It's a beautiful life, stay by my side even just a minute. - Yudha
...
Windy selalu ingin punya adik laki-laki, dekat dengan Mark membuatnya seperti kakak perempuan Mark.
Meski kadang Mark mengoceh kala Windy membangunkannya di pagi hari, atau mematikan tv ketika Mark asik bermain game.
Tapi itu karena Windy perhatian dengan Mark, merasa dekat dengannya, meski ia hanya sesosok arwah yang meminta bantuan pada Mark.
Windy memang sempat sakit hati dengan kata-kata Mark beberapa waktu yang lalu, tapi Windy perlahan sudah melupakannya.
Lagi pula Mark tidak salah, ia berkata benar. Bicara dengan Tama? Mimpi macam apa itu Windy?
"Kak, masih ketemu hantu yang cerewet itu gak?"
Hantu cerewet?
"Hhhh itu loh hantu yang nempel sama Yudha, temen sekolah ku."
Ah, Rasti? Tidak. Aku tidak pernah menemuinya lagi, aku takut, Yudha selalu meminta ku menyebrang, aku tidak bisa jika Tama belum bisa melihat lagi.
Mark memutar kursi belajarnya, menatap Windy yang tengah terduduk di kasurnya sekarang.
"Kak Windy ngerasa ada yang aneh gak sih sama Rasti ini? Maksudnya, dia memang hantu yang dekat dengan Yudha tapi kenapa Yudha tidak pernah memaksa Rasti menyebrang?"
Mungkin karena Rasti belum terlalu lama mati.
Windy tidak yakin dengan jawabannya, kika memang benar Rasti adalah arwah yang baru meninggal mengapa dia bisa memegang benda lebih cepat dari Windy, memiliki energi yang sepertinya sangat besar, dan masih banyak kejanggalan lain.
Atau mungkin dia tidak bisa menyebrang sama seperti ku Mark.
"Hemmm." Mark mengetuk-ngetuk pulpen ditangannya ke meja belajar di depannya.
Windy yang cukup dekat dengan Rastipun tidak yakin dengan yang ia ucapkan, segala kemungkinan sekarang sedang berputar di kepala Mark.
"Kakak nemuin Rasti deh, Jangan takut sama Yudha, dia pasti ga akan minta kakak menyebrang lagi. Aku bosen ngeliat kakak di kamar aku, aku butuh sendiri kak." Mark menarik kedua ujung bibirnya tersenyum terpaksa, mengusir Windy secara halus.
Windy mengambil ancang-ancang memukul Mark tapi diurungkannya dan langsung menghilang.
"Iya, Rasti tidak bisa menyebrang karena dia masih hidup Windy, dan dia bisa jadi salah satu kunci kita agar kamu menyebrang."
🍃🍃🍃
"Hey, Kok disini?" Windy melambai dan berlari kecil ke arah Rasti. Dalam perjalanan ke rumah Yudha, Windy melihat Rasti terduduk disebuah café, Windy bersyukur karena ia tidak akan bertemu Yudha.
Windy Rindu. Windy memamerkan giginya yang rapi.
"Muka aku emang ngangenin sih, adu adu cini peyuk kakak Rasti." Narsis Rasti.
Rasti adalah perempuan penuh percaya diri, Windy yakin semasa hidup Imarasti banyak memiliki teman.
Melepas pelukan kangen keduanya, Windy jadi penasaran mengapa Rasti ada disisni, di sebuah café? Mungkin ini café langganan Rasti selama hidup, pikirnya.
"Senang yah ngeliat mereka berdua senyum dan ketawa kayak gini?" Rasti menatap dua orang perempuan yang tengah mengobrol akrab sembari mencicipi kue yang dipesannya.
Windy menangangguk, dulu ia juga ingin punya teman perempuan tempatnya berbagi cerita, cerita tentang Tama.
Tapi apa mau dikata teman Windy hanya Tama, dan ceritanya tentang Tama hanya Windy simpan untuk dirinya sendiri.
"Tapi aku akan sedih melihat mereka menangis dan khawatir karena aku." Rasti berubah menjadi sendu, matanya berkaca-kaca berusaha menahan tangisnya.
Memangnya mereka siapa?
Rasti mengusap matanya yang berair lalu mengulas senyum.
"Sahabat ku Wind, dia Inggita, dia Sarah."
Windy tidak tahu pasti perasaan Rasti sekarang ini.
Mungkin Rasti sedih kehilangan teman-temannya, Untuk hal itu Windy mengerti, ia juga sakit kehilangan Tama.
"Aku menemui mereka untuk yang terakhir, Melihat tawa mereka. Aku juga senang kamu disini, kamu juga teman ku Wind."
Kamu mau kemana Rasti? Apa maksudnya?
"Hehe, Ketempat yang jauh."
Kamu mau menyebrang?
"Iya, sudah waktunya."
Rasti hanya tersenyum dengan wajah pucatnya, sedangkan Windy telah memenuhi kepalanya dengan banyak pertanyaan dan heran dengan begitu banyak kebetulan.
Apakah ini juga kebetulan kala Mark memintanya menemui Rasti hari ini?
Bukan itu yang penting. Sekarang Windy sedih karena harus kehilangan lagi.
- To be Continued -
Double up yeiii!! Tinggalkan komentar dan vote kalian. Terimakasih. 😊😉
(Don't forget to touch the stars below if you like the story 😊 👉🌟)
KAMU SEDANG MEMBACA
SILENT
Teen FictionSebelum pergi untuk selama-lamanya, Windy punya satu permintaan kecil. Yaitu mengatakan i'm sorry and i love you pada Pratama Langit Hadiputra. Tapi bagaimana? She's life in a silent forever.