Apa Sesal Mu?

5.3K 1.8K 58
                                    

Can't you hear my silent word? - Windy

...

"Akhirnya saya ketemu kamu." Tama tersenyum senang karena mendengar suara Yudha yang berbicara dari kejauhan, pemuda tuna netra itu menuju sumber suara Yudha yang tidak jauh dari danau tempat favoritnya.

"Tama? Kok?" Heran Yudha.

"Saya kenal suara kamu."

Yah Tama tidak bisa melihat, Satu-satunya cara menandai orang yang dikenalnya hanya dengan suaranya.

"Kamu bicara dengan siapa? Windy?" Tama antusias, Yudha menggeleng cepat meski Tama tidak akan bisa melihatnya.

"Dia bicara sama akulah Tam, elah. Eh, btw Tama emang ganteng banget yah pantes aja Windy betah ngintilin dia." Rasti berceloteh dan mengitari Tama yang masih berdiri didekat Yudha.

"dasar genit!" Cibir Yudha.

"Siapa yang genit?" Tama heran, masalahnya dia sedari tadi hanya berdiri di tempatnya. Lalu apanya yang genit?

"Bukan kamu Tama tapi yang ku ajak bicara, dia juga bukan Windy dia hantu lain. Eh, duduk," Yudha mengarahkan Tama agar duduk disampingnya, sebuah kursi berwarna putih yang tadinya diduduki Yudha dan Imarasti.

"Terimakasih, Jadi kamu benar-benar bisa melihat mereka?"

"Iya, saya bisa melihatnya." Yudha tersenyum.

Yudha memiliki keturunan bisa melihat sesuatu yang tidak kasat mata, ayah dan pamannya juga bisa melihat hal yang sama.

Ada keheningan saat Tama dan Yudha duduk bersama, sedangkan Rasti hanya bernyanyi kecil menghilangkan kebosanannya.

"Jadi, Windy dimana sekarang?" Tama memulai pembicaraan mereka.

Yudha menikmati mata hari sore di langit yang sudah mulai menguning, sedangkan Tama hanya bisa menikmati angin yang berhembus disana sembari membayangkan apa yang Yudha lihat sekarang.

"Saya tidak tahu Tam, semenjak kejadian itu saya tidak pernah bertemu Windy lagi. Rasti juga, Rasti itu teman Windy, dia juga hantu dia sedang tes vokal sekarang." Yudha melirik Rasti yang asik bermain-main dengan ilalang yang ditiup angin.

"Haha Windy punya teman? Ah, saya senang mendengarnya." Tama tertawa ringan.

Windy termasuk orang yang pemilih dalam berteman, mungkin karena dia sedikit minder dengan keadaannya tapi selama Windy hidup Temannya memang hanya Tama.

Mendengar Windy punya teman selain dirinya rasanya senang sekaligus melegakan untuk Tama, Windy-nya beradaptasi dengan baik.

"Kamu dekat dengan Windy semasa hidupnya?"

"Sangat," Tama menjawab cepat "Sekarang Windy bagaimana? Saya ingin bertemu, banyak yang saya ingin katakan pada Windy."

"Seperti yang saya bilang, saya tidak pernah melihat Windy lagi setelah hari itu. Tapi satu yang perlu kamu tahu Tama, Windy itu dalam keadaan yang tidak baik sekarang," Yudha menepuk tangan Tama yang masih mengenggam tongkat berjalannya.

Tama menoleh ke arah Yudha

"Apa maksud kamu? Tidak baik bagaimana?"

Yudha menghelas nafas.

"Dia mungkin masih punya 21 atau 20 hari untuk bisa menyebrang. Arwah seperi Windy tidak boleh selamanya di dunia kita Tama, mereka harus menyebrang ketempat seharusnya."

"Ke surga?"

"Surga, akhirat, atau apapun kalian menyebutnya. Itu rahasia Tuhan."

Ada beberapa hal yang diketahui manusia, tapi sisanya itu rahasia Tuhan. Yudha hanya memberitahu apa yang dia ketahui.

"Kenapa Windy belum menyebrang kalau begitu?" Tama penasaran, jika memang seperti itu aturannya harusnya Windy tidak boleh berada di sini.

"Dia tidak bisa menyebrang sebelum menyelesaikan penyesalannya, hantu memang terkadang seperti itu. Tapi dalam kasus Windy baik, sehingga dia memiliki energi postif. Ada juga yang hantu yang memiliki dendam yang terlalu dalam, berniat membalasnya, energi yang dihasilkannya negatif dan dia selamanya tidak akan bisa menyebrang,"

"Dalam kasus Windy dia masih bisa menyebrang Tama, masih ada beberapa hari sebelum hari ke 1000 kematiannya. Jika lewat dari itu Windy akan terjebak disini dan perlahan berubah menjadi energi negatif selamanya." Sambung Yudha dengan nada meyakinkan hingga hanya bisa Tama menelan salivanya kasar mendengarnya.

Tama kira segala urusan akan selesai jika seseorang sudah meninggal, tapi Tama salah.

Urusan yang sebenarnya baru dimulai saat seseorang sudah meninggal, sama seperti Windy. Seakan gadis itu dipaksa memilih menjadi orang baik atau jahat.

"Jika Windy jadi negatif, maksudnya bagaimana?"

"Kalian biasanya menyebutnya roh jahat, diakan selamanya di dunia sampai kiamat, saya tidak tahu selanjutnya itu rahasia Tuhan yang pasti itu tidak akan baik Tama."

"Jadi-"

"Satu-satunya jalannya adalah menyelesaikan penyesalan Windy, hingga dia bisa menyebrang dan pergi dengan tenang." Potong Yudha yang sudah menebak arah pertanyaan Tama.

"Apa penyesalan Windy?"

"Penyesalannya yang pertama cintanya yang tidak sampai pada kamu, dan penyesalannya yang kedua membuat kamu kehilangan penglihatan kamu Tam."

- To Be Continued -

(Don't forget to touch the stars below if you like the story 😊 👉🌟)

SILENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang