Ada satu hal yang memuat Yudha cukup tercengang. Melihat Rasti dalam bentuk arwah yang ceria dan bebas berlarian kesana-kemari membuat ekpektasi Yudha terhadap kehidupan nyata Rasti tinggi, namun pada kenyataannya kecelakaan yang dialami Rasti tidak hanya mempengaruhi otaknya namun juga membuat kakinya lumpuh.
"Panggilin Inggita aja bisa gak? Kamu gak perlu gendong aku ke kursi roda gini?" Protes Rasti saat Yudha dengan cekatan memindahkan tubuhnya dari bangsal ke sebuah kursi roda.
"Aku berat." Tambahnya.
"Enggak, ringan gini kok," Yudha dengan pelan mendudukan Imarasti dan tersenyum manis, "Tuh kan udah".
Rasti tersipu, senyuman Yudha benar-benar healing smile baginya. Andai dulu saat SMP Yudha sering tersenyum seperti itu pasti Rasti adalah pemuja rahasia yang paling beruntung di dunia.
"Wah aku baru keluar kamar setelah sekian lama, terimakasih Yudha." Rasti dengan begitu ceria bergerak tidak bisa diam diatas kursi rodanya.
Yudha mengacak pelan puncak kepala Rasti. "Sama-sama."
Windy dari belakang mengikuti keduanya, rasanya Windy bahagia melihat Rasti dan Yudha seperti sekarang sebagai dua manusia dengan alam yang sama, dalam diam Windy mendoakan mereka berdua berada dalam satu garis jodoh.
Ah, Andai ia dan Tama juga bisa seperti itu. Namun apa boleh buat Windy sekarang hanya sesosok arwah yang berpasrah pada keadaanya.
Tama menghilang, ya walaupun Tama ada tetap saja ia tidak akan bisa melihat dalam jangka waktu singkat, 5 hari.
Setidaknya sebelum Windy lupa ia ingin melihat Tama disaat terakhir. Karena roh jahat tidak akan bisa mengingat kejadian apapun, atau siapapun di kehidupannya sebelumnya, roh Jahat hanya akan mejerumuskan manusia ke arah yang salah hingga kiamat datang.
Meskipun pada akhirnya Windy akan menjadi roh jahat, setidaknya Windy ingin Tama mengenangnya sebagai Windy, gadis bisu yang dijaga dan dicintainya.
"Oh ya Yudha, kita kan gak akrab. Kenapa tiba-tiba kamu jenguk aku?" Rasti menggosok-gosok dagunya.
"Kitakan temen SMP Ras." Yudha menjawabnya tanpa beban.
"Tapi kita gak seakrab itu, aku tebak kamu juga gak tahu aku kelas berapa,"
"Kita sekelaskan?"
Rasti mendengus kesal, Sekelas apanya? Yudha kelas 1.C sedangkan Rasti kelas 1.A
"Eh? Enggak yah?" Yudha menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Yah mana Yudha tahu, wali kelasnya saat SMP saja Yudha tidak ingat apalagi Rasti yang kata Inggita cuma mengaguminya dari jauh.
"Ah, Bodo ah." Sebal Rasti.
Gadis itu lalu memandang Windy yang tengah mengadahkan kepalanya keatas, memandang langit yang sedang mendung.
"Yudh, Kalau Windy benar-benar ada. Berarti Tama juga ada?"
Rasti mengingat dengan pasti di dalam mimpinya Windy mencintai seoarang manusia yang bernama Tama, pria tampan yang suka makan lolipop melon.
"Ada, tapi sekarang Tama hilang, Windy sedang mencarinya." Yudha juga ikut memandang Windy, teman hantunya yang sebentar lagi menghilang.
"Windy bukannya harus menyebrang?"
Yudha mengangguk.
"Tapi sepertinya tidak bisa, Windy akan tetap disini tapi tidak sebagai Windy." Yudha menunduk lalu tersenyum pahit.
Mengapa takdir jadi sekejam itu pada Windy?
"Ah? Maksudnya gimana?"
Yudha menggeleng mengabaikan pertanyaan Rasti, pemuda itu malah kembali mendorong kursi roda Imarasti dan sengaja menambah kecepatannya hingga Rasti berteriak girang.
Untuk beberapa saat Rasti merasa sangat hidup.
"Tambah lagi kecepatanya, tambah!" Rasti sudah memajukan tinjunya seperti superman. Namun Yudha malah berhenti mendorongnya.
"Loh, Kenapa berhenti Yudh?" Rasti mengikuti arah mata Yudha yang mengarah pada satu objek, gadis itu kemudian menutup mulutnya tidak percaya.
Sampai sekarang Rasti masih mempercayai sosok Windy dan Tama hanyalah sebuah mimpi.
Meski saat melihat Windy-Rasti takjub karena Windy benar-benar mirip dengan apa yang ia mimpikan selama ini.
Kini gadis itu dibuat menganga karena Tama di dalam mimpinya juga persis dengan seseorang yang kini di pandang Yudha.
"Itu Tama kan?"
-To be Continued-
(Don't forget to touch the stars below if you like the story 😊 👉🌟)
KAMU SEDANG MEMBACA
SILENT
Teen FictionSebelum pergi untuk selama-lamanya, Windy punya satu permintaan kecil. Yaitu mengatakan i'm sorry and i love you pada Pratama Langit Hadiputra. Tapi bagaimana? She's life in a silent forever.