana besok pagi saja.


Setelah hampir sampai pintu ia berhenti,

"Kalau Nana ke sini, bilang aja sama dia untuk gak nunggu gue dan suruh dia balik ke kamarnya." kata Jaemin yang membuat Yerim menganga tidak percaya.

Sesudah kejadian tadi, ia masih tetap mengkhawatirkan Nana?

Keesokan paginya, siswa-siswi sibuk mengepak barangnya karena hari ini mereka akan kembali ke Seoul, meninggalkan pulau Jeju yang memberi banyak kenangan indah bahkan buruk. Tapi dibalik semua itu, setelah liburan ini mereka akan kembali ke rutinitas sekolah dan menghadapi ujian.

Seperti yang sedang terjadi, hari ini Yerim sedang belajar dengan Woojin di meja kantin.

"Apa lo sengaja ngajak gue belajar di tempat strategis begini? Gimana caranya gue bisa fokus ngerjain soal?" cerocos Yerim.

Tiba-tiba Woojin menyambar buku yang ada di depan yerim, mengambilnya lalu menutupnya, membuat sang empu terkejut.

"Lo juga harus istirahat dan banyak makan. Jangan terlalu fokus sama buku, nanti lo sakit." khawatir Woojim.

"Gue... sakit dan bisa stres kalau lo bertindak kayak gini." Yeri tertunduk dan segera mendongakkan kepala lagi saat sebuah pikiran terbesit.


"Yer?"

"Woojin, bukan ini yang gue mau. Yang gue mau itu Jaemin, buat dia... gak. Kalau lo gak bisa bikin Jaemin jadi milik gue, mestinya lo bisa bantu buat singkirin Nana. Cuma itu harapan gue yang gak lebih dan gak sulit." Gadis itu menggenggam kedua tangan woojin sembari menatapnya dengan penuh arti.


"Park Woojin, lo pasti bisa ngelakuin itu untuk gue. Gue berharap banyak sama lo, tolong bantu gue buat pisahin Nana dari Jaemin. Kalau memang perlu sekalian buat dia pergi dari dunia ini." Kalimatnya diakhiri dengan sebuah senyuman yang tampak mengerikan, tapi tidak bagi seorang Woojin.


Saat ini Nana sedang mengambil buku di perpustakaan, sembari menggumamkan lagu kesukaannya, ia membawa buku-buku itu menuruni tangga menuju kelas. Langkahnya selaras dengan nada yang sedang ia gumamkan. Sepertinya gadis itu sedang memiliki mood yang baik.

Guardian [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang